Mike baru saja turun dari kamarnya, hari ini dirinya hanya ada kelas sore, suasana kost juga terasa sepi mungkin semua penghuninya masih diluar.
"Oh, mike mau pergi?" Mike menoleh kekanan dan menemukan presensi Jehan yang sedang duduk sembari menikmati jus jeruk didalam gelas. Mike menghampiri Jehan dan berhighfive, "Bang, lagi nunggu Roila?" Tanyanya basa - basi.
Jehan ini memang sudah mengenal semua anak kost, bagaimana tidak kenal jika hampir seminggu dua kali pacar Roila itu mengunjungi tempat ini.
Jehan menggeleng. "Lagi nunggu Devan, mau sparing basket dilapang komplek. Ngapain nungguin Roila, dia udah gede ini."
Jehan memang sudah bekerja, kebetulan hari ini dia sedang libur dan Dika menghubunginya untuk sparring basket, Jehan yang sedikit gabut tentu saja tidak menolak.
Mike hanya tersenyum sembari menggelengkan kepalanya, tidak heran kelakuan Jevan ini memang diluar angkasa.
"Ngapain disini pak? Mau ngemis ya?" Keduanya menoleh, mereka menemukan presensi Roila yang baru saja turun dari Motor milik Mirta, keduanya terlihat seperti baru saja pulang dari kampua.
Jehan menutup mulutnya dramatis, "Kamu selingkuh sama Mirta ay? Tega banget!" Ujarnya dengan nada dibuat - buat. Mirta yang ada dibelakangnya tertawa, "Yaa sorry bang, kayanya gue lebih cakep dari lu makanya roila kecantol." Mirta ikut meladeni drama Jehan. Sementara Mike hanya menatap ketiga orang itu dengan datar.
"Gue duluan deh ya, takut telat." Mike menyalami kembali Jehan dan Mirta.
"Yoo, hati - hati mikee."
Setelah kepergian mike, roila menghampiri sang kekasih kemudian merangkulnya dengan senyuman. Jehan yang melihatnya mengerutkan keningnya.
"Laper," Roila tersentum tanpa dosa. Jehan memutar kedua bola matanya malas, sudah bisa menebak apa yang diinginkan kekasihnya ini.
"Minta aja tuh sama selingkuhan kamu!" Jehan menunjuk Mirta dengan dagunya, Roila mengerucutkan bibirnya dengan kesal. "Jahat banget sih! Aku selingkuh beneran nanti kamu ngamuk!"
Jehan tersenyum kemudian mengacak rambut raline dengan pelan. "Yaudah ayo, makan deket lapang futsal aja ya. Aku mau sparring nih sama Dika!"
Raline mengangguk dengan semangat.
"Ta, bilangin ke Dika gue duluan ya. Berak dia lama."
Roila mencubit pelan pinggang Jehan. "Jorok ih!"
Dan Jehan hanya tersenyum watados sementara Mirta memilih masuk daripada menonton pasangan absurd didepannya.
****
"Buset run, gue kira siapa tadi." Aruna nyegir tanpa dosa setelah mengagetkan Yasha yang sedang mengisi air minum kedalam gelas.
"Itu rok apa gak kurang pendek?" Sindirnya sembari melirik tampilan Aruna dari atas kebawah. Gadis itu sekarang sedang cosplay menjadi Shimizuu karena dia memang akan berencana menonton Haikyuu dengan Lira.
Aruna mengeplak Yasha dengan pelan. "Matanya dijaga tolong!"
"Buset runa, ini gue pake ginian doang gapapa emang?" Keduanya mebolwh menemukan presensi Lira yang hanya mengenakan kaos dan celana jeans serta jaket baseball dan topi.
Yasha tertawa melihatnya. "Salah kostum lu lir, harusnya cosplay nih kaya si Aruna." Aruna mendelik kemudian dengan cepat meraih lengan Lira. "Yasha gak usah didengerin, gapapa kok pake gini juga."

YOU ARE READING
ninenty-seven kost
Literatura Kobiecakostan dengan penuh keragaman dari para penghuninya