~21~

55 11 0
                                    

Seperti yang diberitahu, perkemahan akan dilaksanakan jum'at pada pagi hari, dan mereka akan pulang pada sabtu sore hari.

Sebelum berangkat, siswa siswi di wajibkan untuk berkumpul di sekolah untuk absen terlebih dahulu.

Han, Felix, Seungmin dan Ayen tentu sangat bersemangat dan sangat tidak sabar untuk pergi.

Beberapa menit kemudian, dan murid juga sudah diabsen, akhirnya mereka menaiki bus yang sudah menunggu di luar sekolah.

Ada 3 bus untuk para murid, dan 1 mobil van untuk kakak kakak osis.

~~~

"Aaa akhirnya sampe jugaa!!" teriak Changbin sambil meregangkan badannya.

"hush! Berisik banget lo!" tegur Lino membuat Changbin menciut.

Mereka sampai lebih dulu, terlihat di lokasi masih sangat sepi.

Lokasi hutan yang di pilih untuk berkemah sangatlah luas, pemandangannya bisa dibilang bagus, dan di kelilingi pohon yang masih subur. Pilihan yang sangat bagus, karna disana suasananya berangin.

Tak lama kemudian bus yang di tumpangi para murid sampai. Saat mereka turun semua terlihat bahagia melihat lokasi yang sangat luas dan bagus.

Chan, Lino, Changbin, Hyunjin, Han, Felix, Seungmin dan Ayen mulai berkumpul di satu titik, mereka memang tidak bisa terpisah.

"Dimana pasang tendanya?" tanya Han sambil melihat sekelilingnya.

"Gatau, tunggu aja arahan dari guru," jawab Lino.

"Anak anak!! Segera merapat ke sumber suara!!!" teriak salah satu guru yang menggunakan toa.

Mereka pun berkumpul ke sumber suara. Mereka mulai diberitahu semua aturan yang harus mereka patuhi selama berkemah.

"Hutan ini sangat luas, kalian tidak boleh bermain jauh jauh. Jika mau bermain, kalian tidak boleh melewati pembatas tali yang sudah diikat di pohon di sekitar area hutan. Mengerti?!"

"Mengerti!!" jawab para murid serempak.

Tenda sudah selesai di pasang. Hari mulai siang, mereka pun mengeluarkan perbekalan mereka untuk dimakan.

Chan dan yang lain duduk di satu tempat untuk makan bersama.

"Eh nanti kita jalan jalan sekitar sini yuk!" ajak Chan bersemangat.

"Gapapa?" tanya Seungmin.

"Gapapa lah, kan asal gak ngelewatin batas tali," jawab Chan kemudian lanjut makan.

Mereka semua setuju, sebelum itu mereka harus menyelesaikan makan terlebih dahulu.

~~~

"Lo yakin?" tanya Lino tak yakin.

"Gapapa, tenang aja, kan ada gue," jawab Chan yang sangat tenang.

Mereka berjalan menjauhi lokasi perkemahan.

"Ihh liat, ada tupaii," seru Ayen sambil menunjuk pohon.

"Ih iya, Han! Kembaran lo tuh!" canda Felix.

"Lucu kan kembaran gue? Makanya gue juga lucu," jawab Han sok imut.

"Idih? Mending gue tadi bilang lo mirip monyet," sesal Felix.

"Disini mana ada monyet," balas Han.

Mereka terus berjalan sambil melihat lihat sekeliling mereka. Sangat banyak yang mereka lihat di hutan, membuat mereka kagum karna selama ini mereka hidup di kota.

Hari mulai sore, mereka tak sadar bahwa mereka berjalan sangat jauh.

"Loh, dimana batas talinya?" tanya Chan keheranan.

"What?! Gak ada tali?!" kaget Hyunjin.

Mereka baru sadar bahwa mereka berjalan sangat jauh. Mereka lupa akan pembatas tali yang harusnya membatasi mereka berjalan. Namun, sepanjang jalan mereka memang tak terhalang oleh pembatas apapun.

"Gimana nih?" tanya Changbin mulai panik.

"Tenang tenang, kita coba cari jalan keluar dulu," ujar Chan menenangkan mereka semua.

Saat mereka berbalik ternyata ada dua jalan yang berbeda. Dan sayangnya mereka lupa darimana mereka lewat tadi.

"Weh? Kanan atau kiri nih?!" tanya Changbin.

"Chan, gimana??? Lo inget gak lewat mana???" tanya Lino yang ikut panik.

Chan mulai membeku, padahal mereka hanya mengikuti Chan dari belakang. Chan berkeringat dan sangat takut jika salah memilih jalan.

"Coba..kita ke kanan dulu," ujar Chan.

"Apa maksudnya 'coba, dulu'? Lo gak yakin???" tanya Lino yang mencoba untuk tenang.

Chan pun mengambil langkahnya dan menuju arah kanan. Otomatis yang lain mengikuti, tapi dengan perasaan yang kurang yakin.

Mereka berjalan dan berjalan, seingat mereka, mereka hanya berjalan lurus. Namun, yang jalan mereka lewati kini terlihat banyak tapak jalan. Itu membuat mereka tambah bingung dan panik.

Hari mulai gelap, dan lebih parahnya lagi mereka tidak membawa senter atau alat penerang apapun.

"Huh huhh..masih lama??" tanya Changbin tak kuat berjalan.

"Kayaknya..kita tersesat," ucap Chan singkat.

"Apa?!" kaget serempak.

Chan hanya bisa menunduk dan menyesal mengajak sahabatnya jalan begitu jauh.

"Yaudah mau gimana lagi, kita istirahat aja dulu disini, tunggu besok pagi baru kita lanjut jalan." Lino pun langsung duduk dan bersandar di pohon.

"Tapi semua guru bakalan nyari nyari kita!!" gerutu Hyunjin.

"Iya, kita juga gak izin tadi," lanjut Han.

"Justru kita gak izin, mereka gak bakal tau kita tersesat kok," jawab Lino santai.

Bukan santai melainkan pasrah dengan apa yang terjadi.

Yang lain jadi ikut pasrah, dan mulai berkumpul untuk istirahat.

"Kak Chan, bisa bikin api unggun gak?" tanya Ayen.

"Walaupun bisa, tapi lebih baik jangan deh. Disini hutan, kalo kita gak bisa matiin apinya bener bener, nanti jadi kebakaran," jawab Chan yang membuat Ayen kecewa.

Mereka semua meringkuk, mereka benar benar tidak membawa makanan atau peralatan apapun.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

🧭

The real Straykidz 👏😃

Best Friend, Forever?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang