Chapter XI

38 9 0
                                    

PERINGATAN!!! Cerita ini sepenuhnya fiksi dan tidak didasarkan pada peristiwa atau orang nyata. Karakter, tempat, dan kejadian dalam cerita ini adalah hasil imajinasi penulis. Setiap kemiripan dengan orang atau peristiwa nyata adalah kebetulan semata. Pembaca diharapkan untuk menggunakan imajinasi mereka dan menikmati cerita ini sebagai karya hiburan.

Saat ditengah-tengah menikmati sarapan, tiba-tiba pintu kamar Roseanne terbuka memperlihatkan Caden yang masuk. Melihat itu para pelayan yang ada disitu langsung berpamitan keluar dari kamar membuat suasana sedikit canggung. 

"Loh? Bukannya kau sedang sarapan bersama raja?" tanya Roseanne.

Terlihat wajah Caden yang terlihat marah dan suram langsung terduduk di sofa kamar, "Kita pulang sebentar lagi" katanya singkat. Membuat Roseanne sedikit terkejut, mengapa dengan pujaan hatinya itu?

Roseanne yang tidak ingin semakin merusak suasanya hanya mengangguk, terlihat Caden yang bersender ke sofa dan memejamkan matanya. Melihat kesempatan itu Roseanne yang tahu bahwa Ghunter berjaga diluar langsung berjalan perlahan dengan tujuan ingin menghampiri Ghunter dan bertanya apa yang terjadi. 

"Mau kemana?" ternyata Caden sadar kalau Roseanne bergerak dari meja makan kecil itu. Caden langsung membuka mata dan terduduk tegak "Em..Uh..Aku..Aku mau meminta teh hangat untukmu. Yah..benar, teh hangat" ujar Roseanne sambil tertawa canggung. 

Caden hanya menatapnya sebentar dan mengangguk lalu bersender lagi ke sofa dan memejamkan matanya. Roseanne yang merasakan gemuruh didadanya saat Caden memergokinya sedang berjalan perlahan langsung bernafas lega, dengan cepat ia membuka pintu dan menutupnya kembali. 

Setelah meminta pada pelayan yang sedang lewat untuk membawakan teh, Roseanne juga langsung menarik Ghunter sedikit menjauh dari pintu kamar, "Yang Mulia? Ada apa?" Ghunter terlihat sedikit gugup saat Roseanne menggengam pergelangan tangannya dan menariknya menjauh. 

"Bisa kau ceritakan apa yang terjadi? Mengapa wajah Caden begitu suram seperti anak-anak tidak diberi camilan saja" kata Roseanne menatap Ghunter sambil mengernyitnya dahinya bingung. 

"S-se..seperti anak-anak anda bilang?" Ghunter sedikit terkejut mendengarnya, karena faktanya anak-anak yang dikatakan Roseanne sempat membuat gempar aula makan kerajaan tadi.

Roseanne hanya mengangguk pelan, "Cepat katakan apa yang terjadi Ghunter" katanya sedikit tidak sabar. Sifat asli Janette si gadis yang terperangkap ditubuh Roseanne ini memang tidak bisa hilang, rasa keingintahuan yang besar yang akan membawanya untuk mencari tahu terus-menerus hingga ia puas dengan jawabannya. 

Ghunter pun menceritakan kejadian berdasarkan sudut pandangnya, dari awal saat Ghunter menemani juru bicara raja yang mengutusnya untuk mengundang Caden makan bersama dengan keluarga kerajaan serta bangsawan lainnya. Caden terlihat sangat bersemangat saat membuka pintu untuk Ghunter dan juru bicara sang raja. 

Namun, ekspresi Caden langsung berubah saat juru bicara raja menyampaikan bahwa raja hanya mengundang Caden untuk makan bersama. Saat berjalan bersama menuju aula besar pun Caden kembali menampilkan muka tanpa ekspresinya itu, aura bersemangat yang sempat terlihat oleh Ghunter hilang seketika.

Ternyata disana tidak ada Ratu, Isami, Abraham maupun Mirabelle. Yang ada hanya Raja dan Pangeran Nikolai beserta bangsawan tingkat atas yang masing-masing membawa pasangan mereka. Ghunter melihat Caden hanya mendelik sebentar sebelum duduk dibangku kosong didekat Raja dan Pangeran Nikolai. 

Kejadian makin memanas saat pada awalnya Raja membuka obrolan "Caden, kau taukan aduan dari kepala desa Fanfoss yang menyatakan kalau desa mereka diserang oleh monster sihir yang menewaskan banyak hewan ternak dan membuat kebun mereka gagal panen? Aku sudah mengutus anak buahmu dari kemiliteran, namun mereka tidak sanggup"

Caden terlihat tetap memotong daging sambil mendengarkan Raja berbicara "Aku ingin kau pergi dan urus monster-monster itu selama seminggu" sambung raja sambil kembali menyuapkan makanan kemulutnya. 

Namun, belum sempat Caden menjawab apapun. Pangeran Nikolai langsung berkata "Ayah, suruh Caden bawa istrinya juga. Desa itukan dekat dengan kerajaan sihir itu, pasti monster-monster itu berasal dari sana. Ah siapa namanya? Anne?" ucapan itu langsung disambut oleh bangsawan lain yang setuju. Hal itu membuat Caden menaruh garpu nya kasar "Jaga mulutmu Nikolai!"

"Caden!" bentak Raja, "Berani-beraninya kau memanggil nya tanpa embel-embel Pangeran?! Benar apa yang dikatakan Nikolai, kau seharusnya membawa istrimu itu untuk mengendalikan monster dari kerajaannya. Aku ralat kau pergilah selama sebulan dan bantu rakyat Fanfoss mengatasi gagal panen mereka, megabdilah pada mereka Caden. Kau dan istrimu itu, suruh ia bertanggung jawab atas rakyat monsternya" Raja berkata tanpa ragu dengan raut wajah menahan amarah.

Pangeran Nikolai yang dibela oleh ayahnya hanya bisa tersenyum, Ghunter melihat wajah Caden menggelap menahan amarah. Sejak Caden membentak Pangeran Nikolai, bangsawan lain langsung terdiam dan tidak berani ikut campur lagi. 

"Kau ini, sejak memiliki istri kau kehilangan sifat bangsawanmu yang tenang dan terus menurutiku! Jangan sampai kau dipengaruhi oleh kekuatan penyihir itu Caden" desis Raja pada kalimat akhirnya. 

Tiba-tiba Caden membanting gelasnya kemeja sambil berdiri dan meninggalkan aula megah itu dengan langkah kaki cepat, Ghunter mau tidak mau hanya bisa mengikuti dari belakang sambil merasa sedikit bergidik. 

"Begitu Yang Mulia.." Ghunter menutup ceritanya sambil menghela nafas panjang. Roseanne mengangguk sambil memikirkan bukannya Raja yang memaksa Caden menikahi Roseanne? Mengapa sekarang mereka bersikap seakan alergi dan tidak setuju dengan pernikahan ini?

"Lalu? Bagaimana lagi Ghunter? Apa ada lagi yang ia katakan?" tanya Roseanne, kilatan rasa ingin tahu benar-benar memancar dari matanya yang indah. Namun anehnya, Ghunter hanya menunduk sambil menggeleng-gelengkan kepalanya pelan.

"Oh...ayolah Ghunter, ceritakan padaku lebih rinci" Roseanne berkata sambil menggoyang-goyangkan lengan Ghunter kencang.

"Cerita apa Anne?" suara berat namun lembut mengalun tepat dibelakang Roseanne, suara itu jelas membuat Roseanne bergidik seketika dan kembali membuat jantungnya berdegup kencang. Roseanne berbalik dengan perlahan sambil menunduk, dan hanya memperlihatkan sepatu dari seseorang dibelakangnya. 

Setelah melihat sepatu itu, bukannya mereda. Detak jantung Roseanne semakin kencang ditambah dengan kepalanya yang secara tidak ia sadari melihat keatas dan langsung menatap mata Caden. 

"Cerita tentang apa?" Caden mengulangi pertanyaannya sambil menatap Roseanne dalam. Katakan Roseanne aneh, karena bukannya takut ia malah terpesona dengan ketampanan Caden, ditambah dengan mata Caden yang terus  menatap kearahnya membuat kaki Roseanne sedikit bergetar.

"T-tadi, Ghunter ce-cerita tentang kekasihnya, bukan begitu?" Roseanne menyenggol bahu Ghunter pelan. "Kekasih?" tanya Caden lagi.

"A-ah, iya..itu..Yang Mulia, benar apa yang dikatakan Yang Mulia Roseanne" Ghunter kembali menunduk. 

"Sarapanmu masih belum habis dan kau disini bercerita tentang kekasih Ghunter, Anne?" suara berat Caden kembali terdengar dengan nada sedikit marahnya. 

"Aku kan ingin memesan teh untukmu juga.." ucapan Roseanne perlahan memelan saat kembali menatap mata Caden lagi. "Sudah datang dari tadi, jika kau tidak ingin menghabiskan sarapanmu langsung bersiap dan ayo pulang. Ghunter, pergi siapkan kereta!" Caden langsung membalikkan badannya dan berjalan kembali kedalam kamar. 

𝐀𝐄𝐓𝐄𝐑𝐍𝐔𝐒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang