Menceritakan tentang seorang pria berusia 22 Tahun yang harus menjalani profesinya sebagai pengasuh tapi bukan sebagai pengasuh anak kecil, melainkan pria dewasa yang bertingkah laku seperti anak kecil.
Merengek, menangis, memuji serta bermanja sesu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di malam itu juga Jaemin meninggalkan rumah Jeno dengan menggunakan Taxi kembali kerumahnya.
Terkesan mendadak, tapi itu sudah Jaemin perhitungkan sejak lama. Semisal rasanya pada Jeno terus tumbuh, ia akan berhenti untuk menghindari penghianatan.
Dan di sinilah sekarang Jaemin, jam 9 malam berdiri di depan rumahnya yang sudah gelap itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Udah tidur kali ya?." Tanya Jaemin entah pada siapa sembari menatap pintu rumahnya.
Jaemin sudah menelpon Jisung, namun nomor Jisung tidak aktif untuk di hubungi.
Jaemin juga sudah mengetuk pintu walau tidak terlalu nyaring, karna takutnya tetangga terganggu.
Jaemin akhirnya mendudukkan dirinya di kursi yang ada di depan rumahnya itu.
Ia menghela nafas panjang.
Ia masih kepikiran dengan Jeno yang ia tinggalkan itu.
Jaemin tadi sudah berpesan kepada bibi untuk berjaga terlebih dahulu sementara menunggu orang tua Jeno pulang.
Jaemin sudah meminta izin kalau ia ingin berhenti kepada Mama-nya Jeno, dengan alasan satu dan lain hal, yang ia pikir itu alasan yang bagus, karna tidak mungkin Jaemin mengatakan alasan yang sebenarnya kalau ia berhenti karna masalah perasaan.
Terutama itu pada anak mereka yang mempunyai kelainan itu, bisa-bisa Jaemin di anggap gila karna menyukai seorang pria dewasa yang berjiwa anak kecil.
Dirinya terkesan seperti memanfaatkan keadaan Jeno bukan?.
Ya begitulah, banyak hal yang membuat Jaemin memutuskan untuk berhenti.
"Kak Nana?!."
Jaemin yang tengah duduk termenung itu menoleh saat ada seseorang yang memanggil namanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
