Baby Jung #43

5.7K 689 83
                                    

3 hari kemudian.

Mark, jaehyun, haechan dan juga ketiga teman Jeno lainnya masih berada di Singapore untuk memastikan pencarian bangkai pesawat dan juga korban.

Sekarang tim SAR disini sudah mendapatkan dan juga menulusuri bangkai pesawat.

Jaehyun masih berusaha untuk percaya kalau anak sulungnya itu bisa selamat namun ia mendengar bahwa seluruh korban dipastikan tidak ada yang selamat.

Mereka tidak akan pulang sebelum Jeno ditemukan walaupun hanya jasadnya saja.

"Kalian tetap disana saya titip adek, saya harus pergi ke pos penyelamatan" ucap jaehyun. "Om sendiri? Mau sama saya om?" Tawar jaemin. Biar renjun dan juga haechan yang menjaga Mark namun jaehyun tidak mengizinkannya pergi karena tempat yang dituju sulit.

Jaehyun pun segera pergi mumpung ini masih pagi.

Setelah sepeninggal jaehyun, satu jam kemudian Mark bangun dan mencari papanya.

"dimana papa?"

"Om jaehyun lagi pergi" jawab renjun, wajah Mark ingin menangis. "Eh-eh jangan nangis, dek"

"Jangan panggil adek!" seru Mark. Renjun mengangguk-angguk kepalanya, Mark tidak suka dipanggil adek selain oleh jaehyun dan juga Jeno.

Mark ingin dengan papanya namun kata renjun dia sedang pergi ke pos penyelamatan untuk mengetahui bagaimana korban pesawat tersebut.

"mau makan?" Tawar renjun. Mark menggelengkan kepalanya, ia tidak nafsu makan.

Haechan tiba-tiba datang dengan membawa sarapan dan juga susu untuk Mark.

Namun di tolak oleh Mark. "Makan, bukankah kakak ingin bertemu dengan Jeno? Jika Jeno tahu kalau kakak tidak mau makan pasti dia marah kan" ucap haechan.

Benar jika Jeno tahu pasti dia marah, Mark pun akhirnya mau makan.

Haechan hanya melihat saja kakaknya sedang makan di suapi oleh renjun. Matanya terlihat memerah karena terus menerus menangis memanggil abangnya.

Ia merasa menyesal dulu pernah memisahkan Mark dan juga jaehyun serta Jeno.

Mark terlihat begitu kehilangan Jeno sekarang.

"Haechan"

"Kenapa kak?"

"Minjem handphone boleh?" Haechan mengangguk, ia memberikan handphonenya kepada Mark.

Renjun dan juga haechan binggung apa yang di lakukan oleh Mark.

Makin heran melihat Mark seperti menelpon seseorang. "telpon siapa?" Tanya Haechan.

"Abang, tapi gak jawab telponnya"

Renjun dan Haechan tertegun, Mark mengembalikan handphone tersebut kepada haechan.

Mark tertunduk lesu lalu menidurkan kembali badannya dengan ditutupi oleh selimut. Renjun dan Haechan menghela nafas, renjun membawa temannya itu untuk keluar dari kamar Mark dan membiarkan Mark untuk sendiri dulu.

Mungkin dia perlu waktu.

Sedangkan jaehyun, ia baru sampai di pos pertama penyelamatan. Tak mudah untuk datang kesini, ia harus meminta bantuan orang lain.

"Has there been any news from my son?(Apakah sudah ada kabar dari anakku?)"  Tanya jaehyun.

"We don't know yet, sir, but there are already several victims who are currently being identified in hospital. There are 14 victims who have been identified but there is no identity of your child (Kami belum mengetahuinya sir, tapi sudah ada beberapa korban yang sekarang sedang di identifikasi dirumah sakit. Sudah ada 14 korban yang sudah bisa di identifikasi namun belum ada identitas anak anda sir)"

Ini hari ke tujuh, proses untuk membawa korban pun sangat sulit karena jalan yang cukup terjal.

"Contact me immediately if you have any information about my child (Segera hubungi saya kalau ada informasi tentang anak saya)"

"OK sir (Baik sir)"

Setalah itu, jaehyun langsung kembali karena ini bukan tempat yang aman apalagi dirinya bukan tim SAR yang bisa bebas untuk pulang pergi.

Ia segera kembali ke hotel, sambil menunggu informasi selanjutnya.

"Dimana yang lain?" Jaehyun hanya menemukan renjun saja. "Jaemin dan Haechan sedang ke luar om. Sedangkan Mark masih di kamar"

Jaehyun menghela nafas, setelah kesini Mark tidak pernah keluar kamarnya.

Ia begitu khawatir.

Setelah menaruh jaket miliknya, jaehyun pun pergi ke kamarnya yang memang menyatu dengan kamar Mark.

Anak itu masih bergulung dengan selimut yang menutupinya satu badan-badan.

"adek, ayo makan siang"

Namun tak ada balasan, jaehyun membuka selimut perlahan. Ternyata anaknya sedang tidur tapi jaehyun harus membangunnya agar bisa makan siang, takut nanti malah sakit.

Mata Mark mulai terbuka, "papa?"

"yes boy"

"Abang belum balik ya?" Jaehyun membeku. "belum, lebih baik adek makan dulu ya"

Jaehyun membawa Mark dalam pangkuannya, ia merasakan hawa panas dari badan Mark sepertinya dia demam.

Mumpung haechan dan jaemin masih di luar iapun nitip untuk membeli penurun panas dan juga kompres.

"Papa, setelah makan ayo jemput Abang"

"Adek mau makan apa?" Jaehyun mengalihkan pembicaraannya, ia masih belum bisa mengatakan kalau sepertinya Jeno tidak ada harapan.

Jaehyun menyuapi Mark dengan SOP ayam yang sebelumnya ia beli.

Ia sampai lupa memperhatikan Mark.

+BABY JUNG+

Tak terasa sudah 10 hari Mark dan juga jaehyun berada di Singapore, haechan dan yang lainnya pulang duluan setelah 3 hati disini.

hari ini adalah hari terakhir proses pencarian korban namun belum ada tanda-tanda Jeno ditemukan.

sekarang hanya menunggu informasi dari tim SAR.

Dari tadi papanya sibuk, sana sini sedangkan Mark menunggu kabar.

"dek"

"Iya pa?"

"Ayo pulang"

"Abang udah ketemu?" Jaehyun menggelengkan kepalanya. "Kalau Abang nanti ketemu, nanti dianterin pulangnya pakai pesawat yang lain"

















Bersambung—

Baby Jung (TRANSMIGRASI) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang