~29~

39 7 0
                                    

Rumah yang Lino tidak pernah kunjungi selama 3 tahun, kini menjadi asing baginya ketika pertama kali datang. Lino merasa rumahnya cukup ramai dengan orang yang tak ia kenal, dan ayahnya yang terbaring di peti dipenuhi dengan bunga.

Lino sungguh merasa kehilangan, ia tak mampu berkata kata lagi saat dihadapan ayahnya yang sudah tiada.

"Nak.."

Bunda memanggil Lino pelan karna bunda tau Lino sangat hancur saat ini. Bunda memberikan pelukan hangat untuk Lino agar anak satu satunya ini tak merasa sedih.

"Yang sabar ya kak Ino.." gumam Han yang dari jauh memandang kak Lino.

~~~

Upacara kematian telah usai, satu demi satu orang telah pergi meninggalkan rumah Lino. Dan hanya menyisakan saudara saudara dan kerabat dari bunda dan ayah Lino serta Chan dan yang lainnya.

Saat acara selesai, merekalah yang membantu bersih bersih dan membereskan Rumah Lino.

Malam sangat gelap karna dihiasi dengan awan mendung. Mengetahui hal itu, saudara dan kerabatnya pun pulang dan hanya menyisakan sahabat sahabat Lino di rumah.

"Nak, ajak teman temanmu makan gih, mereka pasti laper," ujar bunda sambil menyiapkan makanan yang simpel untuk dimasak.

"Baik bundaa," jawab Lino.

Lino pun pergi ke ruang tengah dimana para sahabatnya berkumpul untuk istirahat sejenak.

"Makan kuy, bunda gue yang ajak," ajak Lino sambil menunjukkan arah dapur.

"Eh, gak usah repot repott," ucap Chan.

"Yang mau ikut gue," ucap Lino sambil memutar mata malasnya.

"Iya deh iyaa." Chan pun menerima ajakan Lino karna satu persatu dari mereka mulai meninggalkannya.

Malam yang sejuk sangat cocok dengan makanan panas seperti sup yang telah di buat oleh ibunda, selain itu supnya juga enak dan mengingatkan Lino akan masa kecilnya.

"Makasi bundaa," ucap mereka serempak.

"Sama samaa," jawab bunda dengan senyumnya.

"Oh ya, sekarang udah larut malam, kalian nginep disini aja ya. Kayaknya bentar lagi juga mau hujan," pinta bunda.

"Maaf bun, tapi Chan mau pulang, soalnya Chan masih ada urusan," ucap Chan.

Urusan yang dimaksud adalah menyiapkan perlengkapan kuliahnya. Dan jika Chan pulang, otomatis printilannya akan ikut dengannya.

"Iya bunda, kami juga mau pulang," ucap Ayen.

"Ohh..yasudah kalau begitu. Tapi, habisin dulu ya makanannya, baru kalian boleh pulang," canda bunda membuat mereka semangat melahap makanannya.

Setelah makan, tak lupa mereka juga membersihkan dan mencuci piring mereka agar tidak merepotkan.

Kemudian mereka bersiap untuk pulang kecuali Lino. Ya, kan memang disini rumahnya.

Lino akan tinggal di rumah, tapi sayangnya ia masih ragu tentang peringatan ayahnya.

"Lino..boleh nginep disini gak bun??" tanya Lino ragu.

Best Friend, Forever?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang