HINATA

605 76 62
                                    

Naruto ©️ Masashi Kishimoto
Genre: Romance, Drama, Hurt/Comfort, Slightly Comedy
Cerita ini hanya untuk hiburan, seluruh isi dari karya ini hanyalah karangan dan fiksi semata.
Happy Reading~

Perasaan Yang Tidak Bisa Lagi Tumbuh SendirianHinata's POV〰️〰️〰️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perasaan Yang Tidak Bisa Lagi Tumbuh Sendirian
Hinata's POV
〰️〰️〰️





Pain Arc

Aku tidak ingin dianggap sok heroik, nyatanya aku tetap kalah dan tidak bisa melakukan apapun untuk menolong seseorang yang kucintai. Tapi, aku juga tidak ingin mereka menganggapku sebagai orang gagal yang sok berani, nyatanya yang kulakukan saat itu benar-benar rela mati meski pada akhirnya akulah yang diselamatkan olehnya lagi.

Jangan tanya darimana keberanian itu berasal, karena aku juga tidak tahu jawabannya. Saat itu, aku merasa begitu tidak rela jika satu-satunya orang yang kuanggap sebagai sosok panutan, harus berada di dalam bahaya, dimana tidak ada satu orang pun yang sanggup menolongnya termasuk diriku sendiri.

Biarlah jika memang tindakanku dianggap terlalu nekat. Aku cukup tahu diri untuk mengakui bahwa diriku bukanlah tandingan Pain dan tidak memiliki cukup kekuatan untuk melawannya. Tapi, aku tidak bisa jika hanya berdiam diri melihat orang yang kucintai menjadi tidak berdaya seolah hanya bisa menjemput kehancuran.

Aku memilih tidak peduli jika pada akhirnya akulah yang harus mati, asal lelaki itu bisa mendapatkan kekuatannya kembali untuk melindungi semua orang dan membawa kedamaian untuk dunia ini. Karena aku percaya padanya melebihi aku mempercayai diriku sendiri.

Selama ini, aku hanya bisa menatap punggungnya dan melihat senyum cerah itu dari kejauhan. Egoiskah aku jika ingin maju selangkah untuk bisa berjalan berdampingan dengannya? Egoiskah aku jika ingin bisa menatap wajah itu dari dekat dan melihatnya tersenyum ke arahku setelah ini?

Lalu, disaat yang sama entah darimana aku memiliki keberanian untuk menyatakannya. Perasaan yang selama ini terus kupendam, tiba-tiba menyeruak seolah ingin tumpah. Mungkin karena aku menganggap kali itu adalah satu-satunya kesempatan, seperti pesan terakhir sebelum aku benar-benar mati di tangan Pain.

"—karena aku mencintaimu, Naruto-kun."

Aku tidak peduli akan dianggap apa pernyataanku itu. Bisa menyampaikannya tanpa terbata dan mengungkapkannya dengan penuh perasaan seperti itu sudah cukup bagiku untuk merasa lega. Berhasil mengatakan bahwa aku juga berada di jalan ninja yang sama dengannya sudah cukup membuatku merasa puas, sebelum akhirnya aku terhempas dan tidak sadarkan diri.

Lalu, aku terbangun saat semua telah selesai dan begitu lega sekaligus bersyukur saat mendapati Naruto-kun memenangkan pertarungan ini dan dia tetap baik-baik saja.

The Hokage And ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang