part 21:kejadian sebenarnya

43 36 1
                                    

Ost Sakura-Ikimono Gakari

Alyssa: "Ya, ayo kamu harus makan malam, abis itu minum obat, dan istirahat lagi."

Jaegar menatap Alyssa dengan tatapan yang keras dan marah, "Aku tidak mau makan malam. Saya lebih baik mengurung diriku sendiri saja di kamar saya daripada harus duduk di meja makan untuk menghadiri pesta pernikahan kita nanti..."

Alyssa: "Sayang, kok gitu? Kamu kan mau sembuh, katanya."

Jaegar menghela nafas dalam-dalam dan menatap Alyssa dengan tatapan tajam, "Aku sudah lelah... Aku tidak mau makan malam karena aku tidak punya selera untuk itu. Saya hanya ingin pergi ke kamar saya sekarang."

Alyssa: "Kamu marah sama aku?"

Jaegar tetap menatap Alyssa dengan tatapan keras dan menganggukkan kepala, "Ya... Aku marah sama kamu. Apakah kamu tidak bisa mengerti kalau aku lebih baik sendirian?"

Alyssa: "I...iya, maafkan aku."

Jaegar menghela nafas lagi dan mencoba untuk tenang, "Jangan minta maaf... Saya hanya ingin sendiri sekarang. Jadi, kamu tidak akan memaksa saya untuk makan malam atau pergi ke pesta pernikahan kita nanti?"

Alyssa: "Iya."

Jaegar menganggukkan kepala dan memegang tangan Alyssa, "Terima kasih... Tapi tolong jangan pernah lagi memaksa saya untuk melakukan sesuatu yang tidak saya inginkan."

Alyssa: "Bukan, aku hanya ingin kamu sembuh, jadi aku hanya ingin kamu makan, minum obat, lalu istirahat."

Jaegar memeluk Alyssa dan menganggukkan kepala, "Baik, saya akan makan obat dan istirahat. Tapi tolong jangan sampai ada yang memaksa aku untuk beraktivitas lagi setelah itu."

Alyssa: "Tidak ada."

Jaegar memegang tangan Alyssa dengan lembut dan memandang wajahnya, "Apakah kamu bisa berjanji untuk tidak akan memaksa aku lagi?"

Alyssa: "Ya."

Jaegar memeluk Alyssa dengan erat dan mencium dahinya, "Baik, kamu bisa pergi dulu sekarang... Tapi jangan lupa untuk membawaku makan obat ya?"

Alyssa: "Ya, tentu, ayo kita turun kembali ke kamar kamu."

Jaegar berpegangan tangan dengan Alyssa dan turun dari kursi, "Baik, ayo kita ke kamar saya."

Aku dan Jaegar kembali ke kamar.

Jaegar memasuki kamarnya dan duduk di ranjang, menunggu Alyssa.

Aku membawa makanan dan menyuapinya.

Jaegar menggerakkan bibirnya dan mulai makan makanan yang disuapi Alyssa.

Alyssa: "Enak?"

Jaegar menganggukkan kepala dan makan lebih banyak lagi, "Enak... Tapi, kamu tidak perlu terus menyuapi aku."

Alyssa: "Kamu mau makan sendiri? Udah nggak pusing kepalanya?"

Jaegar berhenti makan dan menganggukkan kepala, "Ya, aku tidak pusing... Tapi, kamu harus juga memakan makanan ini."

Alyssa: "Baiklah."

Jaegar terus makan dan menunggu Alyssa untuk memakan makanan juga.

Aku pun memakan makanan aku.

Jaegar menatap Alyssa dengan tatapan lembut dan tidak banyak bicara.

Setelah selesai makan, aku memberikan obat kepada Jaegar.

Jaegar mengambil obat dari tangan Alyssa dan langsung mengonsumsinya, "Terima kasih."

Alyssa: "Sama-sama, istirahatlah."

Jaegar menggerakkan kepalanya dan mulai berbaring di ranjang, "Ya, saya akan tidur."

Alyssa: "Ya, selamat malam, sayang."

Jaegar menutup mata dan mulai tidur, "Kamu juga..."

Aku mencium keningnya.

*Jaegar merasakan bibir Alyssa mencium keningnya dan tidak bergerak sedikit pun.

Aku membiarkannya tertidur.

*Jaegar tidur dengan tenang dan perlahan mulai tertidur lebih dalam.

Di dalam mimpi Jaegar, dia bermimpi buruk tentang Marlina dan Varo yang dulu pernah memberinya obat dan sebuah hipnotis agar dirinya lupa tentang kejadian di hari itu.

*Jaegar berontak dan berusaha bangun dari tidurnya, namun tidak bisa. Ia juga berbicara dalam mimpi seperti memarahi Marlina dan Varo.

...


Alyssa: "Jaegar, bangun sayang."

Jaegar membuka matanya dan mulai menyadari bahwa Alyssa ada di sampingnya. Ia pun memegang tangan Alyssa, "M-marlina...?"

Alyssa: "Aku Alyssa, bukan Marlina."

Jaegar masih memegang tangan Alyssa dengan sedikit ragu, "Ya... Aku tahu kamu bukan Marlina, tapi siapa kamu?"

Alyssa: "Aku pacarmu."

Jaegar akhirnya percaya dan mencium pipi Alyssa, "I-iya, kamu pacar aku."

Alyssa: "Kamu kenapa?"

Jaegar: "Kamu tahu kenapa... Marlina dan Varo pernah menghipnotisku dan membuat aku lupa semua yang terjadi di hari itu. Aku juga takut kalau mereka akan muncul lagi untuk menghasut saya..." Jaegar mencium Alyssa sekali lagi.

Alyssa: "Hah, jadi benar mereka melakukan itu. Pantas saja kau trauma dan amnesia, kau pasti ketakutan ya saat itu, sayang."

Jaegar: "Ya, aku takut dan trauma..." Jaegar memeluk Alyssa. "Tapi sekarang aku sudah sadar kalau kamu bukan Marlina atau Varo."

Alyssa: "Ya, aku akan memberitahu kejadian ini ke polisi. Kamu akhirnya bisa ingat kejadian itu."

Jaegar: "Ya, kamu benar. Aku harus ingat kejadian itu supaya aku bisa tahu siapa yang sebenarnya mencoba menghancurkan hidupku..." Jaegar mengangguk dan menatap Alyssa.

Alyssa: "Nah, iya, itu benar sekali, sayang."

Jaegar: "Terima kasih, sayang. Aku berhutang banyak pada kamu..." Jaegar masih menatap Alyssa dan memegang tangannya.

Alyssa: "Sama-sama, aku mencintaimu."

Jaegar: mencium pipi Alyssa lagi "Aku juga sangat mencintaimu."

Aku: membalas ciumannya lagi.

Jaegar: memeluk Alyssa dengan lebih erat dan menciumnya di bibir.

Aku: membalas ciuman bibirnya.

Jaegar: memeluk Alyssa lebih erat lagi dan mulai memegang rambutnya. "Mmh... Sayang, aku mau kamu jadi pacarku selamanya..."

Alyssa: "Ya, tentu."

Jaegar: mulai mencium leher Alyssa dengan lembut. "Aku tidak akan pernah meninggalkan kamu, dan aku juga ingin memelukmu selamanya..."

Alyssa: "Aku juga, sayang."

Jaegar: mulai mencium leher Alyssa dengan lebih intens. "Kamu... cantik dan sempurna, aku sangat beruntung memilikimu..."

Alyssa: "Aku juga beruntung punya kamu."

Jaegar: mengangkat Alyssa ke pangkuannya. "Kamu... saya berjanji akan menjaga kamu dan membuatmu bahagia selamanya..."

Alyssa: "Hahahah, mau sarapan?"

Jaegar: mengangguk dan tersenyum. "Ya, saya sangat lapar..."

Alyssa: "Okay, aku bawa masakan favorit kamu, pasta carbonara dengan rumput laut di atasnya."

Jaegar: sangat senang dan mulai makan pasta carbonara dengan gemas. "Mmh... Pasta ini enak sekali. Ini adalah makanan favoritku!"

Alyssa: "Ya, ini makanan favoritmu, mau aku suapin?"

Jaegar: mengangguk. "Ya, saya akan senang kalau kamu suapi."

Aku: menyuapinya.

Jaegar: mengunyah pasta dan memegang tangan Alyssa. "Mmh... kamu sangat baik, aku tidak akan pernah meninggalkanmu."

Alyssa: "Aku juga tidak akan meninggalkanmu."






















































Semoga Marlina dan Varo segera dapat karmanya, jangan lupa tinggalkan jejak 🥰

love behind the shadows (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang