Menceritakan tentang seorang pria berusia 22 Tahun yang harus menjalani profesinya sebagai pengasuh tapi bukan sebagai pengasuh anak kecil, melainkan pria dewasa yang bertingkah laku seperti anak kecil.
Merengek, menangis, memuji serta bermanja sesu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Nono... Udah dong nangisnya, malu di liatin orang.." ujar Jaemin lembut sembari menghapus air mata Jeno yang terus saja menangis itu.
Sekarang mereka tengah berada di tempat perbelanjaan, dan Jeno sedari tadi tak henti-hentinya menangis.
Perihal Jaemin yang tak sengaja membentaknya itu.
Jaemin juga mengakui kalau dia salah, tapi jujur Jaemin masih tidak bisa menganggap Jeno anak kecil dengan wajah maskulin dan postur tinggi tegap seperti itu.
Iya kalau melihat tingkahnya, tapi kalau secara reflek seperti tadi Jaemin belum terbiasa.
Makanya ia reflek membentak Jeno.
Apalagi karna tindakan Jeno yang sukses membuat bulu kuduk Jaemin merinding.
Jaemin sudah pasrah dengan orang yang berpikir tentang apapun yang terjadi di antara mereka saat ini.
"Iya iya kan Kakak udah minta maaf Nono.. Kakak tuh tadi kaget juga karna tindakan Nono, Kakak minta maaf karna udah reflek bentak Nono.. udah ya nangisnya.." bujuk Jaemin.
Namun Jeno masih menangis pilu.
Jaemin rasanya tidak tau lagi bagaimana cara membujuk Jeno.
"Yah.. ilang deh gantengnya, bedak bayinya udah hilang, rambutnya berantakkan, bajunya yang bagus udah lecek dan kotor karna ingus Nono.." ujar Jaemin memasang wajah sedihnya sembari menatap penampilan Jeno dari atas hingga bawah.
Jeno yang tadinya menangis terisak itu menghapus air matanya dan menoleh ke arah Jaemin dengan tatapan lucunya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Itu membuat Jaemin terkekeh.
"Nono jelek?." Tanya Jeno yang di balas anggukan oleh Jaemin.
"Iya jelek kalau masih nangis." Jawab Jaemin sembari merapihkan poninya sendiri.