"Semoga kepura-puraan ini tidak membawa kehancuran lebih dalam lagi. Semoga."
°°°°°
Kavin mengeraskan rahangnya saat melihat Dhafin yang sudah berdiri di luar gerbang sekolahnya, tepat di sebelah motor pemuda itu. Tanpa ditanya pun Kavin sudah tahu sedang apa Dhafin disini, pasti untuk menjemput Bella. Kavin pun dengan sengaja memberhentikan motornya di samping motor Dhafin. Ia membuka helm full facenya lalu tersenyum miring ke arah Dhafin.
"Udah ganti profesi lo jadi supirnya cewek gue?" tanya Kavin dengan menekankan dua kata terakhir.
Dhafin enggan menjawab, ia tahu kalau Kavin sedang berusaha memancing emosinya.
"Gue lihat-lihat makin deket lo berdua. Boleh kali jadian mah, tapi nanti dulu Dhaf. Tunggu gue sama dia putus dulu, barusan kalian boleh pacaran. Kalau sekarang jatohnya dia selingkuh dari gue" kata Kavin membuat tangan Dhafin terkepal kuat.
"Jaga mulut lo bangsat!" desis Dhafin.
Kavin terkekeh karena berhasil menyulut emosi Dhafin. "Lo masih suka kan sama cewek gue?" tebak Kavin membuat Dhafin mematung di tempatnya. "Tanpa lo ngomong pun gue paham gelagat cowok suka sama cewek tuh gimana. Dan gue lihat itu dari tatapan lo ke Bella" sambungnya sambil memerhatikan Dhafin dari atas sampai bawah.
"Seriusan masih suka?" kata Kavin lagi sambil tertawa. "Yaelah Dhaf, sadar dong kalau Bella tuh cuma anggep lo teman doang, nggak lebih."
"Jangan sok tahu lo soal perasaan gue!" balas Dhafin.
Kavin menggidikan bahunya, "Terserah lo, mau ngaku ataupun nggak juga nggak masalah buat gue. Tapi keyakinan gue akurat seratus persen kalau lo nyimpen rasa sama cewek gue."
Lalu tak begitu lama Bella datang dan langsung menghampiri Dhafin. Tadi saat jaraknya masih lumayan jauh dari posisi kedua pemuda itu, Bella sudah melihat motor Kavin yang sedang terparkir di samping motor Dhafin. Lalu tiba-tiba akalnya menyuruhnya untuk membuat Kavin cemburu dengan ia yang berdekatan dengan Dhafin.
"Udah nunggu lama ya Dhaf? Sorry ya" ujar Bella menganggap Kavin tidak ada di sekitarnya.
Kavin melipat tangannya di dada. Ia menahan kesal tapi juga ingin melihat sejauh mana Bella bertindak di depannya.
Dhafin menggeleng sambil tersenyum, "Santai aja Bell."
"Ya udah yuk pulang sekarang aja" ajak Bella sambil mengambil helm pemberian Dhafin.
"Bagus deh. Puas-puasin selingkuhnya Bell. Gue dukung kok, kalau mau putus, bilang ya" ucap Kavin membuat atmosfer sekitar menjadi panas. Bella mendadak kaku mendengarnya apalagi kata putus yang terlontar dari bibir kekasihnya. Mendadak air matanya terkumpul dan menggenang di mata.
"Kalau lo bisa selingkuh, gue juga bisa dong Bell" sambung Kavin lalu dengan gerakan cepat ia menghentikan motor seseorang yang ingin melewati gerbang sekolah.
Siapa lagi jika bukan Airena. Pemuda itu tadi menoleh ke belakang untuk melihat target untuk membalas perbuatan Bella, dan siapa sangka jika pas sekali ia menemukan sosok Airena yang sedang menaiki motornya. Karena memang posisi parkiran dapat dilihat dari gerbang sekolah
Lagi-lagi baik Kavin maupun Bella, mereka kembali melibatkan orang luar dalam masalah hubungan keduanya.
Airena yang mendapati Kavin berdiri di depannya spontan mengerem motornya. Napasnya tersengal karena takut dan shock menjadi satu. Matanya membola melihat Kavin yang justru tersenyum ke arahnya.
"Lo apa-apaan sih!" kesal Airena setelah membuka helm nya. Ia melemparkan tatapan nyalang ke arah Kavin.
Kavin tidak menjawab, kini pemuda itu membawa langkahnya mendekati Airena. Dan hal itu masih disaksikan oleh Bella dan Dhafin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lalu, aku ini siapa?
Fiksi RemajaSemula mereka adalah dua manusia asing yang tidak sengaja dipertemukan oleh waktu. lalu tanpa disadari semua nya berjalan begitu saja sampai kategori manusia asing pun berubah. Perasaan yang tumbuh dari hati Airena adalah cinta. Dan perasaan itu tu...