Chapter VIII

50 11 0
                                    

PERINGATAN!!! Cerita ini sepenuhnya fiksi dan tidak didasarkan pada peristiwa atau orang nyata. Karakter, tempat, dan kejadian dalam cerita ini adalah hasil imajinasi penulis. Setiap kemiripan dengan orang atau peristiwa nyata adalah kebetulan semata. Pembaca diharapkan untuk menggunakan imajinasi mereka dan menikmati cerita ini sebagai karya hiburan.

!!MOHON DIBACA!! Halo semua pembaca sayang, setelah menerima masukan aku juga merasa bahwa mungkin memakai nama Janette dan Roseanne secara bersamaan membuat sebagian pembaca bingung. Maka sejak Chapter VIII ini aku memutuskan untuk menggunakan nama Roseanne saja untuk keseluruhan cerita hingga akhir.

---

"Yang Mulia, bangun..Yang Mulia Roseanne" Astara mengguncangkan tubuh Roseanne perlahan. Diikuti dengan beberapa pelayan wanita yang datang membuka jendela dan cahaya matahari langsung menyinari wajah Roseanne membuatnya silau. Ia pun mengernyit dan akhirnya membuka matanya. Badannya masih terasa sedikit kelelahan bukan hanya secara fisik namun secara mental, kejadian tadi malam membuatnya sangat terkejut karena merasakan langsung aliran sihir itu dalam tubuhnya. 

Terlihat gaun yang kemarin malam dibeli di butik Nona Paradise telah digantung di manekin kayu yang diletakkan diujung kamar nya. Roseanne hanya pasrah saat dituntun dan dibantu oleh para pelayan untuk mandi, berpakaian, berdandan hingga menata rambutnya. Roseanne sedikit terkejut saat dipakaikan korset yang diikat kencang oleh Astara "A-Astara sesak sekali" katanya sambil terbatuk-batuk. "Tahan sedikit nona!" sahut Astara singkat.

Setelah selesai Roseanne menatap dirinya sendiri kagum, "Apa-apaan ini, cantik sekali kau Roseanne", walaupun ia adalah Janette dan bukan Roseanne yang asli ia tetap kagum dan bersyukur sekali setidaknya pernah secantik ini. Walaupun Janette yang asli juga tak kalah cantik.

Roseanne pun diantar kebawah menuju pintu kastil, disana ternyata ia telah ditunggu oleh Caden, Gaston, Ghunter dan tiga pengawal beserta lima pelayan perempuan. Ternyata setelah dilihat-lihat pelayan di kastil Silverberg sangat sedikit dibandingkan dengan Kastil bangsawan lain. Apalagi setelah beberapa hari lalu mengunjungi Kastil Willowcrest, disana terdapat puluhan pelayan yang berbaris bersedia menyambut para bangsawan. 

Ia bisa melihat jelas muka Ghunter dan tiga pengawal laki-laki yang terpana melihat Roseanne yang turun perlahan melalui tangga."Woah, anda sangat menawan Lady Roseanne" ucap Gaston sambil tersenyum lembut. Roseanne hanya tertawa kecil dan membalas ucapan Gaston "Terima Kasih Gaston" 

Tiba-tiba Caden memberinya kain yang dapat dipakai untuk menutupi wajah dengan jaring jaring tipis namun tetap menyamarkan wajah, "Tutupi wajahmu itu" katanya singkat, Roseanne hanya terkejut. Mengapa Caden menyuruhnya menutup wajahnya? Apa Caden malu bersamanya? Pemikiran itu terus memutar dalam kepala Roseanne. "Kenapa Yang Mulia? Yang Mulia Roseanne sudah sangat cantik hari ini, pasti semua orang akan-" perkataan Ghunter langsung dipotong oleh Caden. "Kita berangkat sekarang" Caden langsung berlalu dengan cepat menuju kereta kuda tanpa menggandeng atau bahkan menawari Roseanne untuk berjalan terlebih dahulu.

Dengan suasana yang tiba-tiba berubah membuat Roseanne dan yang lainnya hanya bisa terdiam kebingungan, Roseanne pun merasakan perubahan suasana hatinya dalam sekejap membuat raut wajahnya sedikit suram, Astara yang melihat itupun hanya mengelus bahu Roseanne lembut dan memberi tanda untuk segera naik ke kereta. Pada saat ini Caden masih satu kereta dengannya, Roseanne naik perlahan dibantu oleh Ghunter yang menggengam tangannya dan membantu gaunnya untuk naik sempurna dalam kereta, disaat itu mereka duduk bersebrangan Roseanne hanya menunduk menatap tangannya yang dipakaikan sarung tangan berwarna biru langit ditambah dengan kain berjaring yang menutupi wajahnya.

Saat dikereta, Caden beberapa kali terbatuk dan sedikit memegangi dadanya. Roseanne berfikir apakah batuk Caden belum juga sembuh sejak beberapa hari lalu? Namun karena suasana hatinya masih sangat buruk karena Caden, Roseanne memilih untuk diam saja dan tidak menanyakan hal apapun. 

Setelah sampai di kastil kerajaan, Roseanne dibuat terpana dengan bangunan-bangunan istana yang menurutnya sangat mewah namun tidak berlebihan. Ditambah dengan hiasan dekorasi yang menghiasi setiap sudut istana membuat suasana hatinya sedikit membaik. Roseanne hanya diam saat mengikuti Caden memasuki aula besar didalam kastil yang telah dihadiri banyak bangsawan yang memakai gaun mewah dengan berbagai macam warna. 

"Yang Mulia Caden Von Silverberg dan Lady Roseanne de Umbra memasuki ruangan" suara pengawal itu kencang saat Caden dan Roseanne melangkah memasuki aula. Semua orang berbisik-bisik saat melihat pasangan yang sebenarnya masih jadi topik hangat dikalangan para bangsawan. Dikarenakan belum banyak bangsawan yang tau wajah asli Roseanne terkecuali bangsawan yang hadir pada saat pesta teh Lady Willowcrest, ditambah lagi rumor yang masih tersebar yang mengatakan bahwa Roseanne merupakan gadis buruk rupa. 

Roseanne sedikit heran, mengapa rumor tentang dirinya yang buruk rupa masih tersebar? padahal dirinya telah sengaja hadir pada pesta teh Lady Willowcrest untuk menghilangkan rumor itu. 

"Kau dengar? Lady Anastasia bercerita padaku bahwa wajah cantik yang kita lihat pada pesta teh Lady Willow bukanlah wajah nya yang sebenarnya, pada saat memasuki kereta kudanya Lady Anastasia melihat dengan langsung wajah penyihir itu langsung berubah menjadi keriput"kata seseorang, "Benarkah?! Apa dia lupa mengubah wajahnya hari ini? Sepertinya Yang Mulia Caden yang menyuruhnya memakai kain untuk menutupi wajah buruk rupanya" bisik-bisik Lady yang sebenarnya sangat didengar oleh Roseanne. Hal itu membuatnya sangat kesal, ia hanya menggenggam gaunnya kencang karena sedari tadi sudah banyak hal yang membuat suasana hatinya sangat hancur. 

Seorang pelayan menghampiri Caden dan menuntun mereka untuk duduk pada meja khusus yang telah disediakan untuk pasangan Silverberg ini. Roseanne mencoba menghela nafasnya dan mengurangi rasa amarahnya dengan duduk dibangku yang telah disediakan. Caden terlihat duduk disebelahnya, namun tak berselang lama seorang gadis kecil cantik yang memakai gaun mewah dan mahkota kecil berlari kecil diikuti dua pelayan dibelakangnya "Caden..Caden" katanya tersenyum sumringah sambil menghampiri Caden dan memeluknya. 

"Yang Mulia Mirabelle" Ucap Caden sambil tersenyum tipis dan membelai kepala gadis kecil itu. Roseanne sebenarnya tahu mengenai keakraban Putri Mirabelle dan Caden yang lebih seperti kakak adik itu. Namun ia tidak menyangka Caden tanpa ragu mengelus dan tersenyum seperti itu pada Mirabelle, Roseanne seperti melihat Caden yang lain. 

"Siapa dia?" kata Mirabelle sambil menunjuk Roseanne, "Istrimu? kata bibi pelayan dia buruk rupa Caden, apakah benar? Kenapa wajahnya ditutup?" Mirabelle terus bertanya membuat Roseanne sedikit tidak nyaman karena ia takut salah menjawab namun ia mengakui bahwa Mirabelle merupakan gadis pintar yang kritis. 

"Putri Mirabelle, bagaimana kalau kita berjalan-jalan selagi menunggu acara dibuka dan ayo ceritakan bagaimana pengalamanmu diluar negri sana" Caden langsung berdiri dan menarik lembut tangan Mirabelle yang tetap masih diikuti oleh dua pelayan dibelakangnya. "Ah ya, Caden..disana aku bertemu dengan.." suara Putri Mirabelle meredup selagi mereka berjalan menjauh meninggalkan Roseanne sendirian.

"Roseanne!" seseorang menepuk bahu Roseanne lembut. 


𝐀𝐄𝐓𝐄𝐑𝐍𝐔𝐒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang