13. Ketabrak

404 62 6
                                    

"Mendingan gak?" Mirta bertanya dengan pelan.

Lira hanya mengangguk saja. Mahen baru saja pulang dari kampus saat melihat Lira yang berdiri linglung di depan dapur, kebetulan tadi sepertinya hanya ada gadis itu di kost.

"Abisin, makan yang banyak."

Lira memincingkan matanya menatap kearah Mirta, "Lu jadi soft gini karena kasian kan sama gue?!" Mirta refleks mengangkat jarinya dan menyentil pelan kening Lira, hal yang membuat gadis itu meringis dan protes dengan mata melotot. "Apa gue gak takut!" Mirta balik melotot.

"Gue gak kasian sama lu, gue emang baik. Lu nya aja gak pernah terima dan denial terus kalo gue emang care sama temen-temen gue." Mirta melanjutkan.

Lira mendengus. "Gue gak heran kenapa banyak cewek yang baper, tapi gue gak akan mempan ya sorry."

Mirta tertawa. "Abis ini mampir supermarket ya, kulkas kost kosong banget kan? Alesan lu kenapa tadi planga-plongo di dapur."

Lira hanya berdehem.

"Abis balik ke kost jangan ngurung lagi, kasian yang lain. Mereka khawatir li sama lu."

"Lu juga khawatir sama gue?" Lira bertanya tanpa aba-aba. Mahen mengangguk. "Gue khawatir."

Dan Lira hanya terdiam setelahnya. "Gue pengen beli es cream nanti." Lira berkata mengalihkan.

"Gue kasih asal gak minta mobil civic." Mirta tersenyum lebar setelahnya, Lili hanya memutar kedua bola matanya malas. "Gue mampu beli sendiri ya, sorry!"

"Li,"

Lira menoleh. "Gue gak tau seberat apa masalah lu, di khianati itu emang sakit banget gue paham rasanya, gue pernah ngerasain soalnya."

Hening kemudian..

"Tapi gue tau lu kuat, lu boleh sedih tapi jangan terlalu lama. Oke?"

Lira menatap Mirta dengan lama, "Lu kenapa bisa putus sama Jila?"

Mirta terdiam, seakan tersadar jika pertanyaan mungkin adalah hal privacy Mahen, Lira menunduk. "Sorry, gak usah dijawab kalo lu gak nyaman." Setelahnya Lira mengambil Jus Strawberry miliknya dan meminumnya.

"Jila selingkuh."

Dan Lira sukses tersedak minumannya, Mirta yang panik refleks berdiri dan berpindah posisi yang sebelumnya ada di hadapannya Lili menjadi disebelah gadis itu. "Li yaampun sorry, sorry." Tangan kanan Mirta mengusap punggung Lili dengan pelan, sedangkan tangan Kirinya mengambil tissue yang ada di sebelahnya.

Dengan telaten Mirta ikut mengusap beberapa sisa jus yang tidak sengaja tersembur.

Lira hanya terdiam. "Ta, lu gak jijik?"

****

Roila sedang ada di basement apartemen kekasihnya -Jehan- dirinya sadar jika kemarin sepertinya dia terlalu emosi, tujuannya kesini tentu saja untuk memberi kekasihnya itu surpise. Dengan telaten, lengannya mengambil belanjaaan yang sebelumnya dirinya beli sebelum datang kemari.

Jehan sangat suka memakan masakannya, jadi hari ini dirinya akan memasakan sesuatu untuknya.

Baru saja akan keluar, dirinya mengurungkan niatnya turun saat melihat seseorang yang juga masuk ke dalam gedung apartemen tempat tinggal jehan. "Kak Sonia?"

Perasaannya tiba-tiba resah. Kenapa juga Sonia ada disini?

Sonia sendiri adalah pacar pertama Jehan, satu-satunya wanita yang bisa membuat Roila cemburu, jika soal Sonia Roila selalu tidak percaya diri. Apalagi Jehan dan Sonia masih berhubungan baik.

ninenty-seven kostWhere stories live. Discover now