Bagian 15

657 106 128
                                    

Naruto ©️ Masashi Kishimoto
Genre: Romance, Drama, Hurt/Comfort, Slightly Comedy
Cerita ini hanya untuk hiburan, seluruh isi dari karya ini hanyalah karangan dan fiksi semata.
Happy Reading~

Sayap-Sayap Yang Patah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sayap-Sayap Yang Patah









Naruto sampai di kantor Hokage dengan tersengal-sengal menahan emosi yang berkecamuk di dalam dadanya. Pria itu masuk ke dalam ruangannya dan menutup pintu dengan kasar.

Beruntung saat itu jam makan siang belum usai, sehingga ia tak perlu repot menyembunyikan wajahnya yang kusut kepada semua orang. Gedung Hokage masih terlihat sepi dan Shikamaru kebetulan belum kembali dari istirahat makan siangnya.

Naruto berdiri di jendela besar yang berada di belakang kursi Hokage, memandang ke arah luar. Selain mencerna atas apa yang telah terjadi di depan matanya sesaat yang lalu, ia juga berusaha untuk meredam emosinya sendiri. Lelaki itu berusaha untuk menarik napas dalam-dalam, berpikir apa yang dilakukannya dapat meredakan amarah.

Namun, alih-alih mereda, pertanyaan Hinata yang ditujukan Toneri saat itu bergaung di kepalanya.

'Apa kau mencintaiku?'

Bahkan ia tidak melihat adanya rasa gugup saat Hinata melontarkan hal tersebut. Bukankah gadis itu pemalu apalagi dengan lelaki yang baru dikenalnya? Sejak kapan mereka saling kenal dan menjadi dekat?

Naruto kembali mengingat-ingat, Toneri datang ke Konoha setahun yang lalu. Kemudian saat pertama kali bertemu di ruangan ini, lelaki berkulit pucat itu didampingi oleh anggota Hyuga. Ahh, pantas saja sejak saat itu. Sejak saat itu Naruto juga menjadi terlalu sibuk dengan dirinya sendiri karena banyaknya misi yang diberikan oleh rokudaime.

Hal itulah yang membuatnya tak sempat lagi berkunjung ke kediaman Hyuga. Tapi, selama itu dirinya dan Hinata masih sering bertemu saat makan siang. Dan Hinata sama sekali tak menceritakan pertemuannya dengan Toneri, pertemanan atau apapun tentang lelaki itu, Hinata sama sekali tak mengungkitnya sama sekali.

Lalu tiba-tiba gadis itu membawakannya bento terakhir setelah pelantikan Hokage dan mengatakan hal-hal seperti perpisahan. Apakah dia sudah merencanakan hal ini sejak awal?

Bagi Naruto semua ini masih membingungkan. Bukankah Hinata mencintainya? Semua orang mengatakan bahwa gadis itu mencintainya. Bahkan Sakura pun pernah mengatakan hal-hal seperti jika perempuan sudah mencintai seseorang, hatinya akan sulit untuk digoyahkan. Haha, tapi lihat sekarang?

Mengingat hal tersebut Naruto menjadi semakin meradang, membuatnya hendak melempar kotak beludru di genggamannya karena geram. Namun, kemudian ditahannya karena merasa sayang.

Brengsek!

Satu umpatan itu yang keluar dari mulutnya. Ia tidak sedang mengumpat kepada Hinata, atau mengumpati apa yang dilakukan oleh gadis itu. Naruto mengumpati dirinya sendiri, karena seakan tak mampu melakukan apapun mengenai hal ini.

The Hokage And ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang