~30~

47 8 0
                                    

Kehilangan dua anak saat ini membuat Chan tidak sepenuhnya bahagia. Walaupun si tupai akan balik lagi, tapi ia tak menjamin jika kelinci akan berkumpul lagi dengannya dan yang lain.

"Tidur tidur! Udah malem cepet tidur!" desak Chan karna melihat makhluk makhluk ini masih malas malasan di sofa.

"Aaa gak seru gak ada Hann," gerutu Felix.

"Alah, biasanya juga kalo disatuin malah adu mulut," sindir Seungmin.

"Iya! Bikin kuping sakit!" sambung Ayen.

"Itu mah beda lagi, lagian gak setiap hari juga," ucap Felix.

Suasana kembali hening, mereka juga melanjutkan leha leha di sofa.

Melihat hal itu, sepertinya Chan tidak ingin diam saja. Baginya, ia harus mendidik anak anak ini supaya lebih disiplin.

"Yang gak tidur, gak ikut jalan jalan besok," ujar Chan.

"Satu!.."

Mendengar Chan mulai menghitung, mereka langsung kalang kabut menuju kamar mereka masing masing.

"Dua!..."

Belum sampai hitungan ketiga, mereka sudah hinggap di kamar masing masing dan meninggalkan Chan sendiri di ruang tengah.

"Huftt..susah juga ngurus mereka," keluh Chan sambil berkacak pinggang.

Setelah merasa aman, Chan pun membereskan sisa sisa barang mereka yang masih berserakan. Ketika sudah rapi, Chan pun mematikan lampu dan pergi ke kamarnya.

Sepertinya masalah kedua berada di depan matanya. Saat masuk kamar, Chan melihat kasur kasurnya berantakan karna ulah Changbin, Seungmin, dan Ayen.

Tapi Chan hanya pasrah, karna menyadari mereka telah tertidur lelap. Chan jadi tidak bisa merapikan kasurnya terlebih dahulu.

"Ini kasur mau luasnya 100m² juga bakal ketutup sama ni anak,"

Yang dibicarakan tak lain adalah Changbin. Posisi tidurnya sekarang sangat membentang sehingga Chan tidak ada space untuk tidur.

Sangat berbeda dengan kasur sebelah yang dihinggap oleh Seungmin dan Ayen. Mereka berdua justru tidur secara vertikal dan rapi walaupun memang kasurnya berantakan.

Karna Chan sudah sangat merasa lelah, dan ia juga tidak tega membangunkan Changbin, jadinya ia memilih tidur di kasur sebelah. Untungnya ada space untuk Chan tidur dengan aman walaupun kemungkinannya sangat kecil.

"Siapa sih??" batin Seungmin yang setengah sadar, tapi tertidur kembali.

"Malam semua." ucap Chan sambil mematikan lampu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pagi hari tiba, Chan bangun lebih dulu dan juga Changbin. Mereka berdua sedang mengumpulkan nyawanya di ruang tengah dengan duduk santai di sofa kesayangan mereka.

"Lu katanya masih ada urusan, kok malah ngajak jalan jalan?" tanya Changbin mengingat bahwa kemarin alasan Chan tak ingin menginap karna masih ada urusan.

"Kalo gak mau gak usah ikut," ujar Chan sambil meregangkan badannya.

Sebenarnya kemarin Chan hanya asal ngomong agar mereka cepat tidur. Sekarang Chan memang ada urusan, tapi tidak mungkin kalau yang lain tak mengungkit ajakannya. Jadi Chan mengambil keputusan untuk berjalan jalan sekalian untuk healing.

Best Friend, Forever?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang