11 - Perasaan tanpa nama

9 2 0
                                    

"Mau sampai kapan hubungan yang seperti ini? Tidak ada kepastian karena terlalu sibuk dengan kebingungan"

°°°°°

"Diminum dulu Ris" kata Razev menyodorkan minuman kaleng pada Riris. Mereka berdua sedang ada di bengkel untuk membenarkan motor Airena.

Riris fokus pada motor Airena yang sedang dibetuli tidak sadar kalau Razev sudah kembali dari minimarket yang posisi nya tepat di sebrang jalan.

"Oh iya makasih kak" kata Riris tersenyum sambil mengambil minuman kaleng tersebut. "Ini berapa harganya?" sambungnya sambil mendongak pada Razev yang berdiri di depannya.

"Nggak usah, minum aja" jawab Razev.

"Thanks Kak" Razev mengangguk lalu duduk di samping Riris.

"Mau batagor nggak kak?" tanya Riris.

"Emang ada?"

Riris mengarahkan dagunya pada tukang batagor yang sedang mangkal tidak jauh dari posisi bengkel saat ini. "Riris mau beli, Kak Razev mau juga nggak?"

"Boleh deh, yang pedes ya" pintanya yang diangguki Riris. "Nih uangnya Ris" lanjutnya sambil memberikan uang berwarna hijau pada Riris.

Riris sontak menggeleng, "Nggak usah kak, Riris ada kok. Lagian minuman kan udah Kak Razev yang beli, jadi sekarang gantian dong" kata Riris langsung pergi menjauh. Karena ia yakin Razev akan memaksa jika ia terus berada disitu.

Razev yang niatnya akan mengambil paksa tangan Riris dan menaruh uangnya itu gagal karena Riris sudah berlari menjauh dari posisinya.

Perhatian nya masih pada Riris, ia terus memandangi Riris yang sedang memesan batagor untuknya dan gadis itu. Tiba-tiba perasaan nyaman menyeruak dalam hati nya, ia selalu merasa senang tiap bersama Riris dan menghabiskan waktu bersama gadis itu.

Pemuda itu tahu bahwa hubungan keduanya tidak jelas. Tidak bisa disebut pertemanan karena perhatian juga perlakuan keduanya yang lebih tepat di sebut pasangan. Namun Razev bingung harus memulai hubungan yang disebut pasangan seperti apa, ia terlanjur nyaman dengan hubungan ini bersama Riris. Dan juga pemuda itu takut jika hubungan baru diantara kedua nya akan menghancurkan hubugannya yang saat ini sudah terjalin.

Walaupun begitu, perkataan Zigar tempo lalu membuatnya terus kepikiran. Bahwa memang bisa saja suatu saat nanti Riris akan memperkenalkan pasangannya pada dirinya karena ia yang terlalu lama memperjelas hubungan keduanya. Ia pun paham bahwa Riris lebih bingung dibandingkan dirinya. Karena asik dengan pikirannya, Razev tidak sadar kalau Riris melambai-lambaikan tangan di depan mukannnya sampai akhirnya gadis itu memukul pundak Razev untuk menyadarkannya.

"Mikirin apaan sih Kak kok sampe segitunya?" heran Riris membuat Razev tersenyum canggung.

"Nggak ada kok Ris"

Riris mengangguk saja walaupun ia masih penasaran. "Nih batagornya, extra pedas" ucapnya sambil memberikan batagor tersebut pada Razev. "Jangan maksa ngasih uang ya Kak. Aku emang niat beliin buat kamu juga" sambungnya setelah melihat Razev yang akan mengeluarkan uang yang tidak sempat ia beri pada Riris tadi.

Razev menghela napas pasrah, karena Riris akan marah jika ia memkasakan hal itu. "Ya udah deh kalau gitu, makasih ya" Riris mengangguk sambil mengunyah batagor miliknya membuat pipi nya mengembung lucu. Hal itu justru membuat Razev gemas dan mengacak-acak rambut Riris.

Jangan tanya bagaimana reaksi Riris, walaupun hal itu bukan pertama kali untuknya tetap saja respon nya selalu terdiam kaku. Namun dengan segera, Riris menetralkan ekspresi dan degup jantungnya.

Lalu, aku ini siapa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang