Prolog

59 5 4
                                    

Hai semuaaa🙌
Happy reading!!!🦋🧸🖤

°°°°°°

 "Jadi, ending seperti apa yang kamu mau?" tanya sang tokoh utama perempuan dengan ekspresi datar.

"Maaf."

Sungguh, untuk kali ini maaf darinya tidak ku butuhkan, tekan perempuan itu dalam hatinya.

"Untuk apa? Katakan dengan jelas. Aku sedang tidak butuh kata maaf mu."

"Maaf Ren, sepertinya hubungan kita harus berakhir" ucap seorang pemuda dengan satu tarikan nafas.

"Oke. Terima kasih untuk keberanian dan kejujuran kamu, terima kasih untuk hal yang pernah kamu lakukan untuk hubungan ini. Semoga kita tidak pernah bertemu dimanapun dan kapanpun itu" ucap sang perempuan sambil menatap kedua bola mata yang selalu dikaguminya.

"Oh ya satu lagi. Terima kasih karena sudah menghancurkan diri ini sangat dalam" sambungnya sebelum pergi. Terlihat dengan jelas bawah si lawan bicaranya menegang setelah mendengar kalimat terakhir perempuan itu.

Dirasa cukup, perempuan itu pergi meninggalkan kekasihnya seorang diri. Rasanya dia ingin menamparnya sekeras mungkin dan berteriak tepat di wajahnya. Namun, tangan perempuan itu terasa kaku dan lidahnya seperti kelu untuk berteriak dan memaki kekasihnya.

"Perasaanku benar-benar kalah?" tanya perempuan itu yang entah kepada siapa. Setelahnya air matanya turun secara perlahan dengan isakan yang berhasil lolos. Perempuan itu terus berjalan tanpa peduli pada orang – orang yang memerhatikan kondisinya saat ini. 

Kekasihnya hanya bisa melihat punggung perempuan itu menjauh dari pandanganya. Untung mencegah langkahnya saja rasanya sudah tidak pantas karena sudah melakukan hal yang merusak bahkan menyakitkan untuk pacarnya-- ah mungkin saat ini sudah disebut sebagai mantan.

°°°°°

I hope you like this chapter. please give your vote and comment, thank you so much🦋🧸🖤

Lalu, aku ini siapa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang