10. Bakso Mercon

400 51 1
                                    

"Belum tidur la?"

Roila yang sedang berdiam diri di depan kulkas menoleh menemukan presensi Jefran yang membawa gelas kosong dan berjalan mendekatinya.

"Baru bangun, dan gue laper."

Jefran menggelengkan kepalanya tidak habis pikir. Jam menunjukan pukul sepuluh malam sekarang dan bisa-bisanya gadis ini bilang kalo dia baru bangun.

"Gue ketiduran pas ngerjain laporan tadi, bukan sengaja tidur ya!" Mengerti isi pikiran teman kostnya ini Roila menjelaskan tanpa diminta. Jefran sendiri hanya mengedikan bahunya.

"Dua porsi dong, gue juga laper nih."

Roila menatap sinis kearah Jefran, tapi tak ayal gadis itu tetap mengeluarkan bakso dan beberapa bahan lainnya di dalam kulkas. Dirinya akan memasak bakso mercon, dia ngidam pengen makan ini udah dari beberapa hari yang lalu.

Tak lama hanya ada hening diantara keduanya, sepertinya penghuni lain memilih berdiam di kamarnya masing-masing.

"Minimal bantuin gue potongin baksonya jef, lu jangan mau makannya doang ya!" Roila membawa bakso, tatakan, dan pisau kehadapan Jefran. Jefran yang asik scrool tiktok terpaksa menyimpan ponselnya dan mulai memotong baksonya menjadi seperti bunga seperti di intruksikan.

Sementara Jefran mengurus bakso, Roila mulai mengupas bawang, dan cabai untuk kemudian dia haluskan menggunakan cooper.

Terlalu asyik dengan kegiatan memasaknya baik Roila dan Jefran tidak sadar jika bel kost mereka berbunyi. Mike yang kebetulan agak sensitif dan mendengarnya bahkan mengernyit heran saat melihat dua temannya itu malah asyik memasak.

"Kirain di bawah gak ada orang." Mike berujar. Roila dan Jefran menoleh secara bersamaan.

"Laper juga Mik? Sini join gue masak banyak kok baksonya." Roila menawarkan.

"Sebelum itu, kalian gak denger bel kost bunyi dari tadi?"

Roila dan Jefran menggeleng secara bersamaan.

Tak lama dari itu Juna, Aruna dan Lira juga ikut keluar, mungkin agak terganggu dengan suara bel.

"Gak ada adab banget anjir, ini jam berapa coba!" Juna menggerutu kesal.

"Coba liat di jendela dulu takutnya itu bukan orang." Jefran berkata dengan watados, yang tentu saja langsung disambut cubitan di tangannya. "Gak usah sompral ya!" Roila melotot.

"Ih gak usah di buka deh, gue barusan baca thread di twitter sekarang lagi rame modus mencet bel trus orangnya di bacok sampe kepalanya putus, katanya buat di jadiin tumbal jalan tol gitu. Apalagi modusnya sampe matiin lampu gitu. Gue ngeri!" Aruna berkata dengan nada paniknya.

Lira menggelengkan kepalanya tidak habis pikir. "Hoax itu, udah gue aja yang buka. Kasian itu tamu, malah ngobrol." Lira berjalan menuju pintu utama sedangkan Aruna tiba-tiba saja mendorong tubuh Juna membuat pemuda itu menatapnya dengan heran. "Lu kenapa dorong gue bjir?!"

"Ya temenin Lira, gue takut dia kenapa-napa."

Juna memutar kedua bola matanya dengan malas. "Yak harusnya lu aja yang susul ege." Tapi walaupun begitu Juna tetap berjalan menghampiri Lira, diikuti Jefran dan juga Mike. Sedangkan Roila? Kembali melanjutkan masakannya.

Aruna sendiri memilih duduk di meja makan yang ada di dapur, melihat Roila yang memasak.

Lira sendiri saat ini sudah membuka pintu utama dan berjalan menuju gerbang. Kost ini memang tidak memiliki security yang berjaga di depan, hanya ada di depan komplek. Akan tetapi cctv ada di setiap sudut jadi tenang saja.

ninenty-seven kostWhere stories live. Discover now