06 - Cerita Masa Lalu

12 3 1
                                    

Haii-haii semuaaa🙌
I came back with one chapter 😚
Happy reading🖤🦋🧸

"Tak apa jika kembali mengingat masa lalu, tapi jangan sampai larut kembali ke dalamnya"

°°°°°

Semua sekolah hari ini serempak beroperasi kembali. Siswa/i yang hampir dua minggu libur semester kini sudah kembali menjalankan kewajibannya sebagai pelajar. Hari ini tentu menjadi hari yang tidak disukai oleh kebanyakan pelajar, karena harus berdiri di tengah panasnya terik matahari.

"Kapan kelar nya sih, udah nggak kuat kaki gue" keluh Tara membuat Airena yang berdiri di sampingnya menengok sesaat.

"Baru kayak gini ngeluh terus lo. Gimana jadinya kalau hidup di zaman penjajahan"

"Gue belum makan Ren, lemes banget gue" ungkap Tara sambil mengelap keringatnya menggunakan tangan.

"Makanya jangan dibiasain, kalau mau berangkat sekolah minimal makan sesuatu" kata Airena yang matanya tetap fokus ke depan.

"Lo berdua nggak usah ngobrol, di belakang ada anak osis" ucap Ruby berbisik. Airena dan Tara serempak mengangguk. Walaupun sudah tidak ada obrolan lagi, Tara tetap misah-misuh di tempatnya seperti cacing kepanasan.

Waktu sudah berubah, dan kini upacara bendera sudah selesai membuat para pelajar bernapas lega. Kebanyakan dari mereka sudah memikirkan makanan atau minuman apa yang akan dibeli setelah ini. Berlomba-lomba agar cepat sampai di kantin dan bersiap untuk bersaing dengan yang lain untuk mendapatkan tujuan mereka.

"Ke kantin yuk" ajak Tara begitu semangat karena hal yang sedari tadi ia keluhkan sudah terlewat. Dan kini hanya ada sepiring nasi uduk yang ada di pikirannya ditambah dengan es teh manis. Baru memikirkannya saja sudah membuat Tara ngiler.

"Kalian aja deh sana, gue mau langsung ke kelas aja" tolak Airena.

"Oke, lo ada mau nitip sesuatu nggak?" tanya Ruby dan Airena langsung menggeleng.

"Ya udah lo hati-hati" ucap Resya lalu ketiganya pergi ke kantin, sedangkan Airena langsung menuju kelas.

Di pertengahan jalan, langkahnya dihadang oleh seorang pemuda. Mau tak mau, Airena terpaksa menghentikan langkahnya.

Airena menghela napas jengah, lalu menatap pemuda di hadapannya dengan alis yang terangkat satu, "Kenapa?"

"Mau kemana?" tanya pemuda itu.

"Kelas" jawab Airena seadanya.

"Ya udah kalau gitu, yuk bareng" ajak pemuda itu sambil tersenyum.

Airena menggeleng, "Gue mau sendiri."

"Kalau gue maksa gimana?"

"Gue bilang, gue mau sendiri Ranu!"

Ranu Lian Atmadja, nama lengkap pemuda yang menghadang jalan Airena. "Tapi gue mau Ren!" paksa Ranu.

"Terserah!" ketus Airena lalu mendorong bahu Ranu untuk minggir dari hadapannya, gadis itu kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas dengan Ranu yang mengekorinya di belakang.

Airena tidak peduli dengan keberadaan Ranu di belakangnya, karena Ranu begitu keras kepala dan Airena tidak ingin repot-repot mendebatkan hal yang tidak berguna itu.

Sesampainya di kelas, Airena langsung duduk di bangkunya dan berpura-pura bermain handphone agar Ranu tidak mengganggunya lagi. Namun dugaan Airena salah, justru Ranu menarik bangku sebelah agar lebih dekat dengan Airena.

"Ren, gue mau ngomong"

Airena masih tidak memperdulikan itu. Ia masih sibuk menscroll media sosial di handphone nya.

Lalu, aku ini siapa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang