BAB 45

44.9K 3K 73
                                    

- 𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 -

Beberapa hari kemudian.

Keira menatap ponsel nya dengan seringai di wajah. Di layar ponsel nya, tertera pendaftaran untuk balapan malam ini.

Sudah beberapa hari ini ia mencari, akhirnya balapan kembali di adakan secara resmi melalui pendaftaran online. Hadiah nya cukup fantastis, sebuah rumah di kota lain senilai 3 miliar.

Keira bukan mau rumah nya, ia mau uang nya untuk membeli rumah baru. Agar keluarga nya tak perlu membayar uang sewa lagi.

"Gue pinjem motor siapa ya?" gumam Keira, terlihat berpikir. "Alvarez?"

'Tapi, gue ga enak sama dia. Dia udah sering bantu gue. Apalagi, gue ga menguntungkan dia sama sekali,' batin nya berpikir.

"Gabriel? Itu oke sih.. Lagian, dia juga tau gue balapan dan yang paling penting, dia juga ngerepotin gue karena masalah Mina waktu itu," monolog nya, berpikir untuk meminta timbal balik pada Gabriel.

Akhirnya, ia menekan nama kontak Gabriel untuk meminta di pinjamkan motor. Keira harus membujuk pria itu cukup lama, sebelum Gabriel mengizinkan nya, menyuruh Keira ambil motor di rumah nya saja. Kebetulan, Gabriel juga akan menghadiri balapan itu sebagai salah satu panitia penyelenggara.

Iya, Gabriel itu salah satu panitia penyelenggara balapan nanti. Agak kaget seorang ketua osis pintar di sekolah nya, malah suka dengan dunia balapan. Namun, ini keuntungan bagi Keira, ada jalur orang dalam soalnya, hehehe.

.

Waktu berganti malam. Keira sudah siap dengan kaos abu abu dan celana jeans panjang nya. Membuka pintu kamar pelan, gadis itu memastikan tak ada yang menyadari kepergian nya. Namun, baru saja melangkah keluar dari rumah, seseorang menghalangi jalan nya.

Gadis itu mendongak.

"Lo mau kemana?" tanya Juan menaikkan satu alisnya sembari melirik pakaian Keira dari atas sampai bawah.

"Mau.. keluar bentar. Ketemu temen," jawab Keira berbohong.

"Temen? Siapa? Ini udah malem."

"Gue mau ketemu Lisa. Urgent nih. Masalah perempuan, lo ga boleh tau."

Juan memincingkan mata nya tak percaya, "Bener?"

"Ya iya lah. Masa bohong? Udah ah, ntar gue pulang nya tambah malem. Gue duluan--"

"Tunggu," ujar Juan menghentikan. "Ini udah malem, cuaca nya dingin. Pake jaket, jangan cuma kaosan," sambung nya.

"Oh, gapapa. Kaos nya lumayan tebel--"

"Kalau ga, gausah keluar. Lo baru lepas perban beberapa hari ini, jangan sampe lo sakit lagi," potong Juan.

Keira menarik nafas nya panjang, tapi tetap menurut. Gadis itu kembali masuk ke dalam kamar. Tak lama, hanya sekitar 2 menit, Keira kembali dengan mengenakan hoodie berwarna hitam.

"Udah kan, nih."

Juan mengangguk, "Mau di anter ga?"

"Gausah. Gue cuma pergi bentar kok," sahut Keira.

"Sebelum jam 9?"

Keira mendelik, "Ini aja udah setengah 9! Mana bisa jam 9 pulang lagi?! Paling jam 9 lewat pulang, kok. Lo gausah khawatir. Tidur aja," kata Keira.

The Antagonist ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang