15. Penjelasan

191 48 7
                                    

"Demi apa bang Jehan selingkuh?!" Chaera bertanya dengan heboh.

Roila tidak bisa tidur, pikirannya sangat amat penuh memikirkan kekasihnya dan juga Mike yang ada di rumah sakit.

Pada akhirnya disinilah dirinya sekarang, di kamar milik Chaera sembari menceritakan kegundahannya. Mereka tidak berdua, ada Yuriko juga disana.

"Lu jangan asal nyimpulin dulu, kalian juga udah pacaran tujuh tahun. Coba lu udah nanyain langsung gak ke kak Jehan?" Yuriko bertanya sedangkan Roila menggelengkan kepalanya.

"Gue langsung cabut, soalnya kan gak lucu kalo gue buntutin terus mereka ke gep ciuman." Roila cemberut, Yuriko dan Chaera kompak memutar kedua bola mata mereka. Untung saja Lira tidak ada disini, jika gadis itu ada disini sudah dipastikan Roila akan terkena toyoran Cinta dari gadis itu.

"Tapi alasan lain dia bohong sama gue! Jelas-jelas gue liat dia masuk apartement sama kak Sonia. Tapi pas gue telpon dia malah bilang lagi di apartement bang Satria, kalian tau gue paling gak suka dibohongin." Roila kembali berkata dengan lirih.

Chaera dan Yuriko saling berpandangan.

"Tapi sorry aja nih la, lu enteng banget minta putus. Tujuh tahun loh, kalian gak mau bicarain dulu baik-baik? Komunikasi itu penting loh." Yuriko mencoba memberi pencerahan. "Lagian nih ya, lu ini gak keliatan sedih kaya orang putus. Kalo gue mungkin udah nangis bombay tujuh hari tujuh malem." Yuriko menambahkan.

Chaera mengangguk, setuju dengan pernyataan yang dilontarkan oleh Yoriko.

"Gue sedih, gue mau galau. Tapi gue keburu panik karena nabrak orang. Untung yang gue tabrak Mike, coba kalo orang lain. Gue udah dipenjara kali sekarang."

"Heh mikirnya!"

"Chaer lu masih bangun gak?!" Ketiganya menoleh saat mendengar suara pintu kamar Chaera yang diketuk. Dari suaranya sih sepertinya yang datang ini Yasha.

"Masih, kenapa?" Chaera bangkit kemudian membuka pintu kamarnya. Benar saja, ada Yasha didepan kamarnya.

"Gue mau minta tolong bantuin nugas, ini bahasa inggris. Lu tau gue gak jago," Yasha tersenyum lima jari. Sedangkan Chaera hanya memutar kedua bola matanya malas.

"Lu liat jam gak? Ini jam 2 subuh! Gak bisa besok apa?"

Yasha sontak saja langsung memasang wajah memelas. "Besok dikumpulnya, mana kelasnya jam 7 lagi."

Chaera masih mendumel, tapi akhirnya dirinya luluh juga untuk membantu Yasha setelah cowok itu berjanji akan membelikan tas incarannya. Lagipula yang membuat Chaera heran, Yasha kan anak Teknik kenapa meminta bantuannya mengerjakan essai bahasa inggris? Tapi dia gak peduli yang penting dapet tas baru.

Sedangkan Chaera pergi membantu Yasha. Yuriko dan Roila juga bangkit, memilih untuk kembali ke kamarnya untuk tidur karena waktu sudah semakin larut.

****

"Oh bang Jehan? Nyari Roila ya?"

Jehan tersenyum kemudian mengangguk. "Dari kemaren hpnya mati. Jadi gue dateng, anaknya belum berangkat kan?"

Devan meringis. "Yah bang, telat Roila udah dari subuh ke Rumah sakit."

Jehan mengernyitkan dahinya. "Kok ke rumah sakit? Pacar gue kenapa emang?"

Devan ikut bingung. "Lu gak tau bang? Si Roila kemaren nabrak si Mike. Anaknya sampe dirawat, gue belum tau pastinya. Tapi ntar sore gue mau jenguk sama anak kost yang lain. Mirta juga jaga dari semalem."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 20 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ninenty-seven kostWhere stories live. Discover now