Margaretha Janice merupakan seorang aktris yang tengah naik daun karena meledaknya serial yang baru ia mainkan. Karena tengah naik daun, keamanan artis pun ditingkatkan untuk menghindari kejaran fans-fans fanatik yang dapat melukainya. Hal itu memb...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
"Aku kenalin sebagai calon istri aku." jawab Sandy setelah ia melihat Janice yang mendadak kehilangan semangatnya itu.
Sebenarnya bukan Sandy sengaja menggantung Janice ataupun meninggalkan ketidakpastian untuk Janice, tapi pria itu punya rencana lain. Setelah kejadian di mana Janice menemui dirinya dan ia akhirnya terbuka pada wanita itu, ia sudah memantapkan diri ingin menikah dengan Janice. Hanya saja belum menemukan momen yang tepat, apalagi Janice sendiri adalah seorang artis besar, mungkin tidak akan mudah untuk mengajaknya segera menikah.
"Hah? Kamu bilang apa tadi, Mas?" tanya Janice dengan wajah terkejutnya tersebut.
Mendengar perkataan Janice membuat dirinya mendadak gugup, ia tidak salah dengar kan? Pria tu bilang calon istri? Tubuh Janice terasa membeku, tidak menyangka dengan apa yang baru saja ia dengar. Ia terkejut namun juga senang mendengarnya.
"Maaf, Jan. Aku bukannya mau kasih kamu ketidakpastian, aku pengen nikahin kamu secepatnya karena aku udah yakin kamu itu memang untuk aku. Aku mau kita langsung membangun sebuah keluarga, aku kira kita akan baik-baik saja kalau berjalan seperti ini. Aku lagi cari waktu yang tepat tapi aku juga punya banyak pertimbangan termasuk karir kamu. Maaf kalau kesannya aku gantungin kamu dan gak mikirin perasaan kamu, tapi aku gak bermaksud gitu." jelas Sandy dengan wajah yang serius.
"Ya ampun, Mas." gumam Janice akhirnya tersenyum kembali.
Janice menatap wajah Sandy tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Ia tersenyum, masih mencerna kata-kata Sandy barusan sehingga tak terasa kedua matanya memanas dan berair. Janice meneteskan air matanya, membuat Sandy panik dan langsung menghampiri wanitanya.
"Hey, kamu kenapa nangis? Aku minta maaf, Jan." ucap Sandy sambil mengusap air mata Janice.
"Aku nangis terharu karena dengar kamu ngomong gitu, Mas... Maaf, aku kira kamu belum ada rencana serius denganku makanya gak kasih kepastian. Aku senang banget dengar Mas ngomong gitu." jawab Janice masih menangis lalu ia mendongak menatap Sandy yang berdiri di hadapannya sambil tertawa.
"Im sorry... Its okay, kita resmi pacarannya sekarang jadi kamu gak akan ada beban lagi. Maaf aku gak ngomong sama kamu lebih awal, Janice." kata Sandy akhirnya lega ternyata Janice menangis karena terharu.
"Berarti sekarang aku udah boleh manggil Mas sayang?" tanya Janice sudah meredakan tangis bahagianya.
Sandy terkekeh geli melihat Janice yang kini sudah membaik moodnya. Pria itu merapikan anak rambut Janice lalu berkata, "Aku kan gak pernah larang, kamu boleh panggil aku seperti itu kapan pun kamu."
"No, Mas. Kalau gak ada status aku tetap ganjel. Tapi makasih udah mikirin aku, aku benar-benar udah lega sekarang." ucap Janice kemudian melingkari lengannya ke perut Sandy, memeluk pria itu erat.
"Aku yang makasih sama kamu karena udah buat aku sadar dan yakin kalau hubungan ini akan berhasil. Sabar ya, aku akan cari momen yang tepat untuk propose kamu dengan benar. I love you, sayang." ucap Sandy membuat Janice terkikik, merasa salah tingkah karena Sandy menyebutnya dengan panggilan 'sayang'.