Chapter XII

45 10 1
                                    

PERINGATAN!!! Cerita ini sepenuhnya fiksi dan tidak didasarkan pada peristiwa atau orang nyata. Karakter, tempat, dan kejadian dalam cerita ini adalah hasil imajinasi penulis. Setiap kemiripan dengan orang atau peristiwa nyata adalah kebetulan semata. Pembaca diharapkan untuk menggunakan imajinasi mereka dan menikmati cerita ini sebagai karya hiburan.

---

Roseanne menaiki kereta yang kali ini dibantu oleh Caden, dan baru saat inilah Roseanne tidak memakai kain penutup wajahnya itu. Terlihat beberapa pelayan pria sedikit terkejut melihat wajah Roseanne, Roseanne langsung merasa bangga dan tersenyum dalam hati. Kepercayaan dirinya langsung meningkat drastis dan ingin sekali melanjutkan aksi tebar pesonanya itu. Namun itu semua digagalkan dengan Caden yang tiba-tiba berdiri dibelakangnya, dada bidang serta tubuhnya yang besar itu sukses menutup wajah Roseanne dari pelayan-pelayan itu.

"Naik, Biar kubantu" katanya sedikit dingin.

Roseanne hanya menghela nafasnya dan menaiki kerta dibantu dengan menggenggam tangan Caden. Setelah mereka berdua naik dikereta, Roseanne kembali menatap pemandangan dari jendela kereta yang hanya dibatasi oleh tirai tipis, ia sebenarnya ingin sekali menanyakan mengenai kejadian tadi pagi yang Ghunter bilang sangat menggemparkan. Karena baru kali itu ia melihat Caden melepas amarahnya secara langsung pada Pangeran Nikolai didepan Raja. Biasanya, Caden hanya mengalah bahkan dulu Ghunter lah yang merasa kepanasan sendiri karena Pangeran Nikolai terkadang suka mencari masalah terlebih dahulu pada Caden dan Caden hanya terdiam.

Namun hari ini Ghunter sedikit puas dengan sedikit perlawanan dari Caden walaupun itu membuatnya ketakutan.

Setelah perjalanan panjang memakai gaun berat serta riasan, akhirnya mereka sampai di kastil Silverberg saat tengah malam. Roseanne yang tertidur perlahan terbangun merasakan badannya seperti melayang dan diangkat oleh seseorang. "Caden.." gumamnya perlahan.

"Shh..tidurlah lagi, kau pasti lelah" suara lembut itu langsung membuat Roseanne kembali menutup mata dan terlelap.

Saat matahari mulai menyinari kamar Roseanne, ia membuka perlahan matanya dan meregangkan badannya dibawah selimut. Suara Astara yang mengetuk pintu kamar dan masuk setelah mengetuk tiga kali menambah kesadaran Roseanne. "Ah..Astara, sudah lama aku tidak melihatmu" Roseanne berbicara dengan suara serak khas bangun tidurnya sambil kembali memeluk bantalnya.

"Kau ini, cepatlah bangun dan bersiap. Yang Mulia Caden menunggumu untuk sarapan bersama, dasar gadis ini..tertidur seperti sapi saja" keluhnya sambil memukul pelan lengan Roseanne. Roseanne hanya bisa meringis sambil mendudukkan badannya perlahan "Kau ini Astara, datang-datang langsung mengomel..apa kau tidak merindukanku?" Roseanne menatap Astara sambil merengutkan wajahnya.

"Itu akan terjadi hanya dalam mimpimu Lady, sekarang cepatlah bersiap-siap!"

Saat memasuki ruang makan di kastil Silverberg, terlihat Caden yang sedang memegang surat dan membacanya. Namun saat Roseanne masuk dan ingin duduk di meja paling ujung yang bersebrangan dengan Caden. Caden langsung menegurnya cepat, "Duduklah disini Anne".

Setelah diperhatikan, ternyata memang telah tersedia taplak meja berbentuk persegi dan piring serta susunan sendok dimeja sebelah Caden membuat Roseanne hanya bisa mengangguk dan duduk disebelah Caden. Ternyata duduk disini menambah selera makan Roseanne karena makan sekaligus memandangi wajah tampan Caden, begitulah pemikiran Roseanne sesaat setelah duduk dibangku itu.

Saat makanan dihidangkan, Caden menatap Roseanne singkat "Setelah makan, kau tidak ada rencana ingin melakukan sesuatu kan?" katanya lalu lanjut memotong kecil makanannya. Roseanne hanya menggeleng pelan "Tidak ada Caden, ada apa?" 

"Aku ingin membicarakan sesuatu" ujarnya singkat lalu melanjutkan makan. Roseanne hanya mengangguk perlahan dan menikmati makanannya sambil sesekali menatap wajah Caden, tanpa Roseanne sadari telinga Caden memerah menahan malu karena terlihat Roseanne terang-terangan menatap wajahnya. 

Setelah selesai sarapan, Roseanne mengelap mulutnya pelan dengan serbet dan menaruh serbet itu kembali dipangkuannya. Saat makanan penutup dihidangkan, Caden kembali mengeluarkan surat itu dan memberikannya pada Roseanne "Apa ini Caden?" Roseanne menerima surat itu dengan penasaran dan langsung membukanya. "Surat itu adalah surat perintah resmi Raja yang memerintahkan Aku dan kau untuk ditugaskan mengabdi sekaligus mengusir monster yang ada di desa Fanfoss selama...sebulan" terlihat Caden yang bersiap-siap menerima reaksi dari Roseanne.

Namun karena sudah mengetahuinya dari Ghunter, Roseanne tidak terlalu terkejut dan hanya mengangguk pelan. Terlihat ekspresi Caden yang sedikit melembut "Kau tidak marah?" tanya nya pelan sambil menatap Roseanne. "Tidak, tapi apakah gara-gara ini kau terlihat sangat marah kemarin?" Roseanne berpura-pura tidak tahu dan ingin mengetahui permasalahan ini dari sudut pandang Caden.

Caden menghela nafasnya pelan, "Aku hanya merasa ini tidak adil untukmu yang harus ikut ke desa terpencil selama sebulan, aku tidak masalah jika ini hanya aku.. dan si Nikolai itu memanggilmu Anne" kalimat terakhir kembali mengembalikan raut marah Caden seperti kemarin sambil ia mengepalkan tangannya erat. 

Roseanne sedikit bingung "Mengapa jika ia memanggilku Anne? Itukan tetap namaku-" ucapan Roseanne dipotong cepat oleh Caden "Tidak boleh!" katanya ketus. Namun Caden langsung sadar dan menurunkan suaranya "Maaf, Anne.." 

Roseanne hanya terkekeh pelan "Caden, kalau boleh jujur aku sangat senang jika bisa membantumu dalam tugas yang diberikan oleh Raja. Jangan khawatir" katanya sambil tersenyum pada Caden.

Caden yang melihatnya hanya menghela nafasnya pelan sambil menatap makanan penutupnya nelangsa. Roseanne lantas tertawa kecil "Mengapa kau menatapku begitu, apa kau sedih harus terus bersamaku selama sebulan didesa lain?"

"B-bukan begitu Anne.. aku hanya.." 

Roseanne hanya mengangguk pelan "Tidak usah dipikirkan, sebulan itu hanya sebentar kok, jadi kapan kita berangkat?" mendengar itu sinar mata Caden sedikit menjadi cerah. "Besok, apakah tidak apa-apa?" Roseanne sebenarnya masih merasakan lelahnya saat acara kerajaan kemarin, apalagi duduk berjam-jam di kereta kuda yang keras sangat jauh dengan empuknya mobil di zaman modern. Namun ia tidak memiliki pilihan lain dan hanya tersenyum pada Caden dan mengangguk pelan. 

Roseanne hanya memikirkan akan tidur seharian setelah sarapan dikamarnya karena masih merasa energinya sangat terkuras dan perlu dipulihkan dengan tidur seharian. "Apakah sakitmu sudah membaik?" Roseanne teringat dengan kondisi Caden yang belum sempat ia tanyakan. Caden mengangguk pelan "Terima kasih karena sudah menjagaku malam itu Anne,"

"Ah tidak, aku tidak melakukan apa-apa" Roseanne hanya tertawa kecil sambil mengibaskan tangannnya pelan. "Namun kau tertidur disampingku sambil terduduk dan memegangi dadaku" Roseanne sedikit terkaget dan merasa tidak ingat dengan kejadian itu,apa benar ya kata Astara jika ia tidur seperti orang mati?


𝐀𝐄𝐓𝐄𝐑𝐍𝐔𝐒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang