Caine menatap lukanya yang telah diperban oleh sui, kemudian helaan nafas keluar dari mulutnya. Memikirkan penjelasan yang harus diberikan pada selusin anak anak ini membuat caine merasa mual, penjelasannya panjang oke.
"Dengar, diluar tidak aman dan aku hanya ingin bertemu dengan ayahku. Jadi tidak perlu menuntut banyak penjelasan padaku". Caine melembutkan tatapan serta suaranya.
Helaan nafas terdengar dari gin, ingin meminta penjelasan tetapi dia tak ingin kelewatan batas.
"Lalu luka ini?". Gin menunjuk kearah luka luka caine."Hem, aku dikepung saat perjalanan pulang. Itu sepertinya bukan anak anak cosa nostra, tapi pembunuh bayaran dengan jumlah 15 orang". Caine mencoba mengingat ngingat.
"15 orang? Dan mami melawan sendiri?". Riji menatap caine tatapan tak percaya.
"Bahkan aku bisa melawan 100 orang sendiri". Caine mendengus kemudian membuang muka kesamping.
"Sudahlah, kalian kembali ke kamar masing masing dan jangan keluar dari kamar selangkah pun". Caine melanjutkan ujarannya, mengintrupsi anak anak yang tengah menatapnya ragu.
"Mami, kami.... kami". Key merasa suaranya gugup dan bergetar.
Caine mengangkat sebelah alisnya, ia tentu menyadari anak anak didepannya ini masih dalam suasana ketakutan, mengingat beberapa hal yang ia lakukan tadi. Mengunci pintu, menutup akses diluar mansion bahkan memasang alat pengacak signal.
"Jangan takut, tadi hanya keisengan semata untuk melihat bagaimana reaksi kalian. Tapi malah membuatku merasa bersalah sekarang". Caine tersenyum menenangkan.
Caine berdiri, kemudian menepuk kepala mereka satu per satu.
"Naiklah, dan tinggalkan sui mako dan mia denganku".Mereka mengangguk kemudian naik ke lantai dua, tersisa empat orang diruang tamu.
Caine memugut bajunya yang basah oleh darah, dilantai terlihat ada genangan darah.
"Apa sebanyak ini?". Caine menatap bingung darah dibajunya, dia merasa bahwa tadi tidak banyak darah saat melawan beberapa orang tadi?."Mami, mami melawan mereka dengan apa?". Mako bertanya pelan saat mengingat keadaan caine saat pulang, seperti habis diguyur seember darah.
"Yang aku ingat, 6 jarum beracun 3 belati dan sisanya kulawan dengan katana". Caine melepas kacamatanya dan menaruhnya diatas meja.
"Huh?". Ketiganya saling menatap bingung.
"Aku melihat satu luka dilengan di dapat dari tembakan pistol? Tapi anda tetap menang hanya menggunakan senjata jarak dekat?". Sui merasa agak sedikit frustasi. Caine yang mendengar itu tertawa.
"Itulah bodohnya mereka, jadi kalian jangan meniru mereka". Caine mengusap wajahnya.
"Baiklah, pertama sui kenalkan aku caine chana. Aku bergabung 6 bulan lalu saat kamu masih di luar negri". Caine memperkenalkan dirinya pada sui.
"Ah ya, selamat atas bergabungnya anda dengan kami". Sui mengangguk paham.
"Mako,mia, informasi apa yang kalian dapatkan?". Caine kembali memusatkan perhatian kepada dua orang yang memiliki surai yang sama.
"Kami menemukan salah satu wilayah di pinggir kota bagian utara adalah milik cosa nostra sekarang, diluar gerbang dijaga 20 hingga 30 orang di area dalam ada 50 hingga 70 penjaga. Mereka memiliki 50 Senjata laras panjang, memiliki 500 senjata Ak, 500 Mp5 dan 1000 Mini uzi. Mereka melakukan aliansi di 20 aliansi, terdapat 3 fraksi besar yaitu shadow ganden, phoenix dan haikonkai_". Mia mulai menjelaskan.
"_ mereka merekrut 40 Paramedic dan 10 organisasi pembunuh bayaran".
Caine yang menedengar itu terdiam.
"Dari apa yang kamu jelaskan, ada tambahan anggota yaitu anggota tersembunyi milik cn dan aku yakin bahwa mereka menyembunyikan beberapa senjata". Caine nampak berfikir sebentar.
"Untuk sekarang berapa senjata yang kita miliki?". Caine menatap mia.
"Yang menangani persenjataan kak riji sama gin". Mia membuka tabletnya.
"Minta laporan pada riji". Mia segera me website riji, dan segera di balas oleh riji yang kebetulan ingin mengecek laporan.
"Disini tertulis, ada 30 Laras panjang, 20 Desert angel, 400 AK7, 450 Mp5 dan 500 Mini uzi serta shotgun berjumlah 300". Mia selesai membaca laporan persenjataan, caine terdiam. Ini masih kurang?.
"Laporan untuk anggota?".
"Sekarang kita memiliki 12 anggota inti 30 anggota umum, 4 inti bayangan, 500 Anggota bayangan untuk aliansi belum ada masukan nama". Mia membaca dengan sedikit tercekat di akhir.
Caine kembali memikirkan dengan keras, rion tengah keluar dan tak tau tujuannya untuk sekarang semuanya menjadi tanggung jawabnya.
"Masukan laporan, VILLAINEJEMS masuk. Sisanya kita tunggu kabar dari rion, aku akan naik ke kamar dulu dan sui ikut denganku". Caine berdiri, tak lupa membawa baju kotornya.
"Baik". Mia dan mako mengangguk.
"Aku tidak bisa mengandalkan rion untuk sekarang".
.
.
Caine duduk dimeja kerja tepat dikamarnya, sedangkan sui berdiri didepan meja.
"Sui, walaupun aku belum berinteraksi denganmu selama 6 bulan ini tapi kamu dapat ku percaya untuk sekarang".
"Ya".
"Sui, kau pasti tau siapa pemilik rumah sakit tempat kerjamu kedepannya". Caine menatap sui, kemudian berdiri dan menuju kearah jendela. Diluar memiliki cuaca cerah, membuat bulan tak terhalangi oleh awan. Dengan membelakangi sui caine mendengar sui menyaut...
"Ya saya mengenalnya". Sui menatap punggung caine bingung.
"Besok, bawa surat yang ada dimeja ku itu dan berikan padanya. Ingat jangan sampai ada yang mengetahui itu selain kita bertiga".
Sui menatap keataa meja, disana satu amplop coklat dengan sampel biru.
"Ini--". Sui terdiam sebentar.
"Selain VILLAINEJEMS Untuk sekarang aku telah menarik 2 fraksi besar yang bekerja dibalik layar seperti kita, mereka juga bisa dikatakan kuat. Untuk ini aku harus menyembunyikannya dari rion serta yang lain, sui tanggung jawabmu sekarang adalah menjaga adik adikmu dan saudaramu. Jangan sampai rion tau tentang ini".
Sui merasa ada beban berat yang menimpa perasaannya.
"Fraksi besar?". Sui bergumam pelan yang masih dapat didengar oleh caine.
"Kamu pasti mengenal kata kata berikut 'Bulan Biru digelap malam membuat naga menggapainya dengan pedang' dan juga
' Menjadi putih diatas hitam tapi lebih menyenangkan menjadi hitam diatas putih ' ".Tatapan sui melebar saat tau kata kata itu milik siapa, langkahnya mundur sedikit.
"Sui, kali ini hanya ini yang bisa kulakukan untuk keluarga ini. Baiklah, datang lagi besok subuh untuk mengambil surat itu". Tanpa berbalik caine tau sui tengah menatapnya dengan tatapan yang amat tak percaya.
Sui dengan gontai keluar dari kamar caine, mengingat kata kata yang terakhir sui tak bisa kembali ke akal.
"Dua fraksi yang bahkan lebih menakutkan dari bayangan itu sendiri".
Tbc.
Hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] CAINE CHANA |rioncaine|
FanfictionTentu akan ada perselihan walaupun kamu mencegah agar itu tak terjadi, setidaknya nyawa dibalas nyawa dan diakhiri dengan penglengseran pemimpin.