10 - A destiny?

8 2 1
                                    

"Seolah sudah tertulis dengan rapih, pertemuan dua manusia asing itu terus terjadi dan pasti akan menimbulkan berbagai hal yang tidak pernah dibayangkan"

°°°°°

"Ini gimana Ris?! Kok motornya mati begini" panik Airena yang saat ini berada di depan sekolah Riris. Sedetik Riris turun dari motor Airena, tiba-tiba motornya mati dan tidak mau hidup. 10 menit telah berlalu, untuk kedua gadis itu berupaya menghidupkan motor. Tadi juga pak satpam ikut andil membantu, namun belum sampai tuntas, seorang guru memanggil dan meminta bantuan pak satpam, mengharuskan nya pergi menginggalkan Airena dan Riris yang kesulitan.

"Belum lo service kali Kak" sahut Riris.

"Terus gue berangkat sekolah gimana dong? Mana hari senin dan bentar lagi upacara" kata Airena sambil memerhatikan jam tangannya yang terus bergerak mendekati angka 07:00.

"Gue juga jadi bingung kak"

"Disini nggak ada angkot ya?" tanya Airena sambil celingak-celinguk kesana kemari.

"Nggak ada kak, palingan lo jalan dulu ke persimpangan barusan ada. Itu juga pasti udah penuh karena di jam-jam orang berangkat kerja sama sekolah" jawab Riris membuat Airena menghela napas gusar.

"Terus ini gue gimana Ris?"

"Udah motor nya tinggal di sekolah gue, nanti jam istirahat gue bawa ke bengkel yang nggak jauh dari sini. Sekarang lo mesen ojek online aja" usul Riris.

"Lo kenapa nggak bilang kalau ada bengkel deket sini?" kesal Airena dengan melayangkan tatapan tak bersahabat.

Riris berdecak, "Gue yakin nggak sebentar buat ngebetulinnya. Udah lo nggak usah banyak omong dulu Kak, mending mesen ojek online sekarang daripada lo telat"

Airena pun menuruti ucapan adiknya, jari tangannya sudah sibuk bergerak pada aplikasi ojek online. Namun detik selanjutnya, malah helaan napas yang keluar dari mulut Airena.

"Kenapa kak?"

"Pada penuh semua Ris. Jam-jam sibuk" kata Airena memijat pangkal hidungnya.

Riris yang mendengar itu jadi kelabakan juga. Bingung harus melakukan apa.

Tak lama setelahnya, deruman motor dan mobil terdengar akan memasuki area sekolah. Namun bukannya masuk, rombongan itu malah berhenti tepat disamping posisi Airena dan Riris berada.

Seorang yang berada di dalam itu membuka kaca mobilnya. "Kenapa Ris?" tanya Razev si pemilik mobil tersebut. Di samping razev ada Ervan dan di belakangnya ada Zigar yang sedang menumpang di dalam mobil Razev. Sedangkan sisa nya mengendarai motor.

Riris menoleh ke sumber suara, "Hm, ini motor Kak Rena nggak mau hidup"

Razev turun dari mobil dan semakin mendekati posisi Airena dan Riris berada. Pemuda itu berniat mengecek motor Airena namun Riris menghentikannya.

"Kayaknya bakal percuma deh Kak, emang solusi nya dibawa ke bengkel" kata Riris membuat niatan Razev terurungkan.

"Tadi juga udah dibantu pak satpam, tapi tetap nggak bisa" timpal Airena.

"Terus lo ke sekolah naik apa?" tanya Razev yang dibalas gidikan bahu oleh Airena.

Razev melirik jam tangan nya, lalu menatap Dhafin bergantian.

"Kenapa lo liatin gue?" tanya Dhafin dengan nada sinis.

"Gue minta tolong lo anterin Airena ke sekolahnya gih" suruh Razev langsung dibalas gelengan keras oleh Dhafin.

"Kenapa harus gue?!"

"Ya kan lo yang bawa motor, kalau nggak macet mah udah gue anter pake mobil. Nggak perlu minta tolong lo" sahut Razev.

Lalu, aku ini siapa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang