02 - Waktu temu dan masalah

22 3 0
                                    

"Andai aku tahu bahwa waktu ini adalah awal kisah kita. Maka akan kupilih waktu lain untuk mengunjungi tempat ini"

~Airena Zoe Sora~

°°°°°

"Lo tadi sama siapa Dhaf?" tanya teman Dhafin yang bernama Razev Ben Priyoga. Pemuda itu memiliki senyuman yang manis. Dia juga humoris, lembut namun agak bodoh soal perasaan. Dia juga cukup peka dengan keadaan sekitar.

"Nggak tau. Tadi gue nggak sengaja numpahin jus ke celananya" jawab Dhafin.

"SUMPAH DEMI APA?" tanya teman Dhafin yang lain, bernama Raden Pras Hendradiyono. Pemuda itu sering membuat teman-temannya darah tinggi karena tingkah lakunya, doyan makan dan petakilan. Ketika dia tertawa maupun tersenyum, maka matanya akan membentuk seperti bulan sabit. Teman-temanya biasa memanggilnya Pras.

"Malu-maluin lo!" kesal pemuda yang duduk disamping Razev. Dia salah satu teman dekat Dhafin juga. Namanya Zigar Dero Khatulistiwa, pemuda yang memiliki banyak kekasih diantara teman-temannya. Jika pertama kali melihat, maka orang akan menilai bahwa Zigar orang yang sombong, namun nyatanya tidak seperti itu. Zigar paling bisa soal merayu perempuan, dan emosinya akan naik turun jika berhadapan dengan Pras, yang sialnya teman dekatnya sendiri.

"Nggak usah ribut, disini rame" lerai pemuda bernama Ervan Lingga Andito. Ervan sendiri memiliki sikap pengertian, dan tidak terlalu banyak omong diantara teman-temannya, dan juga memiliki humor receh. Orang-orang menilai bahwa Ervan adalah orang yang dingin, namun tidak jika bersama orang terdekatnya.

"Terus dia marah nggak sama lo?" Tanya Pras.

"Ya menurut lo!" sinis Dhafin.

"Tapi dia cantik tau Dhaf" ujar Zigar membuat keempat temannya memutar bola mata malas.

"Mulai deh lo kalau ada cewek cakep langsung jelalatan tuh mata!" sahut Razev sambil melempar kentang ke wajah Zigar.

"Yang begitu mah nggak boleh di sia-sia in" jawab Zigar sambil terkekeh.

Disaat yang lain asik berdebat mengenai Airena. Dhafin tidak ikut nimbrung, namun matanya terus melirik ke meja Airena. Disana ia bisa melihat bahwa gadis itu sibuk membersihkan celana dengan sapu tangan miliknya.

"Kalau masih ngerasa bersalah, lo samperin aja ke mejanya. Terus lo kasih uang biar dia beli celana baru" ucap Ervan yang memerhatikan Dhafin mencuri pandang pada gadis yang temannya tak sengaja tabrak.

"Nggak perlu, lagian cuman ketumpahan jus doang" jawab Dhafin menggidikan bahunya.

"Ya udah terserah lo" sahut Ervan.

°°°°°

"Mau ganti celana aja nggak Ren?" tanya Ruby.

Airena yang masih sibuk mengelap celananya mendongak, "Nggak usah deh, ini bentar lagi juga kering."

"Tapi ntar itu lengket tau Ren" ucap Resya ikut nimbrung.

"Gue cuman bawa celana satu di tas, niatnya nanti mau main air. Kalau ganti sekarang nanti gue ganti pake apa? Nggak mungkin dong gue balik ke villa pake celana basah" ucap Airena menatap ketiga temannya bergantian. "Udah liat nanti aja. Semisal gue nggak nyaman, gue bakal ganti. Tapi semisal nyaman ya gue nggak bakal ganti."

"Emang orang yang nabrak lo tadi mana sih orangnya?" kesal Tara.

Airena mengamati sekitar, lalu matanya tak sengaja melihat pemuda yang tadi menumpahkan jus ke celannya. "Itu orangnya duduk disana" tunjuk Airena menggunakan dagunya.

Lalu, aku ini siapa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang