Chapter XIII

36 4 0
                                    

PERINGATAN!!! Cerita ini sepenuhnya fiksi dan tidak didasarkan pada peristiwa atau orang nyata. Karakter, tempat, dan kejadian dalam cerita ini adalah hasil imajinasi penulis. Setiap kemiripan dengan orang atau peristiwa nyata adalah kebetulan semata. Pembaca diharapkan untuk menggunakan imajinasi mereka dan menikmati cerita ini sebagai karya hiburan.

---

Roseanne memasuki kamarnya kembali setelah sarapan, ia berjalan mendekati lemari pakaian yang sangat tinggi dan memiliki dua pintu itu. Roseanne membuka lemari yang belum sempat ia periksa lebih detail selama tinggal di masa ini, ia sedikit terkejut karena baru menyadari ada buku tebal diatas pakaian tidur Roseanne asli, saat ingin mengambil buku itu ia dikejutkan dengan ketukan pintu kamarnya disusul oleh suara Astara yang berbicara diluar pintu kamar "Aku dan beberapa pelayan akan membantumu menyiapkan barang, bisakah kami masuk sekarang atau kau ingin beristirahat terlebih dahulu?" katanya sedikit kencang.

"Nanti saja Astara, aku masih sangat kelelahan" alasan Roseanne karena ia benar-benar ingin menggeledah seluruh lemari Roseanne sekarang tanpa ada gangguan. "Baiklah" sahutan singkat Astara diikuti suara langkah kaki yang menjauh meyakinkan Roseanne kalau mereka telah pergi.

Roseanne mengambil buku tebal itu dengan hati-hati "Saat pertama kali aku ada disini, aku tidak menyadari ada buku ini.." ia memperhatikan sampul buku yang berwarna biru tua dengan gambar bulan sabit diatas dan bawah buku serta ditengahnya terdapat gambar batu permata hijau seperti warna mata Roseanne, ia pun mulai membuka satu persatu lembar buku itu namun aneh, lembar itu kosong.

 Roseanne mengelus kertas itu perlahan dengan telapak tangannya. Ia langsung mengetahui bahwa kertas ini telah dipakai untuk menulis sesuatu namun mengapa yang sekarang ia lihat hanyalah kertas polos dan tidak bertuliskan apa apa?

"Apa Roseanne menyembunyikan isi buku ini dengan sihir?" ia menatap lembaran kosong itu sambil mengelusnya dengan jari-jarinya lembut. "Aku ingin melihat isi buku ini.." ia bergumam pelan. Cahaya hijau tua bersinar diantara jari-jemari Roseanne yang mengelus lembaran buku itu dan mulai memperlihatkan tulisan-tulisan dikertas itu.  

Roseanne sedikit terkejut namun terpana dengan tulisan Roseanne asli yang rapi namun meliuk-liuk indah. Roseanne pun membalikkan kertas itu menuju halaman selanjutnya dan mencoba hal yang sama, tulisan demi tulisan keluar seiring dengan keluarnya cahaya hijau tua dari jari Roseanne saat mengelus buku itu. Namun saat membalikkan ke halaman selanjutnya tulisannya kembali menghilang.

Roseanne mengangguk perlahan sambil berjalan menuju kasur empuknya dan duduk sambil terus melihat isi buku itu, "Aku mengerti sekarang, baiklah mari kita mulai membaca dari halaman pertama"

Roseanne mengelus lembar pertama dari buku itu diikuti dengan cahaya hijau yang menyinari dan meninggalkan tulisan bertinta hitam, disana Roseanne menuliskan tentang perayaan ulang tahunnya yang ke-17 yang diadakan dengan meriah dan disambut suka cita oleh rakyat Ebonheart.

Tanggal 28 bulan Nebula ditahun xxxx

Aku Roseanne de Umbra berulang tahun yang ke-17, setelah melaksanakan ritual upacaran pendewasaan aku merasa senang karena bisa melakukan upacara itu dengan benar. Ibu mungkin bisa merasakan betapa gugupnya aku saat harus menembakkan panah ke bungkusan serbuk emas itu, aku tidak bisa membayangkan betapa malunya aku jika aku gagal. Mungkin aku akan kabur ke kastil milik Gnomes dan memintanya meledakkan tubuhku.

Beruntungnya aku setelah  melakukan ritual , alam semesta  menghadiahi ku kekuatan yang sama seperti ibu. Sejak dulu aku selalu kagum saat melihat ibu menghukum penjahat dengan memasukkan mereka ke dunia loop waktu milik ibu. Bagaimana cara ibu mengumpulkan energi waktunya dan membuatnya bisa melakukan apapun sesuai perintah ibu?

Aku harap alam semesta berbaik hati untuk memberiku kekuatan lainnya selain kekuatan ayah dan ibu, bukankah keturunan kerajaan sepertiku bisa mendapatkan kekuatan lebih dari itu? Bahkan kak Morrigan berhasil mengendalikan empat elemen kekuatan saat ulang tahunnya yang ke duapuluh satu. 

Aku sangat mencintai negri ini, para rakyat bahkan ikut merayakan ulang tahunku diluar istana. Saat aku mengunjungi mereka, mereka terlihat sangat bersemangat dengan binar mata yang membuat hatiku hangat. 

Aku mohon, alam semesta biarkan aku tinggal dan bahagia selamanya  didalam kerajaan Ebonheart yang kusayangi ini. Aku berjanji akan melindungi kerajaan ini hingga akhir hayatku.

----

Roseanne tersenyum saat selesai membaca halaman pertama dari buku harian Rosanne asli. "Betapa manisnya Roseanne...yah dia hanya anak perempuan yang mencintai kehidupan serta rakyatnya, tidak heran jika ia berubah menjadi mengerikan saat semua itu dirampas darinya"

Saat Roseanne ingin membalikkan ke halaman selanjutnya, Astara kembali mengetuk pintu Roseanne "Yang Mulia Caden memerintahkan kami untuk mengemas barangmu sekarang, kami akan masuk" disusul dengan terbukanya pintu kamar dan diikuti dengan tiga pelayan lain.

Roseanne sedikit terkejut "Bukankah aku bilang nanti saja?" katanya sedikit kesal, "Proteslah pada Yang Mulia Caden" kata Astara yang  masih fokus mengeluarkan bajunya dari lemari dan menyusunnya dalam tas kulit berwarna cokelat yang berukuran lumayan besar diikuti pelayan lain yang menyusun alat rias dimulai dari sisir, jepit rambut hingga peralatan kecantikan lainnya. 

Roseanne hanya menghela nafasnya pelan dan mengangguk "Baiklah silahkan" Roseanne tetap memeluk buku itu, ia berjanji akan membaca buku itu malam ini hingga pagi. Ia tidak akan tertidur sepanjang malam, fikirnya.

Namun itu semua hanyalah khayalan Roseanne semata, setelah Astara selesai mengemas barangnya. Roseanne dipanggil menuju ruangan Caden dan membicarakan apa yang harus dilakukan disana dimulai dari kerja sama mereka untuk menumpas monster yang menyebrangi wilayah, membantu rakyat mengembalikan panen mereka yang dirusak oleh monster hingga kerja bakti yang akan dilakukan hanya oleh mereka berdua.

Raja melarang Caden membawa pengawal satupun karena Raja percaya Caden sendiri cukup kuat untuk melindungi mereka berdua.  Setelah itu Roseanne menawarkan diri untuk membantu Caden menyiapkan berkas-berkas pekerjaan yang harus dilakukan Caden dengan berfikiran akan menghabiskan waktu lebih lama dengan Caden dan itu membuatnya senang.

Setelah seharian membantu Caden, Roseanne kembali ke kamar dengan senyum sumringah dan benar-benar lupa dengan buku itu. Roseanne langsung terlelap karena kelelahan namun tak lupa senyum tipisnya saat mengingat waktu yang ia habiskan bersama Caden hari ini. 



𝐀𝐄𝐓𝐄𝐑𝐍𝐔𝐒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang