08 - Festival Musik

5 2 0
                                    

"Entah apa maksud takdir dengan mempertemukan kita sesering ini"

°°°°°

Ketiga teman Airena sudah sampai dirumah gadis itu sejak 20 menit yang lalu. Mereka kemari menggunakan motor masing-masing dan berniat sekalian menginap di rumah Airena. Kelima gadis itu akan berangkat ke festival musik menggunakan mobil Tina dan akan diantar oleh sang pemilik mobil, hal itu merupakan kemauan Tina sendiri. Awalanya mereka berniat membawa motor saja, namun tidak diizinkan oleh Tina karena mereka akan pulang malam dan itu berbahaya.

"Kalian udah pada makan belum?" tanya Tina pada ketiga teman Airena yang sedang duduk di ruang tamu.

"Udah tante" jawab Ruby mewakili Tara dan Resya.

"Ma, kita berangkat dulu ya" ucap Airena yang baru turun dari kamarnya. Keempat orang yang berada di ruang tamu sontak menoleh.

"Riris mana?" heran Tina tidak melihat anak bungsunya.

"Tadi udah nyamper ke kamar Rena terus dia masuk lagi ke kemarnya sendiri, katanya ada yang ketinggalan" jelas Airena membuat Tina mengangguk paham.

Tak berselang lama, Riris pun datang dengan wajah sumringah. Memang sejak pagi tadi suasana hati nya sedang gembira. "Ayok berangkat!"

"Semangat banget Ris" kata Tara menggeleng kepala heran.

"Iya dong Kak, kan kita mau nyanyi rame-rame" sahutnya sambil terkekeh.

"Ya udah yuk berangkat keburu ramai" kata Tina berjalan mendahului dengan kunci mobil yang sudah berada di tangannya.

Kelima gadis itu pun mengekori Tina dari belakang. Setelah sampai di depan mobil, Airena masuk di kursi depan, lalu di tengah ada Riris dan Ruby dan dibelakang ditempati Tara dan Resya.

Dirasa sudah masuk semua dan memastikan tidak ada barang yang tertinggal, Tina pun menjalankan mobilnya.

"Pak titip rumah sebentar ya" ucap Tina pada satpam rumahnya saat sampai gerbang.

"Iya bu siap" sahut satpam tersebut sambil memberikan hormat.

Setelah itu mobil Tina melaju meninggalkan pekarangan rumahnya menuju tempat festival itu diadakan. Di dalam mobil tentunya tidak sepi, karena celotehan dari kelima gadis, apalagi Riris yang sedaritadi tidak mau diam karena batre gadis itu sedang full. Tina yang memperhatikan itu hanya tersenyum kecil sambil mendengarkan celotehan mereka, sesekali ikut menimbrung.

°°°°°

Kelima gadis itu menikmati acaranya, sambil ikut bernyanyi dan melompat-lompat dan juga merekam sang penyanyi di atas panggung. Mereka berlima tidak sadar bahwa waktu sekarang sudah menunjukkan pukul sembilan malam, karena sangking asiknya.

Ditempat yang sama, Dhafin dan keempat temannya berada di acara tersebut dan berdiri i tidak jauh dari kelima gadis itu berada. Namun sedari tadi diantara mereka belum ada yang sadar sama sekali, sampai saat Razev menengok ke samping kiri, matanya menatap fokus pada sosok Riris yang sedang asik bernyanyi sambil melompat-lompat.

Tanpa berpikir panjang, Razev langsung menghampiri Riris tanpa tahu bahwa ada Airena dan teman-temannya. Pemuda itu melewati kerumunan dengan susah payah sebelum benar-benar sampai di hadapan Riris. Tentu saja hal itu mencuri perhatian keempat teman Razev, tanpa bertanya atau mencegah, keempat nya mengikuti langkah Razev seperti orang yang terkena hipnotis.

Setelah sampai di hadapan Riris, Razev menampilkan senyum tipis membuat bola mata Riris membola. "Hai" sapa Razev.

Riris masih mencoba mencerna kejadian ini, ia tidak menyangka bahwa Razev akan berada disini juga. Pasalanya pemuda itu tidak memberi tahu dan Riris pun tidak juga memberitahu pada Razev.

Lalu, aku ini siapa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang