Yeonjun, Yeri dan juga hendery terkejut melihat ini. Mereka pun meminta file tersebut untuk diberikan hari Senin nanti ke guru.
"besok kita akan ke rumah Mark, kalian mau kan?" Yeonjun dan juga Yeri mengangguk. "Boleh, siang aja ya"
Mark harus tahu tentang ini.
Sedangkan di rumah Mark.
"papa"
Jaehyun tersenyum melihat Mark hanya memperlihatkan kepalanya di pintu. Ia pun menyuruh Mark untuk masuk saja.
"Paa.."
"yes boy?"
"Adek mau minta sesuatu boleh?" Jaehyun tertawa mendengar perkataan Mark.
"Tentu, kenapa harus izin hm?" Jaehyun membawa Mark duduk di meja kerjanya sedangkan jaehyun duduk di kursi miliknya.
Mark terkekeh, ia ada yang ingin diminta kepada papanya itu.
"Adek mau minta handphone boleh?" Ucap Mark. Ia sangat butuh untuk berkomunikasi dengan teman-temannya.
Hanya ia yang tidak mempunyai handphone sedangkan teman-temannya punya.
Dulu juga punya sih, tapi kan tidak ada disini, karena ia juga tidak punya uang jadi Mark minta saja ke jaehyun.
"Untuk apa adek?"
"Buat telpon, terus hubungin temen-temen adek. Lagi pula papa emang gak kasihan, cuman adek loh dikelas yang gak punya handphone. Katanya papanya kaya tapi anaknya handphone aja gak punya" jelas Mark
Ingin tertawa mendengar perkataan anaknya ini. "Siapa yang mengatakan itu ke adek?"
"Ada lah" sebenarnya tidak ada, karena siapa yang berani mengatakan itu ke Mark.
Itu hanya akal-akalan saja, tapi soal Mark membutuhkan handphone memang itu benar."yaa papa?"
Mark sudah menunjukan wajah memelasnya agar papanya ini membelikan dia handphone.
Sedangkan jaehyun pun tak ada pilihan pun mengangguk. "Nanti malam handphonenya sudah ada" mark bersorak senang dan memeluk jaehyun.
Bahkan pipi jaehyun mendapatkan kecupan dari anaknya itu. Jaehyun tertawa anaknya ini kalau ada keinginan tahu apa yang membuatnya menyetujui keinginannya.
Tapi tak masalah satu handphone tidak akan membuatnya bangkrut, bahkan membeli sahamnya jaehyun juga bisa.
"Terima kasih papa"
"Iya adek"
+BABY JUNG+
Apa Mark tidak salah lihat? Ini bukannya handphone yang ada di TV yang sempat Mark lihat ke nonton drama.
Mark bahkan tak berani untuk memegangnya karena harga tersebut bisa membeli satu motor.
Handphone berlambang Apple digigit pun hanya ia pandangi saja.
"Lohh dek, kenapa handphonenya di lihatin aja?" Tanya jaehyun. "Papa ini terlalu mahal" ujar Mark.
Jaehyun tersenyum, "tidak sama sekali. Bahkan papa beli 3 untuk dipakai adek, papa sama Abang kamu" Mark menahan dirinya untuk tidak berteriak.
Bagaimana bisa jaehyun membelikannya handphone dan membelinya sekaligus tiga buah? Mark jadi penasaran sebenarnya kekayaan keluarga Mark Jung ini sebesar apa.
Beli handphone aja kayak beli terasi, langsung beli banyak.
Jaehyun menunjukan handphone miliknya juga yang berwana hitam, sedangkan punya Jeno berwarna biru sedangkan punya warna hijau.
"Ini hanya tinggal pakai, disini sudah ada nomor telepon papa dan Abang kamu" jelas jaehyun.
"Benarkah? Jadi sekarang adek boleh telpon Abang?" Jaehyun mengangguk, Jeno belum mengetahui kalau ia dibelikan handphone baru dan adiknya juga punya handphone.
Setelah mencari kontak Jeno, Mark pun langsung mengklik ikon telpon. Namun sayangnya, Jeno tidak menjawab.
"Sekali lagi, mungkin tadi Abang sedang tidak memakai handphonenya" Mark mengangguk, ia pun mencoba menelpon satu lagi namun sekarang ditolak.
Mark cemberut padahal ia merindukan abangnya itu, dari kemarin sibuk terus bahkan suka pulang malam sekarang.
Tadi saja yang menjemputnya adalah jaehyun bukan Jeno.
Atau-atau Jeno punya pacar?! Sepertinya iya. Jaehyun yang melihat anaknya itu kecewa pun kasihan, ia pun mencoba kembali untuk menelpon terus sampai akhirnya Jeno mengangkat telpon tersebut.
"Ab—"
"Jangan menganggu! Jika bukan hal penting mengerti!"
Mark terkejut mendengar hal itu, ia memang menganggu abangnya ternyata. Tak terasa air matanya turun begitu saja.
"Maaf Abang adek ganggu ya? Maaf"
"Adek? Sebentar kok—"tut, handphonenya dimatikan oleh Mark. Jaehyun mendengus kasar, anak sulungnya itu tidak mendengarkan dulu siapa yang menelpon jadi adiknya sendiri di bentak.
"Papa.. adek ganggu Abang, makanya Abang marah"ucap Mark. "Tidak adek—" Mark menggelengkan kepalanya..
"Adek mau tidur papa, adek duluan ya"
Belum juga jaehyun menjelaskan anak itu sudah berlari ke kamarnya. Ini sih pasti alamat Mark akan ngambek ke abangnya.
ck.
Ia harus menasehati Jeno, karena membuat Mark menangis.
Sekitar 30 menit kemudian, jaehyun yang sedang mengerjakan pekerjaannya di ruang tengah terkejut mendengar suara bantingan pintu yang begitu keras.
Siapa lagi pelakunya kalau bukan Jeno?
Sepertinya Jeno buru-buru pulang melihat dirinya begitu mengatur nafasnya. "Dimana adek?" Tanya Jeno. Jaehyun berdecih, masih kesal dengan anaknya ini.
"Kamu membuat adek menangis! Dia bahkan langsung ke kamarnya tadi" Jeno pun langsung pergi ke kamar adiknya.
Setelah tadi tahu kalau tengah membuat kesalahan dengan membentak adiknya sendiri pun Jeno langsung pulang meninggalkan teman-temannya.
Ia seharusnya kroscek dulu sebelum tadi mengangkat telpon dan membentak Mark. Karena Jeno kira itu adalah wanita-wanita yang tak tau malu yang selalu menelponnya dan itu menganggu.
Makannya Jeno pikir itu bukan adiknya, lagi bagaimana bisa adiknya menelponnya dengan nomor baru.
Sial, jika makin diingat ia makin bersalah.
Jeno yang berada didepan pintu adiknya menarik nafasnya terlebih dahulu baru ia masuk ke kamar Adiknya, ternyata Adiknya sedang tertidur sepertinya.
Sedangkan jaehyun yang juga penasaran pun ikut menyusul hanya saja ia tidak masuk hanya melihat dari luar saja.
Bersambung—
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Jung (TRANSMIGRASI) END
FanficBrothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diperhatikan bahkan cuek kepadanya dan mementingkan adik-adiknya. ia selalu mandiri dari kecil, tanpa a...