"Lu bertiga lagi ngapain deh?"
Jayden yang baru saja pulang mengantar kekasihnya menatap Bimo, Yuriko, dan juga Chaera heran. Pasalnya ketiganya sedang mepet ditembok sembari fokus menatap rumah yang hanya terhalang tiga rumah dari kost-an ini.
"Syuutttt," ketiganya menaruh jari telunjuk mereka didepan bibir dengan kompak, Jayden seketika kicep. Tidak ambil pusing dirinya mulai memarkirkan motornya dan masuk kedalam kost, dilihatnya ada Roila, Jea dan juga Jefran yang sedang asyik dengan ponselnya masing - masing.
"Tiga curut masih nempel tembok ya Jay?" Jayden memang tidak langsung masuk ke kamar, dirinya ikut duduk lesehan dengan Jefran, Jayden hanya mengangguk. "Ngapain sih mereka? Kurang kerjaan amat." Ujarnya sembari membuka toples berisi cimol kering milik Roila kemudian memakannya.
Baru akan membuka mulut, ketiga orang yang menjadi bahan pembicaraan masuk dengan ekspresi yang tidak bisa mereka jelaskan.
"Gila, ternyata beneran selingkuh dong!" Chaera menggelengkan kepalanya tidak habis pikir, Roila yang merasa tertarik dengan berita yang dibawa sontak saja langsung menyimpan ponsel miliknya. "Kasian banget, mana sekarang bu Tiwi lagi hamil anak keempat, eh suaminya malah selingkuh." Yuriko menggelengkan kepalanya tidak habis fikir.
"Emang lagi musim selingkuh sih, untung gue cowok setia." Bimo berujar sembari tersenyum bangga. "Pacar lu La, hati - hati tujuh taun gak menjamin pacar lu setia." Perkataan itu keluar dari mulut Jefran, Roila sontak memukul pelan kepala pemuda itu.
"Sembarangan kalo ngomong, biasanya do'a jelek itu suka mental!" Roila berkata dengan kesal. "INI JUGA SATU KENAPA MAKAN CIMOL GUE!" Roila berteriak kesal kemudian merebut toples cimol kering yang dari tadi dimakanin sama Jayden, Jayden sendiri hanya nyegir.
"Nanti gue pesenin lagi tiga biji di tiktok live."
"Jangan percaya jayden, hoax cimory gue aja belum dia ganti!" Chaera ikut mengompori Roila.
"LAPER BANGETT!" Semuanya serentak menoleh kearah tangga, Lira baru turun dengan penampilan khas bangun tidurnya. "Ada makanan gak didapur?" Tanyanya setelah duduk disebelah Jea yang masih asik memainkan ponselnya. "Gue masak sih tadi, tapi kayanya makanannya udah abis sama Devan sama Juna, tau mereka kalo makan porsi Kuli." Jea menjawab tanpa menoleh, matanya masih asyik membalas chat dari sang tunangan.
Lira cemberut, sedangkan Bimo menggeleng - gelengkan kepalanya. "Makanya bangun tuh jam 7 pagi, ini jam tiga sore baru bangun. Gak baik neng perawan bangun sore - sore."
Lira melotot horror kearah Bimo. "Gue baru tidur jam lima subuh ya!" Belanya.
"Tunggu aja bentar lagi pasti ada tukang cuanki lewat," tak lama setelah Roila mengatakan hal itu, benar saja terdengar suara teng teng teng.
Semua orang yang ada disana menatap roila dengan takjub. "Kok lu bisa tau itu tukang cuanki lewat?" Chaera bertanya dengan takjub, Roila sendiri hanya tersenyum bangga.
Sedangkan Jefran hanya memutar kedua bola matanya malas. "Gimana gak tahu, kerjaan dia kalo dikost semua tukang jualan yang lewat dia suruh berhenti."
"Gue memberi rezeki sama yang dagang."
"Lu baru bangun lir, jangan langsung makan cuanki deh. Makan nasi dulu, beli nasi padang sono depan komplek." Chaera menasehati.
"Males ah kalo makannya sendiri mah."
"Yok sama gue, gue juga laper nih. Bungkus aja lah, makan dikost." Jayden bangkit.
Lira menatap horror kearah Jayden. "Males ah sama lu, ntar kalo cewek lu tau ribet. Udah tau pacar lu itu ribetnya gak ketulungan!"