~31~

35 9 0
                                    

Kalian tau mereka memilih apa untuk bermain? Ya, mereka memilih untuk masuk ke rumah hantu, tidak terdengar seperti permainan, tapi lebih tepatnya mencari mati.

"Yakin nih??" tanya Changbin ragu karna ialah yang pasti akan berteriak paling keras.

"Gapapa..sekali sekali," ujar Chan santai.

"Gak ada yang sakit jantung kan?" celetuk Lino.

"Kayak berteman baru sehari aja lo," julid Chan ke Lino.

"Oke, jadi aturannya adalah kalian tidak boleh berlari atau berteriak saat berada di dalam," ujar pengarah yang berada di depan pintu masuk rumah hantu.

"Gak yakin gue.." batin Seungmin karna tidak mungkin mereka bisa diam nanti.

"Disini hantunya tidak akan menyentuh atau memegang kalian, jadi kalian juga tidak boleh memukul hantu hantu yang berada di dalam," lanjut si pengarah.

"Awas aja.." batin Hyunjin.

"Ruangannya tidak gelap jadi anda bisa berjalan dengan selamat sampai menemukan jalan keluar." Itulah peraturan yang sudah di jelaskan panjang lebar untuk mereka.

"Menemukan jalan keluar??" gumam Han membuat yang lain menatapnya.

Dari kata itu mereka sebenarnya tidak jadi ingin masuk ke rumah hantu, tapi karna sudah membayar tiketnya, mereka mau tidak mau harus menguji nyali mereka.

Akhirnya giliran mereka untuk masuk ke ruangan.

Masing masing dari mereka sudah merinding karna saat masuk mereka sudah di perlihatkan dengan boneka seram sebagai penyambut.

Di dalam, terlihat dari sudut manapun ruangannya terlihat kumuh, begitulah khasnya. Pencahayaannya pun juga remang remang dan di penuhi dengan bercak bercak darah di setiap langkah mereka.

"Takut.." lirih Ayen.

"Gapapa, ada Chan disini, biar dia tanggung jawab kalo lo kenapa napa," ujar Changbin sedikit kesal.

Mereka berjalan dengan sedikit menunduk, selama ini mereka melangkah tapi mereka belum  menemukan hantu.

"Ini hantunya libur kali ya?!" cetus Han yang kesal karna hantunya tak kunjung muncul.

"Dandan mereka tuh," jawab Lino. "Kayaknya.." lanjutnya.

Drit..drit..

Terdengar suara aneh yang entah darimana datangnya. Sayangnya karna saking takutnya, mereka tidak menyadari kalau suara itu ada dan sudah ada sosok yang mengerikan siap menerkam mereka di belakang.

"Kalian denger gak??" tanya Lino yang mulai ngeh dengan suara itu.

"Gak denger, soalnya lagi tutup mata," ucap Ayen. Memang benar posisi tangannya menutup telinga, tapi ia juga memejamkan matanya.

"HHIHIHIHIII!!"

"LARI!!!"

Mereka langsung lari terpontang panting, untungnya ruangannya sangat luas sehingga mereka bisa berlari secara bersamaan.

"BWAAHAHAHAH!"

Salah satu makhluk mengejar mereka, hantu itu seperti laki laki yang mengenakan seragam kantor tapi dengan wajah yang hancur dengan tangan yang seperti terlindas mobil. Itulah sosok dari penglihatan mereka ketika sesekali menoleh ke arah belakang.

"AAAA!! AAA!!!" Teriak mereka yang sudah tidak bisa dipendam.

Yang mereka pikir, mana ada orang yang cosplay dengan kepala hancur hampir tidak berkepala??? Sangat hebat yang mendandani mereka seperti itu.

Best Friend, Forever?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang