PERINGATAN!!! Cerita ini sepenuhnya fiksi dan tidak didasarkan pada peristiwa atau orang nyata. Karakter, tempat, dan kejadian dalam cerita ini adalah hasil imajinasi penulis. Setiap kemiripan dengan orang atau peristiwa nyata adalah kebetulan semata. Pembaca diharapkan untuk menggunakan imajinasi mereka dan menikmati cerita ini sebagai karya hiburan.
---
"Hei, Violetta payah, untuk apa kau mengobrol dengan penyihir itu?"
Geneviev Goldbeard dan sikembar Mitzi Missie Ironforge menatap Violetta tajam. Janette hanya menatap mereka bingung bergantian, "Hei Violetta jelek! Apa yang kamu lakukan dengan perebut calon suami Lady Anastasia?" Ujar Missie polos sambil berkacak pinggang, yang membuat sang kakak Mitzi menyenggol lengannya pelan.
Anastasia? Apakah Lady bergaun hijau disebelahnya ini? Janette langsung menoleh ke kiri yang disambut pemandangan Anastasia sedang menatap Janette remeh. Namun Janette hanya menutup mulutnya dan berusaha menahan tawanya, karena ternyata pemikirannya tadi memang benar ia bahkan sudah menikahi lelaki yang dicintai Lady angkuh disebelahnya ini.
Geneviev langsung berusaha mengubah topik "Ah, Anastasia yang cantik, tidak usah duduk disamping si buruk rupa itu..mari duduk disamping kami saja di meja sebelah sana." Janette langsung paham ternyata mereka ini dayang-dayang Anastasia, fikirnya sambil tersenyum kecil.
"Roseanne tidak buruk rupa, dia cantik" balas Violetta yang sangat menggemaskan menurut Janette. Anastasia, Geneviev beserta sikembar langsung tertawa terbahak-bahak dengan gaya mengejek "Cantik? Matamu buta ya Violetta?" sahut Anastasia sambil terus mengeluarkan suara tertawanya yang kesannya seperti dipaksakan. "Ah, sudahlah Lady Anastasia, memang jika buruk rupa melihat buruk rupa lainnya mereka akan menghibur diri mereka sendiri dengan saling mengatakan mereka itu cantik" Missie berkata sambil mengusap air matanya.
Janette sedikit terkejut dengan perkataan mereka yang begitu sadis terhadap Violetta, padahal menurutnya Violetta lah yang paling manis diantara mereka semua. Yah, mungkin mereka juga tidak kalah cantik namun attitude mereka membuat semua kecantikan itu tertutup. "Pergilah sana Lady, duduk dengan mereka. Apa kau tidak takut aku menyihirmu diam-diam saat kau meminum teh dan membuatmu menjadi jauh lebih buruk rupa dariku?" Janette menjeda perkataannya sebentar, "Jika cantik seperti ini saja Caden tetap tidak menikahimu, bagaimana jika kau ku sihir semakin buruk rupa? Apakah nanti hewan pun tidak ingin menikahimu?" Sambungnya sambil bergantian menatap Anastasia dan ketiga kroco nya.
"Kau ini!! Dasar pe-" perkataan Anastasia dipotong dengan dentingan gelas yang diketuk dengan sendok oleh Lady Willowcrest. "Diharapkan kepada semua nona-nona, untuk duduk agar acara bisa dimulai" seorang perempuan memakai kacamata yang kelihatannya adalah kepala pelayan di kediaman Willowcrest berbicara, seragamnya mirip dengan milik Gaston namun lebih feminim dengan bentuk pinggang yang lebih ditonjolkan.
Geneviev beserta si kembar langsung berlalu menuju meja mereka, sedangkan Anastasia tetap berada disebelah kiri Janette.
"Aku benar benar mengucapkan terima kasih karena kalian semua menyempatkan diri untuk hadir pada acara sederhana yang aku selenggarakan, aku harap apa yang sudah disediakan dapat membuat kalian semua nyaman dan menikmati acara sore ini" Seraphina menunduk sedikit dan kembali duduk. Beberapa pelayan langsung datang dan menuangkan teh pada setiap gelas para Lady namun menaruh kembali tekonya dimeja, beberapa pelayan pria juga membawa keluar makanan manis yang disusun bertingkat.
Setelah acara selesai, Janette berpamitan pulang pada Seraphina Willowcrest dengan memberinya bingkisan hadiah berupa perhiasan yang telah dipilih Janette langsung dari pengrajin. Sesampainya dikastil, Janette berjalan masuk sambil memegang sepatu hak nya ditangan karena kakinya sedikit terluka, ia masuk dengan kondisi kastil yang sepi.
Janette merasa lelah dan memutuskan untuk berjalan ke kamarnya yang ternyata saat lelah, kamarnya terasa sangat jauh dari pintu masuk kastil. "Andai aku bisa tiba-tiba berpindah ke kamar, atau terbang saja" ia mendesah pelan. Namun pengelihatannya tertuju pada karpet kecil yang terpajang didinding. "Apa aku bisa terbang seperti Aladdin?" katanya sambil memiringkan kepalanya bingung, ia pun menunjuk karpet itu dan berusaha fokus "karpet, ayolah terbang dan antar aku kekamar"
5 detik...10 detik..
Tidak ada yang berubah, membuat Janette tertunduk lesu, "Dasar gila" ia pun melanjutkan berjalan dengan menyeret langkahnya. Namun, tiba-tiba ia merasa badannya terangkat ah apakah mantranya berhasil? Janette hampir tersenyum cerah saat ternyata ia menyadari bahwa bukan karpet yang mengangkatnya. Namun sepasang tangan kekar milik Caden "Untuk apa menunjuk karpet, karpet itu bukan karpet ajaib" katanya dingin.
Janette kaget sekaligus merasakan jantungnya berdetak sangat kencang, jaraknya yang sangat dekat dengan Caden membuatnya semakin lemas. Ternyata Caden sangat wangi fikirnya sambil berusaha menutupi seluruh mukanya yang memerah karena menahan malu, malu karena digendong oleh Caden dan malu karena ketahuan berusaha menyihir karpet lalu gagal.
"A-astara mana?" kata Janette masih menutup mukanya. "Tidak tahu" kata Caden singkat membuat Janette sedikit kesal dan membuka matanya. Baru saja ingin protes, Janette terdiam saat melihat pemandangan wajah Caden dari bawah seperti ini membuatnya terdiam. Caden menaruh tubuh Janette ke atas tempat tidur kamar Janette dengan lembut.
Tampak mata Caden sedikit memperhatikan suasana kamar Janette "Ada apa?" kata Janette sambil merubah posisinya menjadi duduk, Caden hanya menggeleng "Besok malam akan ada jamuan makan malam dari raja karena putri baru saja pulang dari perlombaan antar negaranya, jadi bersiap-siaplah" kata Caden lalu ia berjalan keluar dari kamar Janette.
Ah itu pasti Putri Mirabelle, ia adalah tokoh favorite kedua Janette setelah Caden dan tokoh favorite utamanya dibandingkan keluarga kerajaan lain. Selain cantik Putri Mirabelle merupakan putri yang cerdas dan memiliki kemampuan komunikasi yang hebat dalam bernegosiasi. Pada umurnya yang ke-19 ia sudah menjadi perwakilan ayahnya dalam pernegosiasi antara kerajaan kuat lainnya. Bahkan menurut Janette ialah yang harusnya naik menjadi penerus tahta dibanding Putra Mahkota dan kakak-kakak Mirabelle lainnya.
Namun setelah diingat lagi, Putri Mirabelle pada masa ini mungkin masih berumur 13 tahun dan masih imut-imut. Membuat Janette bersemangat untuk menyambut hari esok
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐄𝐓𝐄𝐑𝐍𝐔𝐒
Fantasy"Pagi bu, Saya ingin meminjam buku ini", Seorang mahasiswi cantik menyerahkan buku sejarah tebal ke perpustakawan. "Really Janette? Kamu sudah meminjam buku ini yang ke sepuluh kalinya!" Bu Margarete menghela napas panjang sambil mengetik nomor ser...