GUYS SORRY YE LUPA UP🗿GK ADA YANG NGIGETIN OY🗿BTW YANG BELOM VOTE PART 6 BANTU VOTE DONG, KALO GK GK LANJUT LGI AKU🗿.
SPONTANN.....
Kadang didunia ini banyak hal yang terjadi tanpa kita duga terlebih dahulu, salah satunya saat ini yang terjadi pada Orang orang yang sedang menunggu di depan ruang operasi.
Seorang pria paruh baya dengan pakaian formal dan dua orang pemuda berambut ungu dan pink Guava berdiri menatap beberapa orang yang tengah menatap tak percaya ke arah mereka.
"Ka-kakek?". Suara gagap tak percaya terdengar dari gadis berambut ungu.
"Jaki?". Pemuda beramabut abu abu gelap menatap pemuda berambut pink dengan tatapan tak percaya serta berkaca kaca.
Begitu pun yang lainnya yang tak kalah terkejut.
Pria paruh baya atau bisa kita sebut ITSMODEUS KENZO, menatap mereka dengan tatapan bertanya serta alis yang terangkat sebelah. Dan dua pemuda lagi kita panggil saja dengan JAKI CHEN Dan EXU WOLFENSHIRE. Jaki pemuda berambut pink Quava menatap mereka dengan senyum tipis sedangkan Exu menatap mereka dengan tatapan berbinar.
Rion maju, berjalan pelan menuju ke tiga orang yang tiba tiba datang itu.
"Ayah". Ujar rion kemudian memeluk sang Ayah.
"Kenapa kau terlihat lemah Rion?". Itsmo membalas pelukan Rion.
"Kalian kemana saja, kami mencari kalian tapi tidak dapat menemukan kalian". Rion melepas pelukannya dan menatap satu satu ketiga orang itu.
Kedua pemuda yang dibelakang itsmo tersenyum kemudian melambai tangan ke rion.
"Papi". Jaki menyapa rion dengan senyum tipisnya.
"Hay paps". Exu menatap rion tengil.
"Bocah ini". Rion memeluk keduanya.
"Banyak hal yang harus dijelaskan rion, tapi saat kita di rumah". Itsmo menepuk bahu rion.
"Ya". Rion mengangguk pelan.
.
.
.
Bugh
Bugh
Bruk
Pemuda bersurai Golden brown menyugar rambutnya kebelakang, menatap seseorang yang saat ini tengah di ambang kesadaran.
"Aku belum puas, kalau saja bukan karna titah ayahku maka kau sudah ku bunuh disini". Pemuda bersurai golden brown itu berujar tajam serta tatapan penuh amarah.
"Cuih, brengsek sepertimu harus segera di antar ke neraka".
Bugh
Tendangan ia berikan pada oramg yang tak sadarkan diri itu.
Drrrtt-drttt.
Ponsel pemuda itu bergetar menandakan ada panggilan masuk.
"Ada apa?". Suara dingin itu membuat yang diseberang merinding.
"Gin, segera kerumah sakit, mami sudah selesai operasi dan ada di ruangan VVIP serta ada kejutan yang tengah menunggumu dan tolong jangan keluar dari HT karna sungguh susah menghubugimu".
Gin tak menjawab dia malah memutuskan panggilan itu sepihak .
"Kalian". Gin menunjuk ke arah kegelapan.
"Berikan sedikit pelajaran pada anggota si brengsek ini, lakukan apapun tapi jangan sampai mati". Gin melanjutkan ucapannya.
Tiga orang yang ditunjuk gin di kegelapan itu pun membungkuk sedikit.
"Baik, tuan ". Suara berat mereka menjadi penutup akan keberanjakan gin.
.
.
.
Kembali ke rumah sakit, saat ini mereka tengah duduk di ruangan rawat caine. Operasi telah selesai, dengan keadaan caine yang sempat kritis akibat pendarahan karena peluru tepat mengenai vitalnya.
Itsmo berdiri di samping brankar caine, matanya menelisik setiap inci wajah caine.
"Wajahnya tak asing, dimana aku pernah melihatnya?". Itsmo membatin dengan tatapan bertanya.
Ceklek~
Pintu terbuka menampilkan gin yang terlihat segar dengan rambut yang basah.
Itsmo menatap gin dari bawah ke atas, begitu pun dengan gin yang menatap Itsmo dengan sarkastik.
"Kenapa pak tua ini ada disini? bukankah dia menghilang entah kemana". Gin berjalan menuju sofa tepat dimana yang lain duduk minus beberapa orang yang belum datang karena ada transaksi.
"Kalian berdua juga kenapa disini?". Gin lanjut bertanya sambil menunjuk Jaki dan exu dengan dagunya.
"Kenapa? Gk boleh emang?". Exu menatap Gin julid.
"Emang".
Bugh~
Tbc.
Sikit dulu ya, btw heran bet kenapa viwersnya banyakan part 7 pula, kek mana bacanya gtu langsung part 7🗿VOTE PART 6 BIAR LANJUT.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] CAINE CHANA |rioncaine|
FanfictionTentu akan ada perselihan walaupun kamu mencegah agar itu tak terjadi, setidaknya nyawa dibalas nyawa dan diakhiri dengan penglengseran pemimpin.