Caine menatap mobil yang saat ini melaju kearahnya segera membelokkan motornya kembali ke jalurnya tadi.
"Huft, untung saja". Caine mengelus dadanya yang sedang berdetak kencang.
Dia meminggirkan motornya di ikuti rion dan anak anak lainnya.
Rion segera turun dari mobil begitupun yang lainnya.
"Mami okay/caine okay?". Souta dan rion bertanya secara bersamaan.
Yang lain hanya menyimak saja, walaupun ekspresi khawatir mereka tunjukan.
"Okay kok". Caine tersenyum menandakan bahwa dia baik baik saja.
"Apa ada yang luka caine?". Gin kemudian bertanya.
"Tidak ada gin".
Rion menatap interaksi itu bingung, sejak kapan mereka dekat pikirnya.
"Guys, kita lanjut pulang". Arion masuk kembali ke dalam mobil.
"Siap pak". Ujar mereka serentak.
Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan.
.
.
TOKYO NOIR FAMILIA sebuah kelompok gangster yang anggotanya memiliki tingkah aneh bin ajaib, TNF diketuai oleh Arion Kenzo si manusia tanpa ampun.Walau hanya Memiliki 18 anggota TNF banyak dikenal oleh setiap orang di kota itu, digadang gadang bahwa Arion kenzo memiliki Bawahan bayangan yang tak terlihat di atas tanah. Cih, kek ghoib aja bjirr.
.
.
Rombongan TNF dan caine akhirnya sampai disebuah rumah, pandangan caine mengedar menelisik setiap sudutnya.
Bangunan cukup jauh dari gerbang, dan dikelilingi pagar tinggi dengan tanaman yang membuat didalam halaman itu tak terlihat.
Salah satu mobil dari mereka mengklakson, membuat pagar gerbang terbuka sendiri.
Kembali caine melihat, halaman luas, ada air mancur ditengah tengah halaman itu dan garasi disetiap samping halaman.
'Besar banget'. Batin caine.
Mereka semua memarkirkan mobil di garasi begitupun caine.
"Ayok masuk Caine". Ujar Gin.
"KAK MAKO!! TUNGGU!!!". Teriak seorang gadis Remaja dengan Surai putih.
"JANGAN TERIAK MIA!!". Balas Seorang pemuda bersurai putih juga, Dia Makoto Takuma.
"KAKAK JUGA TERIAK IH".Balas mia.
"WOY TOLOL, LU BERDUA BISA DIEM KAGAK HAH". Teriak seorang pemuda berambut abu abu gelap.
"Kalian bisa diam".
Tiba tiba suasana langsung terasa mencengkam, semua menatap ke arah Rion dengan wajah kikuk.
"Hehe maaf pi". Ujar mako.
"Iya pi, papi kalo marah marah terus ntar cepet tua loh". Mia ikut menimpali.
"Alah, giliran kek gini pada jadi kek anjing jinak". Ujar pria berambut abu abu gelap tadi.
"Diem krowjing". Sinis makoto.
Caine yang melihat itu menghela nafas berat, huh hari hari damaii nyaaaaa. Sibuk meratapi nasib tak sadar bahwa seseorang berdiri di sampingnya dengan cengiran lebar.
"Ayo mami caine!!". Suara cempreng seseorang mengagetkan caine, dia segera menoleh tetapi tangannya terlebih dahulu ditarik masuk ke dalam rumah.
"Astaga, mati muda aku lama lama". Lirih Rion sambil memijat pangkal hidungnya.
Saat caine masuk ke dalam mansion, ia di sungguhkan dengan ruang tamu yang bisah dikatakan sungguh luas dan mewah ala ala eropa.
"Ayok mami caine, kita duduk". Gadis cantik berambut ungu yang tadi menyeretnya masuk menuntun caine ke arah sofa.
"Terima kasih --- em?". Ujar Caine.
"Hehe, panggil aja Echi". Echi terkikik kecil.
"Iya, Echi".
Arion masuk di ikuti yang lainnya, segera mereka semua duduk dan ada juga yang merebahkan tubuhnya di lantai.
"Perkenalkan nama kalian semua". Ujar Rion.
"Oke, dari Aku duluan ya. Kenalkan Namaku Gin Gaheboi Mikazuki, Anak sulung Arion kenzo Mikazuki". Ujar Gin memperkenalkan dirinya.
"Aku Key Selyo, Anak tertua di sini". Ujar Wanita berambut Biru.
Dan seterusnya.
Maap ye, aku skip buat perkenalan yg lain soalnya masih bnyk scene lagi.
.
.Di lain tempat, beberapa orang sedang duduk disebuah meja bundar tengah membahas sesuatu.
"Hahahahaha". Salah satu dari mereka tertawa dengan suara berat.
"ARION KENZO, HAHAHAHAHA". Suara menggelegar itu seolah ancaman yang akan datang.
.
.Caine berdiri sambil merokok di balkon kamar yang sekarang menjadi kamarnya, saat sesi perkenalan tadi hari tiba tiba hujan lebat ditambah gluduk dan petir.
Caine menghela nafas, matanya menatap jauh ke arah laut yang sedang berkabut lebat.
"Arion Kenzo Mikazuki". Gumam caine.
Tok
Tok
Tok
Suara ketukan pintu membuat caine segera membuang puntung rokoknya.
"Masuk".
Cklek
Suara pintu dibuka disertai suara langkah yang mendekat ke arahnya.
"Kak caine".
Caine berbalik menatap ke arah gadis cantik, berkulit tan dan bersurai merah.
"Elya, ada apa hm?". Tanya Caine kemudian berjalan menuju sofa begitupun elya.
"A-aku--- aku tidak menyangka akan bertemu denganmu lagi caine". Elya menatap caine dengan mata berkaca kaca.
"Hahahaha, Adikku sungguh hebat ya. Bisa merawat diri walau pun kakak kakaknya entah kemana". Ujar caine sambil mengelus rambut elya.
"Hiks kak caine hiks". Tangisan elya pecah saat mendengar ucapan sang kakak.
"Aku hiks aku selalu hiks mencarimu dan mirae hiks, tapi hiks aku tidak menemukan kalian hiks". Elya berujar sambil sesegukan.
"Sttt, tenang ya. Nanti kita akan mencari mirae bersama sama". Caine memeluk elya sambil menggusap air mata sang adik.
"Kakak dari mana saja hah? Saat-- saat kejadian itu, kalian menghilang bak ditelan bumi". Elya memukul lengan caine dengan lirihan.
"Kakak sempat koma El dan saat itu yang menyelamatkanku adalah Zora. Saat aku telah keluar dari rumah sakit Aku selalu mencari kalian sampai saat ini, tapi aku malah mendapat kabar bahwa Jean de chana Sudah Tiada. Aku uring uringan, aku masih terus mencari kalian terutama papa Noe". Caine bercerita dengan elya yang masih sibuk memeluknya.
Elya terdiam mendengar ucapan sang kakak dengan wajah shocknya beserta tangan bergetar. Sebelum
Prang~
"AKHHHH".
Tbc.
SORRY GAJE GUYSSS.
18 juli 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] CAINE CHANA |rioncaine|
FanfictionTentu akan ada perselihan walaupun kamu mencegah agar itu tak terjadi, setidaknya nyawa dibalas nyawa dan diakhiri dengan penglengseran pemimpin.