"Huft".
Suara helaan nafas terdengar dari bilah bibir seorang pemuda, surai merah dengan mata caramel yang tajam serta lekukan wajah indah tanpa goresan.
Matanya memejam, merasakan hembusan angin menerpa setiap titik wajahnya, tubuhnya ia dudukan diatas pasir dengan bersandar di kuda besi miliknya.
Mata itu kembali terbuka, menampilkan cahaya redup keemasan.
"Hari ini sunsetnya lumayan indah ya?". Alunan nada lembut itu terdengar mendayu menyapa hembusan angin.
"Huhu ayah, caine kangen". Rengekan kecil ia perdengarkan,dengan tangan yang memukul angin.
"CAINE!?". Sebuah teriakan membuat sang pemilik nama tersentak, segera ia menoleh ke samping di mana seseorang sedang menatapnya kesal.
"Ada apa Zor? Kenapa berteriak seperti orang gila". Sebuah seruan caine keluarkan.
"Ya lagian orang ku cari cari ternyata malah nongki di pinggir pantai. Ntar lama lama di culik ombak caine". Zora, sang sahabat dari caine chana.
Caine merotasi matanya kesal.
"Ada apa? Kalo gk penting jangan ngomong". Caine berujar dengan nada dingin.
"Apa sih caine, sensi amat dah".
Zora mengambil tempat di samping caine.
"Caine?".
"Apa!?".
"Tsk, bisa santai gk sih caine, nyolot mulu dah". Zora mengeplak kepala belakang caine.
"Sakit oi". Caine memegang kepalanya.
"Ini si kevin ngajakin kita mabar di restoran uWu". Zora melanjutkan ucapannya.
"Hah? Mabar apaan? Valo?". Caine menatap Zora bingung.
"Bukan bodoh, mabar itu Ma-kan-Ba-reng, sama anak anak lain juga. Ntar fraksi sebelah dateng juga". Zora mengeplak tangan caine.
"Apa sih zor, gk usah main geplak napa. SAKIT TAUK". caine yg kesal pun membalas mengeplak kepala Zora.
"IYA MAAP KENCANA". Teriak Zora.
"Bapak mu kencana". Caine berujar kesal dengan mendelik tajam ke arah Zora yang saat ini hanya menyegir saja.
"Ayok temuin kepin". Caine berdiri, menepuk sebentak celananya membuat pasir pasir berjatuhan.
"Ayok, gw nebeng ya. Gk bawa motor soalnya". Zora menatap caine dengan senyuman manisnya.
"Dih, terus naik apa ke sini?".
"Lari :)".
"Tolol".
"CAINE LU NGUMPAT?".
"mana ada zor".
Caine segera menyalakan motornya, membuat zora pun langsung naik ke atas motor caine. Dia trauma omong omong, soalnya caine pernah ninggalin dia huhu :(.
Caine segera melajukan motornya, membelah jalanan kota Tokyo dengan kecepatan sedang menuju ke markas BLACK ONI.
Beberapa saat kemudian mereka sampai ditempat BLACK ONI . Caine memasukkan motornya ke dalam garasi, membuka helm nya dan terlihatlah rambut merah miliknya.
"Caine!?". Suara besar seseorang membuatnya menengok.
"Pin, suaramu bisa dikecilin gk sih". Caine menutup sebentar telinganya.
"Padahal udah ku usahain biar gk gede banget loh caine suara ku". Kevin menatap caine dengan ringisan kecil.
"Yadah, kata zora mo makan bareng ya sama anak fraksi sebelah?".
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] CAINE CHANA |rioncaine|
FanfictionTentu akan ada perselihan walaupun kamu mencegah agar itu tak terjadi, setidaknya nyawa dibalas nyawa dan diakhiri dengan penglengseran pemimpin.