BAB 48

42.1K 2.4K 48
                                    

- 𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 -

Suara alunan dari piano terdengar memenuhi ruangan. Gabriel duduk di kursi piano nya dengan jari jemari yang seakan menari di atas alat bernama kan piano.

🎶 And it was enchanting to meet you.. 🎶

🎶 All I can say is, I was enchanted to meet you.. 🎶

Iya, lagu yang pria itu sedang mainkan adalah lagu dari Taylor Swift berjudul Enchanted.

Dalam pikiran nya muncul wajah seorang gadis yang beberapa waktu ini terus mengganggu pikiran nya. Mengganggu waktu tenang nya, namun juga berhasil menciptakan lengkungan di bibir nya, meski hanya memikirkan wajah gadis itu saja. Seperti sekarang.

Drtt.. Drtt.. Drtt..

Dering ponsel nya membuat pria itu terpaksa menghentikan permainan piano nya. Meraih ponsel nya, menatap kontak si penelfon.

Senyum nya kembali terbit, kali ini lebih lebar. Pria itu menatap ke guru les piano nya yang tengah menatap kearah nya. "Saya angkat telfon dulu ya, pak," izin nya.

Mendapat anggukan, Gabriel mengangkat telfon nya, mendekatkan ponsel nya ke telinga.

"Halo, Kei."

"Hai El, lo ada di mana sekarang?" tanya Keira di seberang sana.

"Lagi di tempat les piano. Kenapa?"

"Lo tau alamat nya Mina, engga? Gue butuh nih, tapi Renza ga bisa di telfon dari tadi."

Gabriel mengernyit, "Alamat Mina? Buat apa?" tanya nya.

"Ada perlu. Cepet, kasih tau aja. Gue ada urusan sama dia!" jawab Keira dari seberang sana, terdengar buru - buru.

Gabriel diam sebentar, tampak berpikir, "Yaudah, gue kirim," respon Gabriel pada akhirnya.

"Thanks. Sekarang, ya." Setelahnya, tanpa menunggu jawaban Gabriel, Keira mematikan telfon nya sepihak.

Segera, Gabriel mengirimkan alamat rumah Mina pada Keira. Tak tau gadis itu ada urusan apa. Pandangan Gabriel mengarah ke si guru piano nya. "Pak.. boleh lanjut besok aja?" tanya Gabriel meminta izin.

"Kenapa? Ada urusan?" tanya si pak guru yang di angguki oleh Gabriel. "Yaudah.. lanjut besok aja. Lagian, permainan piano kamu udah cukup bagus," lanjut si guru.

"Kalau gitu saya pergi, pak. Terimakasih," ucap nya sembari beranjak meraih tas nya pergi.

------------

Alamat rumah Mina di kirim melalui chat oleh Gabriel. Keira langsung melajukan mobil nya ke alamat itu.

Sekitar 10 menit perjalanan, mobil nya berhenti di depan sebuah rumah yang lumayan elit. Gadis itu menuruni mobil nya, menatap bangunan di hadapan nya.

"Maaf, ada perlu apa, ya?" tanya satpam penjaga rumah itu.

Keira melirik sekilas satpam, "Mina ada? Saya perlu ngomong sama dia," ujar Keira to the point. "Bisa tolong panggil keluar?"

"Oh.. Sebentar ya dek, bapak kasih tau nona dulu di dalem," ujar si satpam ramah, kemudian berjalan masuk ke dalam rumah, meninggalkan Keira di sana.

Keira menyenderkan tubuh nya ke pintu mobil, melipat tangan nya di depan dada sembari mengetuk - ngetuk sepatu nya ke tanah. Menandakan Keira menunggu dengan tak sabar.

Tak terlalu lama, tapi cukup membuat kulit putih Keira terbakar sinar matahari karena menunggu. Mina akhirnya keluar dari rumah nya dengan tatapan tak bersahabatnya.

The Antagonist ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang