Jeno sangat senang karna dia mendapatkan ciuman di keningnya dari Jaemin saat ulang tahunnya kemarin.
Ia sering sekali menyentuh jidatnya yang bekas di cium Jaemin itu sembari tersenyum.
"Nono, ayo! waktunya tidur." Ajak Jaemin pada Jeno yang duduk termenung di balkon kamarnya itu.
Jeno menoleh dan mengangguk.
Ia berjalan masuk ke kamarnya dan menghampiri Jaemin yang baru selesai mengemas tempat tidur Jeno supaya lebih nyaman saat di tiduri itu.
"Cuci kaki dulu." Titah Jaemin.
Jeno mengangguk patuh dan berlari kecil masuk ke kamar mandi untuk mencuci kakinya.
"Kak!! Sikat gigi juga gak?!." Tanya Jeno berteriak.
"Ya, sikat giginya!." Jawab Jaemin.
"Baik cantiknya Nono!." Balas Jeno yang membuat Jaemin mendengus dengan senyum yang tak bisa di tahan.
Jaemin akui akhir-akhir ini dirinya memang merasa aneh.
Dan dia berusaha untuk menepis rasa itu.
Ya, Jaemin dalam diam terbawa perasaan atas semua perlakuan Jeno dan ucapan Jeno yang selalu mengklaimnya sebagai miliknya.
Tapi Jaemin berusaha keras menepis itu, sebab dia ingat kalau Jeno hanyalah anak kecil yang tidak tau apa-apa tentang cinta, dan di sisi lain Jaemin menepis rasa itu juga karna merasa dia sudah punya pasangan, Mingyu.
Jaemin selama ini merasa bersalah karna memiliki rasa yang tidak seharusnya pada orang lain, karna itu sudah bisa di sebut sebagai penghianatan, Jaemin akui dia salah.
Apalagi itu pada Jeno yang tak lain adalah seorang anak kecil.
Jaemin tidak tau harus bagaimana untuk sekarang, ia hanya berusaha untuk tidak jatuh terlalu dalam pada perasaan yang tidak seharusnya dengan Jeno.
Perasaannya pada Mingyu masih sama, meski sedikit memudar karna mereka yang sangat jarang bertemu.
Tapi Jaemin sebisa mungkin untuk tidak berkhianat bagaimana pun caranya.
Perjalanan cintanya dengan Mingyu selama 2 tahun tidaklah mudah, banyak ujian-ujian yang sudah mereka lewati, apapun akan Jaemin lakukan untuk tetap bertahan dengan pacarnya itu.
Jaemin dilema sekarang.
"Sudah selesai kak!." Ujar Jeno setelah ia selesai cucu kaki dan menyikat giginya.
Jaemin menoleh dan tersenyum.
"Lap kakinya biar gak basah, habis itu naik ke tempat tidur, kakak temani bobo." Ujar Jaemin.
Jeno mengangguk dan mengelap kakinya yang masih basah itu dengan handuk kecil yang ada di sana, setelah itu ia menaiki tempat tidur.
"Kak." Panggil Jeno saat ia membaringkan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengasuh Na
Fiksi PenggemarMenceritakan tentang seorang pria berusia 22 Tahun yang harus menjalani profesinya sebagai pengasuh tapi bukan sebagai pengasuh anak kecil, melainkan pria dewasa yang bertingkah laku seperti anak kecil. Merengek, menangis, memuji serta bermanja sesu...