Chapter XIV

37 5 1
                                    

PERINGATAN!!! Cerita ini sepenuhnya fiksi dan tidak didasarkan pada peristiwa atau orang nyata. Karakter, tempat, dan kejadian dalam cerita ini adalah hasil imajinasi penulis. Setiap kemiripan dengan orang atau peristiwa nyata adalah kebetulan semata. Pembaca diharapkan untuk menggunakan imajinasi mereka dan menikmati cerita ini sebagai karya hiburan.

---

"Kami berharap Yang Mulia Caden dan Yang Mulia Roseanne selamat hingga tujuan dan selalu dilindungi oleh alam semesta dimanapun kalian berada" Gaston berdiri paling depan diantara pengawal dan pelayan yang hanya berjumlah kurang lebih lima belas orang saja. Tak lupa Ghunter yang menatap sedih ke arah Roseanne dan Caden

"Yang Mulia apa kau yakin aku tidak perlu ikut?" katanya dengan raut khawatir dan sedih, "Apa menurutmu aku selemah itu hingga kau ragu padaku?" tanya Caden dengan lirikan mata yang tajam. 

"B-bu, bukan begitu Yang Mulia maafkan saya" Ghunter langsung tertunduk namun dikagetkan dengan suara tertawa kecil dari Roseanne "Kami hanya pergi sebulan namun kau mengkhawatirkan kami seakan-akan pergi selamanya."

"Namun, terima kasih kepada kau Ghunter dan juga Gaston serta kalian semua yang sudah mengkhawatirkan ku dan Caden. Namun percayalah kami akan baik-baik saja dan akan segera pulang" sambungnya sambil tersenyum. Roseanne langsung berteriak histeris dalam hati, apakah dia sudah cukup keren untuk menjadi Lady dengan pidato singkatnya itu.

Setelah itu Roseanne pun dibantu untuk naik ke kereta kuda dan duduk berhadapan dengan Caden, kali itu hanya ada mereka dan satu kusir kuda yang membawa kereta mereka dan satu kusir yang membawa barang-barang mereka. 

Sepanjang jalan Roseanne hanya melamun dan melihat jalan, ia hanya memikirkan bagaimana menghabiskan waktu hanya berdua bersama dengan Caden selama sebulan tanpa Astara, Gaston maupun Ghunter. Tak lama Roseanne dikejutkan dengan terguncangnya kereta mereka dan Roseanne bisa merasakan kereta kudanya limbung ke kanan dan terseret ke tanah. 

Caden langsung menarik Roseanne untuk duduk tepat disebelahnya dan melingkarkan lengannya dibadan Roseanne. Namun belum sempat mengatakan apa-apa, teriakan salah satu kusir mengagetkan mereka berdua. 

"Yang Mulia..Yang Mulia!!" Caden yang mendengarnya langsung buru-buru keluar, Roseanne dengan cepat juga bergerak keluar dari kereta namun ditahan oleh Caden "Tidak, Anne kau disini saja."

"Caden, tapi-" ucapan Roseanne langsung berhenti ketika melihat wajah Caden yang menunjukkan ekspresi khawatir, "Aku mohon.." lirihnya pelan. Hal itu membuat Roseanne menelan ludahnya pelan dan mengangguk sambil kembali duduk dikereta yang sedikit miring ke kanan. 

Saat Caden keluar, ia melihat salah satu kusir sedang bertarung dengan dua orang berbaju biru tua dengan penutup wajah berwarna hitam, Caden pun hendak beranjak melihat kusir yang ada dikeretanya. Namun belum melangkahkan kaki, ia dikejutkan dengan panah yang terbang dan menancap di kereta tepat disebelahnya. Jika ia terlalu cepat melangkah sebelumnya, maka sudah pasti ia yang akan tertancap oleh panah itu.

Caden melihat ada tiga orang lainnya yang berpakaian sama berada diatas pohon dengan masing-masing memegang panah, tiba-tiba ada lima orang dengan pakaian yang sama mengepungnya dengan menggunakan pedang. Dengan cepat Caden menghindar dan berlari mengambil pedangnya pada kereta kedua yang berisi barang-barang mereka.

Roseanne mendengar desisan pedang yang sedang beradu diluar membuat jantungnya bergemuruh hebat, Ada apa ini? Dirinya dibuat bingung dan takut karena tak tahu harus berbuat apa. Terdengar suara benturan kencang dikereta yang sedang didudukinya, Saat Roseanne ingin mengintip dari jendela dan membukanya perlahan, panah menancap tepat di jendela kecil yang terbuat dari kayu itu membuat Roseanne terkejut hingga membentur dinding kereta dibelakangnya.

"Caden..apa yang terjadi" lirihnya, ia tidak bisa melihat dengan jelas bagaimana situasi diluar. Hal itu semakin membuatnya khawatir, Roseanne tau jika Caden merupakan ksatria hebat milik Bergheim. Namun melawan dengan pedang sambil menghindari anak panah yang terus melayang, siapa yang bisa menjamin Caden akan baik-baik saja? Roseanne semakin khawatir saat mengingat ia tidak tau sebanyak apa orang-orang yang menyerang keretanya bagaimana jika terlalu banyak hingga Caden kewalahan? Fikiran buruk terus menghantuinya.

"Tidak..aku tidak bisa membiarkannya" Roseanne perlahan bergerak menyingkap tirai untuk kelular dari kereta. Terlihat Caden yang masih melawan lima orang dengan dua orang yang sudah tergeletak, disebelah kiri ada kusir yang terlihat sedikit kewalahan dengan luka sayatan dilengannya. Roseanne kembali dikejutkan dengan anak panah yang melayang melewati Caden dan menancap dipohon. Karena gerakan Caden yang lincah membuat anak panah itu meleset.

Roseanne menghela nafasnya sebentar untuk menenangkan diri dan dengan cepat keluar dan menembakkan energi api dari tangannya menuju pemanah yang ada di pohon. Pemanah itu dengan cepat langsung terbakar api dan terjatuh kebawah, hal itu disadari oleh Caden dengan cepat "Anne! Apa yang kau lakukan?! Masuk kembali ke kereta!" serunya khawatir sambil masih melayangkan pedangnya. 

Namun karena rasa khawatir Caden lebih tinggi dari tingkat kewaspadaanya membuat pipi Caden tersayat pedang. Roseanne dengan cepat kembali menembakkan bola api pada orang yang telah menyayat pipi Caden. Hendak berlari menghampiri Caden, Roseanne mendengar rintihan kesakitan dari kusir yang terlihat sudah kalah telak dan di kepung oleh kedua orang berbaju biru tua itu. Saat salah satu dari mereka mengangkat pedangnya dan ingin menusuk kusir yang telah terbaring ditanah sambil merintih. 

Saat pedang hampir menusuk tepat di dada sang kusir, Roseanne menahan pedang itu dengan elemen api yang ia kumpulkan dalam satu titik hingga dapat menahan sebuah benda. Percikan api serta cahaya merah mengalir melingkari pedang itu. Dengan sekali hentakan kedua orang misterius tadi langsung tercampak jauh sambil terbakar diudara, mendengar mereka berteriak kesakitan membuat Roseanne tersenyum kecil tanpa sadar. 

Roseanne langsung berlari dan membantu kusir berdiri serta menuntunnya masuk ke kereta yang diduduki oleh Caden dan Roseanne tadi, karena kereta satu lagi penuh dengan barang. Saat Roseanne ingin berbalik dan ingin membantu Caden, anak panah mulai menghujani tempat Roseanne berdiri membuatnya mau tak mau berlari cepat menuju arah Caden. Namun hal itu membuat raut wajah Caden makin khawatir lagi, selagi ia melawan sisa satu orang dari total lima orang misterius itu.

Satu orang yang dilawan Caden tampak lebih tangguh dari yang lain, badannya lebih besar serta gerakannya sangat gesit. Dengan cepat ia melompat dan menggunakan pohon sebagai tumpuannya dan seakan terbang menuju Caden sambil mengacungkan pedangnya. Roseanne terus dihujani panah sambil berlari kearah Caden, namun ia langsung membalikkan badannya dan menembak salah satu pemanah yang terlihat dengan bola apinya dan langsung terbakar. Sedangkan sisa pemanah lain bersembunyi serta melompat-lompat diatara pohon untuk menyembunyikan keberadaannya.

Namun tak disangka sisa perampok berbaju biru yang menyerang Caden bukan ingin menyerang Caden namun melompat jauh ke arah Roseanne dan dengan cepat menempelkan pedangnya ke leher Roseanne dengan ia yang berdiri tepat dibelakang Roseanne. 

"Kau..sejak penyihir ini keluar dari kereta, kau menjadi tidak fokus dan seperti mengabaikanku. Aku tak suka diabaikan" katanya sinis sambil menatap Caden dengan terus menempelkan pedangnya kearah leher Roseanne. 



𝐀𝐄𝐓𝐄𝐑𝐍𝐔𝐒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang