27 - Time bomb

2 1 0
                                    

"Semakin dipaksa tenggelam, maka kebenaranya akan berusaha untuk mengapung ke permukaan agar bisa dilihat oleh orang lain"

°°°°°

"Lo pacaran sama Dhafin yang temannya Razev itu?" tanya Ruby langsung setelah sampai di kelas dan duduk di samping Airena.

Airena yang sedang membaca artikel di handphone nya, dan sudah menduga hal ini akan terjadi pun menghela napasnya pasrah. Dia hanya membalas ucapan Ruby dengan bergumam.

Ruby berdecak. "Kok bisa? Lo nggak lagi bercanda kan Ren?"

Airena menengok ke arah Ruby sekilas. "Gue serius By" jawabnya pelan.

"Sejak kapan kalian dekat hah? Momen apa aja yang udah gue lewatin sampai gue nggak tahu kalau teman dekat gue lagi ada hubungan sama cowok" ucap Ruby sambil mengacak rambutnya frustasi. "Ren mending lo jujur sekarang sama gue, mumpung lagi nggak ada Tara dan Resya. Lo tahu sendiri Tara gimana orangnya, apalagi kalau ketahuan lo ngebohongin kita. Dia pun udah tahu soal lo yang pacaran sama Dhafin, Riris udah bilang sama kita tadi malam"

Airena menopang wajahnya dengan satu tangan, ia menatap Ruby dengan pandangan lesu. "Apa yang harus gue jelasin By? Fakta nya memang gitu. Gue juga nggak inget dari kapan gue sama dia dekat" dalam hati Airena benar-benar merutuki dirinya sendiri. Sudah berapa banyak kebohongan yang dia ucapakan kepada orang terdekatnya. Semua ini ia lakukan demi hubungan orang lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan dirinya.

Katakanlah kalau Airena ini memang sangat amat bodoh.

Ruby mengusap wajahnya kasar. Seolah kehilangan ribuan kata yang sudah ia susun tadi malam sejak mengetahui berita mengenai Airena dan Dhafin.

"Lo beneran cinta sama dia Ren? Lo bahagia sama hubungan ini?" tanya Ruby tanpa menatap Airena.

Airena yang mendapat pertanyaan seperti itu sontak membuat matanya memanas. Dia ingin menangis detik itu juga dan berteriak sambil memeluk Ruby, mengatakan semua nya mengenai permainan nya bersama Dhafin.

Tapi hal itu Airena urungkan. Sungguh gadis itu pun bingung sendiri mengapa bisa ia melangkah sejauh ini dan berkorban banyak hanya untuk Kavin dan Bella. Airena pun tidak tahu hal apa yang membuatnya pada akhirnya mau menyetujui ajakan Dhafin yang ingin menyelamatkan hubungan Kavin dan Bella.

Dalam hati Airena merasa ragu. Apakah pasti bahwa dengan permainan yang dilakoni nya bersama Dhafin benar-benar akan menyelamatkan hubungan Kavin dan Bella? Airena jadi ragu untuk itu. Dia takut, justru Airena yang akan sakit karena pada akhirnya ia tenggelam seorang diri dalam permainan ini. Gadis itu takut kalau dia akan menyukai Dhafin, yang jelas Airena ketahui bahwa hati pemuda itu hanya untuk Bella.

"Nggak perlu gue jawab sepertinya lo udah tahu jawabannya By" jawab Airena setelah mengontrol dirinya agar tidak menangis.

"Gue nggak mau dengar itu dari mulut lo, Ren. Yang pengen gue dengar cuma iya atau nggak. Just that, so tell me. Are you happy?"

Airena mengangguk dua kali. "Iya By" jawabanya sambil meremas rok miliknya dibawah meja.

"Ren sejujurnya gue masih nggak percaya lo pacaran sama Dhafin. Hati gue seakan bilang kalau lo lagi nyembunyiin sesuatu dari gue. Gue bukannya sok tahu soal perasaan lo, tapi gue ngerasa lo nggak bahagia sama hubungan ini. Tapi disatu sisi gue nggak tahu kenyataannya, dan gue nggak bisa maksa lo buat ngasih tahu itu ke gue" kata Ruby mengeluarkan segala pikiran yang tertahan di dalam kepalanya.

"By, sorry" sahut Airena menelan saliva nya.

"Maaf untuk apa Ren?" tanya Ruby sambil memandang Airena yang sedang menunduk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lalu, aku ini siapa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang