Pagi ini ruangan caine sudah dipenuhi oleh yang lainnya, mereka memutuskan sarapan bersama di ruangan caine. Tak ada yang bersuara, pandangan mereka tak pernah berpaling dari kedua orang yang masih tidur. Satunya di atas brankar pesakitan dan satunya duduk di kursi dengan bertumpu di brankar.
"Pstt, Bukankah mereka terlihat serasi". Bisikan dari Key terdengar dan yang lain mengangguk menyetujui itu.
Caine membuka matanya, mengerjap sebentar guna membiasakan cahaya yang masuk di rungunya. Pandangannya bergulir ke arah jam dinding di ruangan itu, ternyata sudah jam 7.56.
Kemudian pandangannya beralih lagi ke arah orang orang yang tengah menatapnya dengan cengiran polos mereka.
"Bisa bantu aku duduk". Caine bersuara dengan suara khas bangun tidur, kalo bangun untuk duduk dia harus meminta bantuan karena kalau dia melakukannya sendiri itu membuat otot perutnya mengencang dan membuat lukanya sakit.
Krow dan gin mengangguk kemudian berdiri, bari melangkah mendekat tetapi tertahan karena suara berat dan serak seseorang.
"Aku saja". Rion mengangkat kepalanya, terlihat ekspresi datar dan tatapan dingin dari rion ke arah kedua pemuda yang tengah kikuk itu.
"Ah ya". Krow segera bereaksi dan kembali ke tempat duduknya sedangkan gin hanya mengangguk saja.
Caine menatap ke arah Rion, kedua tangannya terangkat memberi gestur untuk dibantu duduk.
Rion segera membantu caine, setelah caine sudah duduk rion mengelus surai merah sang empu."Sarapan dulu". Elusan rion turun ke pipi caine membuat caine menutup mata menikmati elusan lembut itu.
"EKHEMM!!".
Mendengar deheman menggelegar itu membuat rion menghentikan kegiatan mengelus itu, rion menghela nafas.
"Mau ku bantu ke kamar mandi?".
"Tidak perlu". Caine tersenyum ke arah rion.
"Baiklah, turun dengan perlahan". Rion membantu caine turun, sedangkan caine hanya menghela nafas. DIA BISA SENDIRI OKE HANYA SAJA RION YANG SOK PEDULI YO , oke garis bawahin kata hati caine bhuahahaha.
"Ekhem, kok aku tiba tiba merinding ya". Riji mengusap tenguknya.
"Iya ya". Seruan krow membuat yang lainnya cekikikan.
Rion memberikan mereka tatapan melotot, mengkode diam. Tapi bukannya diam mereka malah semakin cecikikan.
"Bocah bocah ini". Lirih rion kesal.
Caine yang mendengar lirihan rion pun ikut terkekeh kecil.
"Sabar ion". Caine menpukpuk kepala rion.
.
.
.
Caine dan rion tengah berdua saja saat ini, yang lain harus melakukan agenda dan rion yang akan menjaga caine. Keduanya sama sama sibuk dengan aktivitas masing masing, yang satunya sibuk memakan salad buah yang satunya sibuk dengan beberapa berkas.
"Rion". Caine membuka suara.
"Ya caine?". Rion menyaut tanpa menoleh.
"Apakah kamu tau Keluarga Jourgan?".
Mendengar pertanyaan itu,tubuh rion tersentak. Tatapannya menoleh ke arah caine dengan pandangan bertanya.
"Ada apa? Apa mereka membuat masalah denganmu?". Rion berdiri kemudian melangkah menuju ke arah caine.
Caine menaruh mangkuk berisi salad buah itu di atas nakas, pandangannya naik membalas tatapan rion.
"Rion, bisakah kamu memanggil dokter Mirae yuzuki ke sini. Aku ingin berbicara dengannya". Caine tersenyum ke arah Rion, rion terdiam apakah caine tau sesuatu?.
"Baiklah,sebentar ya". Rion melangkah keluar ruangan meninggalkan caine yang hanya menatap pintu.
Tak lama kemudian rion kembali dengan dokter bersurai merah dan menggunakan kaca mata bening.
"Apa ada keluhan Tuan caine?". Tanya dokter itu sambil memperbaiki kaca matanya.
"Mirae Yuzuki Morgan" . Caine menatap ke arah Onyx kelam milik mirae.
"K-kenapa?-----". Mirae tergagap tak percaya ke arah caine, begitu pun rion yang menampakkan tatapan terkejutnya.
"Kamu melupakan sepupumu sendiri mira? Ini aku mira,aku Harris Caine De Jourgan-------".
Brak~
Tbc.
Pendek dulu ya, lagi di luar. Maaf ye, aku ngerasa bahasanya agak gimana gitu disini.
BTW NIH YA
HEHE HARI INI AKU NAMBAH UMUR PFFT GK SADAR TERNYATA UDAH MAKIN TUA😆, SENENG AJA RASANYA AKU BISA BERTAHAN SAMPE SEKARANG 😭 WALAUPUN BADAI MENERJANG.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] CAINE CHANA |rioncaine|
FanfictionTentu akan ada perselihan walaupun kamu mencegah agar itu tak terjadi, setidaknya nyawa dibalas nyawa dan diakhiri dengan penglengseran pemimpin.