44

0 0 0
                                    

Dinner Tak Terduga

💐

Leo menganggap Lea adalah gadis terunik yang ditemuinya. Biasanya kebanyakan seorang perempuan suka memelihara kucing atau anjing. Berbeda dengan Lea yang sangat menyukai beragam ikan hias. Sekarang saja gadis itu sedang melihat-lihat ikan hias untuk dibawa pulang. Padahal ikan-ikannya di rumah sudah banyak.

"Kok Lo bisa suka ikan sih le?" tanya Leo.

"Gatau. Lucu aja."

"Akhirnya neng Lea bareng cowok selain papa sama adeknya," ucap pemilik toko ikan.

"Saya cuma temennya om. Belum jadi pacar," ucap Leo.

"Ohh cuma temen. Belum jadi pacar. Kirain ada hubungan gitu," senyum penjual ikan.

Lea merasa heran dan aneh. Tumben seorang Leo membantah hubungan mereka. Biasanya yang melakukan itu Lea sendiri. Leo diam-diam saja. Tapi Lea senang. Ia tidak perlu capek-capek membantah.

"Tumben Lo ngaku temen gue?" tanya Lea.

"Kita kan emang temen. Lo beneran mau lebih dari temen?" tanya Leo.

"Bukan gitu. Cuma, aneh aja. Gak kayak biasanya, gue yang selalu ngebantah," jawab Lea yang awalnya merasa gugup dengan pertanyaan Leo.

"Gue gak mau maksa lo buat suka sama gue," ucap Leo.

Setelah itu mereka berdua pulang. Namun Leo bertanya pada Lea sebelum pulang, apakah ada tempat lain yang ingin dikunjunginya. Gadis itu menggelengkan kepalanya pertanda tidak mau pergi ke mana-mana lagi selain pulang ke rumahnya.

Beberapa menit kemudian Lea menerima telepon saat dibonceng oleh Leo. Terdengar jawaban Lea yang akan menuruti perintah seseorang yang menelepon. Tak lama setelah Lea mematikan panggilannya, mereka tiba di depan rumah.

"Thanks le."

"Iya sama-sama. Besok mau bareng gak?" tanya Leo.

"Mmm.. boleh deh."

Leo setelah itu pulang ke rumahnya yang ada di sebrang rumah Lea. Ia kegirangan karena akhirnya Lea mau dijemput sekolah olehnya. Saking bahagianya, kakaknya merasa aneh dengan Leo yang senyam-senyum sendiri seperti orang kerasukan.

"Ngapain senyam-senyum? Kek orang kerasukan Lo le!"

"This is happiness mas, ya kan za?" ucap Leo sambil menggendong dan menatap kucingnya.

"Aneh Lo."

"Gue ke kamar dulu mas," senyum Leo.

"Halo! Lagi ngapain Lo raf?" tanya Leo.

"Makan. Tumben nelfon gue. Ada apaan?"

"Lea mau gue jemput besok."

"Lah kan Lo emang bareng dia terus?"

"Enggak. Gak tiap hari. Itupun gue yang maksa. Tapi dia tadi tiba-tiba mau ke sekolah bareng gue besok. Tanpa gue maksa-maksa."

"Baguslah. Dia emang gak suka dipaksa. Trus orangnya marah-marah."

"Yang bener?"

"Iya le. Gak mungkin gue bohong. Gue doain entar dia udah gak suka sama Alvin lagi, luluh sama Lo."

"Aamiinn.."

"Tapi Lo harus sabar. Jangan sering-sering maksa dia kalo gak mau."

"Iya."

Saking senangnya, Leo memberitahu Rafka kalau Lea sekarang mau berangkat bareng ke sekolah. Rafka bersyukur dan ikut senang atas kebahagiaan sahabatnya. Ia juga mengatakan bahwa tak lama lagi perasaan Lea pasti berubah haluan dari Alvin ke Leo. Tapi Leo harus bersabar.

AzaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang