8. Pocky

500 62 8
                                    

Semua penghuni kost berkumpul diruang keluarga tanpa terkecuali, semuanya menunggu penjelasan dari Jefran mengenai keadaan wajah tampannya yang terlihat mengenaskan.

Jefran tidak bisa lagi menghindar, dirinya merasa terharu karena teman - temannya ini sangat memperhatikannya. BahkanJea dengan repot membuatkannya bubur karena khawatir dengan kondisi rahangnya, dan Mira juga dengan telaten mengobati lukanya yang belakangan hanya dia kompres menggunakan air dingin.

"Sebenernya ini agak memalukan buat gue diceritain."

Jefran mengatakan kalimat pembuka yang membuat semua orang disana mengernyit tapi tetap menyimak.

"Gue di keroyok sama anak buahnya kak Bagas, sebenernya salah gue sih." Jefran menunduk sembari membuang nafas berat.

"Bagas Management angkatan 20?"  Lira menebak tepat sasaran karena setelahnya Jefran mengangguk.

"Kok bisa dikroyok? Lu buat masalah apa emang sama dia?" Kali ini Juna yang bertanya, Jefran tidak langsung menjawab dirinya meringis kemudian memalingkan wajahnya kesembarang arah agar tidak menatap teman - temannya.

"Gue nembak ceweknya."

Dan perkataan Jefran setelahnya sontak saja mendapat sorakan dari yang lainnya.

"Lu dodol apa gimana anjir?" Bimo tentu saja tidak tahan untuk tidak menghujat Jefran.

Aruna menghela nafas kemudian menatap teman - temannya satu persatu. "Gak usah disalahin temennya, kita dengerin dulu penjelasan Jefran, dia belom beres."

Bimo memilih untuk kembali diam.

"Kalian pasti tau lah ya kak Wendi, gue suka sama dia udah beberapa bulan terakhir ini. Gue sebelumnya gak tau doi udah punya pacar, karena sejauh kita jalan bareng dia fine - fine aja bahkan beberapa kali ngodein kapan gue nembak dia."

Jeda sesaat sebelum Jefran kembali menjelaskan.

"Sejauh kita jalan bareng gue nyaman sama dia, dia cantik, asik, supel juga bahkan gue udah dua kali diajak kerumah dia. Dan minggu kemaren gue memutuskan buat nembak dia. Tapi sial banget dia ternyata udah pacaran bahkan tunangan sama kak Bagas bahkan sebelum suka jalan sama gue, usut punya usut mereka lagi berantem dan gue dijadiin pelampiasan doang. Sial banget gak tuh gue? Makin sial karena ternyata si Bagas ini tempramentnya jelek banget, gue dikeroyok."

Roila adalah orang pertama yang berseru dengan kesal setelah mendengar cerita dari Jefran. "Ceweknya sih yang gak ngotak! Kok tega banget anjir?! Terus dia tau gak lu digebugin gini sama tunangannya?" Roila berkata dengan agak emosi.

Jefran mengangguk. "Dia udah minta maaf, tapi ya gitu dia juga gak bisa ngapa - ngapain."

Juna menghela nafas kemudian menatap Jefran dengan prihatin. "Perlu dibales gak tuh cowok?" Tanyanya sambil menyikap lengan kaosnya keatas. Devan yang melihat Juna seperti itu bergidik. "Buset takut banget gue sama berandalan FT."

"Tenang aja jef, ntar gue kalo papasan sama dia gue timpuk pake tas celine gue." Lira menepuk punggung Jefran seolah sedang menghibur pemuda itu.

Chaera ikut mendekat. "Buat cewek mah tenang aja, temen - temen gue cakep ntar gue kenalin. Blacklist aja lah si winda winda itu." Ucapnya dengan tampang serius.

ninenty-seven kostWhere stories live. Discover now