Jayden masuk dengan cengiran lebarnya, tidak peduli dengan muka Bimo dan juga Dika yang terlihat masam.
Setelah huru-hara tentang hilangnya cowok itu, Jayden dengan watados pulang dua hari kemudian dengan tanpa beban. Ingin rasanya Bimo mengeplak kepala cowok itu.
"Gak usah gitu dong brodiii, gue bawa oleh-oleh dari bali nih." Jayden mengangkat beberapa papperbag yang dibawa untuk anak-anak kost.
"Lu pulang dulu gak? Kasian orang tua lu." Jea datang sembari membawa sepiring makanan sehatnya. Sepertinya gadis itu baru selesai melaksanakan olahraga ringan.
Jayden hanya mengangguk. "Aman, gue mau tidur dulu ntar malem balik ke rumah."
Jea hanya mengangguk. Tak lama Mira datang dengan wajah agak panik mendekati mereka berempat.
"Ada yang bisa anterin gue gak ya? Gue harus ngasihin ini ke temen gue di kampus." Mira menunjukan sebuah flashdisk di tangannya.
"Gue mau sih, tapi harus mandi dulu. Gapapa nunggu?" Jea menjawab sembari menyimpan makanannya. Mira menjadi tidak enak dibuatnya.
"Sama gue aja caw lah, buru-buru kan?" Jayden menatap kearah Mira.
Mira terlihat ragu, dirinya mencoba menatap Bimo dan Dika yang hanya meringis. "Gue lagi gak bisa bantu nganter mir, sorry sama Jayden aja ya?" Bimo berkata dengan tidak enak.
Begitupun dengan Dika.
"Cewek lu gimana? Gue beneran gak mau urusan sama dia nanti."
Jayden mengedikan bahunya. "Gak usah di pikirin, udah ayo! Buru-buru kan katanya?"
Mira meringis kemudian mengangguk. "Thank you Jay, nanti baliknya gue traktir sarapan di solaria deh ya."
Jayden hanya tersenyum, menunjukan lesung pipit miliknya. "Udah ayo, gak usah repot."
Dika dan Bimo saling berpandangan. "Putus ya si Jayden sama Keisya?" Tanyanya begitu Jayden dan Mira sudah pergi.
"Lu inget chat si mirta gak? Yang nanyain ke si kei, jawaban ceweknya acuh gitu. Kayanya emang lagi berantem." Dika menjawab menurut pemikirannya.
Bimo menggeleng-gelengkan kepalanya. "Bisa berantem juga itu anak, padahal bucin mampus."
"Dari sebuah hubungan pasti bakal ada ngerasa jenuh sih, mungkin mereka berdua lagi jenuh aja." Jea ikut menimpali.
"Lu juga gitu gak sama tunangan lu je?"
Jea mengedikan bahunya. "Pernah, tapi sekarang gue gak pernah bosen sama dia." Jawabnya sembari tersenyum. Sontak saja Dika dan Bimo langsung memasang ekspresi muntah.
"Pagi-pagi udah banyak paket aja, punya Lira nih?" Yuriko tiba-tiba saja datang masih dengan baju tidurmya. Dika mengernyit. "Lu cuci muka gak sih Yur? Minimal cuci muka sebelum turun."
Yuriko langsung saja memberikam death glare kepada Dika, "Gue udah sikat gigi malahan! Emangnya gue elu?!"
"Oleh-oleh dari Jayden itu, nanti bagiin aja." Jea menjawab pertanyaan dari Yuriko.
Yuriko mengernyit. "Terus anaknya mana sekarang?"
"Nganterin Mira ke kampus."
Baru akan membuka mulutnya untuk kembali bertanya, Dika sudah lebih dulu membekap mulut Yuriko. "Gak usah banyak tanya deh, lu bukam wartawan!"
"LEPASIN!! TANGANLU BAU DIKAAA!"
Dika hanya mengedikan bahunya tidak acuh. "Wangi gini, idung lu bermasalah kayanya!"
"Enak ajaa, idung gue normal ya! Coba aja tanya si Bimo!"
Bimo yang sedang membalas pesan dari gebetannya hanya menoleh sekilas. "Tolong jangan libatkam gue dalam rumah tangga kalian itu."