"Membuat diri sendiri bahagia tuh memang begitu sederhana jika kita benar-benar menghargai moment nya"
°°°°°
Setelah dari kamar Riris, Airena langsung masuk ke dalam kamar mandi di kamarnya untuk bersiap-siap. Tadi saat pulang sekolah Airena sudah berjanji untuk menemani Ruby yang akan pergi membeli kado untuk Momy nya yang besok akan berulang tahun.
30 menit telah berlalu.
Kini Airena sudah siap dengan pakaian casualnya dengan rambut yang ia jepit setengah menggunakan jedai. Gadis itu mengambil tas selempang dan memakainya lalu mengirimkan pesan kepada Ruby sambil berjalan keluar kamar.
"Ma, Rena berangkat dulu ya" pamit nya kepada Tina yang sedang menonton tv di ruang tamu.
Tina yang memang sudah tahu bahwa Airena akan pegi dengan Ruby pun mengangguk tanpa bertanya lagi. Setelah mencium punggung tangan Tina, Airena pun melenggang pergi keluar rumah menuju motornya berada. Ia memang akan bertemu dengan Ruby langsung di mal saja. Karena menurut Airena jika Ruby harus menjemputnya malah akan membuang waktu.
Setelah dirasa siap dan melihat kembali handphone nya untuk mengecek balasan pesan dari Ruby, Airena pun langsung menjalankan motornya keluar dari pekarangan rumahnya menuju mal tempatnya dan Ruby akan bertemu.
Airena membawa motornya tidak terlalu cepat karena balasan dari Ruby tadi pun mengatakan bahwa gadis itu baru akan make up. Awalnya Airena mendengus namun disatu sisi pun ia senang karena bisa menikmati suasana sore hari dengan motornya.
Airphone sudah terpasang di telinganya tadi dan menyetel lagu favorit yang berada di playlist nya. Gadis itu selalu senang jika sedang mengendarai motornya dengan kecepatan yang lambat sambil menikmati jalanan ditambah musik yang menemaninya. Untuk membalikan mood Airena yang sedang buruk pun tidak perlu susah-susah. Cukup dengan berkeliling menggunakan motornya sambil menyetel lagu atau duduk seorang diri di taman ataupun dekat danau yang membuat jiwanya tenang.
Tiba-tiba saja sekelibat memori tentang dirinya yang tadi menghampiri Riris kembali berputar. Ia menghela napas kasar dibalik helm yang digunakan. Walaupun kesal dengan tingkah adiknya, Airena tetap saja tidak bisa mendiaminya. Logikanya selalu tidak bisa memahami jalan pikiran Riris sampai membuatnya seperti itu. Tapi perasaanya mengatakan bahwa Riris sedang dalam masa labil makanya bersikap demikian. Karena tidak ingin merusak moodnya, Airena pun segera mengenyahkan pikiran itu dalam pikirannya dan memikirkan hal-hal yang membuatnya bahagia.
25 menit telah berlalu. Dan sekarang Airena baru saja sampai di area parkiran mal.
Setelah memposisikan motornya di tempat seharusnya lalu menaruh helmnya pada spion motornya dan yang terakhir mencabut kunci motornya. Airena pun segera menghubungi Ruby untuk menanyakan kebaradaan temannya itu. Karena tak kunjung mendapat jawaban dan Airena menyimpulkan bahwa Ruby sedang berada di jalan pun mengirimkan sebuah pesan yang mengatakan bahwa Airena menunggu di loby utama.
°°°°°
"Sorry Ren" ujar Ruby setelah berdiri di hadapan Airena. "Udah nunggu lama ya?" sambungnya sambil menatap Airena dengan perasaan bersalah.
"It's okay By. Baru sepuluh menit kok"
"Ya udah yuk kita langsung nyari kado buat Momy gue" Airena mengangguk patuh lalu berdiri dan berjalan beriringan dengan Ruby.
"Menurut lo gue ngasih kado apa ya?"
"Yang bisa dia gunain aja."
"Ya justru itu Ren makanya gue bingung"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lalu, aku ini siapa?
Teen FictionSemula mereka adalah dua manusia asing yang tidak sengaja dipertemukan oleh waktu. lalu tanpa disadari semua nya berjalan begitu saja sampai kategori manusia asing pun berubah. Perasaan yang tumbuh dari hati Airena adalah cinta. Dan perasaan itu tu...