Bab 29

7.8K 320 0
                                    


༶•┈┈⛧┈♛

" Lo tinggal di depan rumah gue kan Dean ? ", tanya Cellyn penuh selidik.

" Tepatnya sebelah kanan serong kiri rumah anda Nona ", polos Dean.

" Gue gak peduli mau serong kanan kiri, pokoknya laki-laki yang ngintip dari jendela waktu itu lo kan ? ", tunjuk Cellyn mengenai hidung mancung Dean.

" Jika saya menjawab, apakah saya di perbolehkan bernapas ? ", tanya Dean merasakan oksigen yang mulai menipis karena hidungnya di tekan sampai lubangnya tertutup.

" O--oke ", sadar Cellyn melihat jarinya bertindak sedikit jauh.

' Niatnya emang mau gue bunuh, eh ternyata jari gue lebih gercep '

" Terimakasih ", lega Dean menghirup udara segar.

" Baiklah akan saya jelaskan, mohon Nona duduk terlebih dahulu ", ucap Dean meminta Cellyn untuk duduk lesehan dengannya.

Cellyn mengerjapkan matanya bingung, namun tak urung dirinya juga mengikuti perkataan Dean untuk duduk lesehan di lantai.

Sebenarnya mereka sedang berada di mansion Moretti. Sofa di sini juga tidak kurang, tapi entah ide darimana yang membuat Dean memutuskan untuk berbincang di bawah sofa sambil membawa boneka pororo kesayangannya.

" Saya memang tinggal di samping rumah Nona, karena perintah dar--"

" Tunggu kayaknya ada yang salah, bukannya lo ngaku jadi adiknya Mas suami ya, kenapa lo masih manggil gue Nona ? ", potong Cellyn.

" Baiklah Cellyn saya--"

" Lo bisa mulai dari siapa diri lo yang sebenarnya ", potong Cellyn lagi, berhasil membuat Dean menghela nafas lelah.

' Gue puter lehernya boleh gak sih ? ', batin Dean menahan kesal, namun tetap menuruti permintaan Cellyn.

Mau sekesal apapun, backingan Cellyn adalah pusat, jadi mau tidak mau dirinya hanya bisa menuruti permintaan Cellyn, jika masih ingin melihat matahari keesokan harinya.

" Baiklah perkenalkan saya adalah Dean Adderson, adik dari Kelvin Scoups Adderson, atau lebih tepatnya saya adik sepupu dari pihak Ibu terimakasih ", jelas Dean dengan satu tarikan napas hingga membuat napasnya habis di akhir.

Mata Cellyn mengerjap pelan, mendengar penuturan yang bisa di bilang lumayan ah tidak sangat cepat.

' Latar belakang Kelvin lebih rumit dari yang gue perkirakan ', batin Cellyn.

" Kembali ke topik jadi saya di--"

" Apa hubungan lo sama Chris ?, dia seperti gak kenal lo kan, padahal kalian masih satu darah ", bingung Cellyn, berusaha membuka puzzle satu persatu.

" Kami memang sama-sama sepupu Kelvin, tapi perlu lo ingat, bahwa kita tidak sedarah ", tegas Dean nampak tidak senang.

" Darah keluarga yang mengalir dalam tubuh Chris adalah dari pihak Ayah, sedangkan gue dari pihak Ibu, jelas itu dua hal yang berbeda ", dingin Dean mengubah kosa katanya, mampu membuat Cellyn tertegun.

Second Chance (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang