Naruto ©️ Masashi Kishimoto
Genre: Romance, Drama, Hurt/Comfort, Slightly Comedy
Cerita ini hanya untuk hiburan, seluruh isi dari karya ini hanyalah karangan dan fiksi semata.
Happy Reading~Hati yang Masih Sibuk Menerka
〰️〰️
Hari ini adalah festival Rinne dan tak terasa musim gugur sudah berganti menjadi musim dingin. Di penghujung musim ini, orang-orang merayakan festival dengan menghabiskan waktu bersama orang terkasih dan biasanya saling bertukar hadiah.
Orang terkasih tak harus kekasih, bisa saja itu merupakan orang tua, saudara, sahabat, maupun kerabat. Jika tahun lalu Naruto merayakan festival Rinne bersama beberapa teman seangkatannya, tahun ini ia bermaksud merayakan festival bersama Hinata.
Sebetulnya bukanlah hal yang terencana, karena mendadak semua orang menjadi susah untuk diajak bertemu. Tapi hanya berdua dengan Hinata rasanya tidak masalah, karena sudah cukup terbiasa, seharusnya.
Naruto dan Hinata sudah pergi bersama sebelum sore menjelang. Lelaki itu berniat untuk mencari beberapa hadiah dulu, lalu agar tidak terlalu malam untuk sampai ke lokasi acara. Karena di alun-alun desa, akan diadakan pesta kembang api sebagai penutup akhir tahun.
Tapi entah mengapa hari itu Naruto menjadi gugup dan salah tingkah. Hatinya terus berisik seolah menggumamkan sesuatu yang tak ia mengerti, sementara otaknya seolah berhenti bekerja. Ia sempat menduga telah ketempelan setan gagu. Tapi, setan mana yang berani mengganggunya? Yang ada rubah jantan Kurama yang sedang berleha-leha dan menertawakannya karena terlihat kesulitan.
Beruntung Hinata tidak menyadarinya, atau mungkin saja dia sadar dan memakluminya. Gadis itu juga selalu tertawa dengan candaan Naruto yang terkesan aneh. Meski latar belakang dan pendidikan keduanya tidak bisa dipukul sama rata, obrolan mereka nyambung-nyambung saja.
"Sebagai ucapan terimakasih karena selama ini telah memasakkanku, kali ini biarkan aku menraktirmu makan di restoran." Ungkap Naruto saat mereka berdua menyusuri jalanan. Suasana hatinya sedang baik, terlihat dari cara bicaranya yang menggebu-gebu dan terdengar percaya diri.
Hinata membelalak, selama mereka dekat baru kali ini Naruto mengajaknya pergi ke tempat seperti itu. Tidak jarang mereka pergi berdua, meski paling mentok ke Yakiniku Q atau Ichiraku. Tapi, kali ini terasa begitu berbeda, seolah hubungan mereka naik level, meski hanya Hinata yang menganggap demikian.
Salahkah jika ia kembali beranggapan bahwa apa yang mereka lakukan sekarang adalah berkencan? Kendati hal tersebut memang tidak direncanakan?
"Ehh?? Tidak harus di restoran, Naruto-kun." Tolak Hinata dengan lembut, meski dalam hati berbunga-bunga. Naruto yang terkenal tidak peka, rupanya bisa pengertian juga. Setidaknya ia tahu terima kasih, meski Hinata tak mengharapkan balasan apapun darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hokage And I
FanfictionSemua negara hidup dalam perdamaian, meski konflik tak akan pernah bisa sepenuhnya dihilangkan. Hinata akhirnya menggantikan posisi ayahnya sebagai pemimpin klan. Naruto juga telah menggantikan posisi Kakashi sebagai Hokage ke-7. Namun, apa jadinya...