14 - Segalanya untuk dia

6 2 1
                                    

"Tidak ada larangan dalam membela atau melakukan hal apapun untuk orang yang disayang. Namun jangan lupa untuk tidak menyakiti orang lain dengan hal itu"

°°°°°

"Maaf ya lama. Tadi ada urusan bentar di sekolah" ucap Dhafin setelah sampai di hadapan Bella.

"Eh nggak apa-apa kok Dhaf. Aku juga belum lama sampai nya" sahut Bella kaget karena tiba-tiba ada Dhafin di hadapannya.

Dhafin mengangguk lalu duduk di samping Bella. "Pacar kamu tahu?"

"Tahu kok. Tadi aku bilang kalau ada urusan sama kamu" jawab Bella sambil menyamankan posisi duduknya.

Dhafin membuang pandanganya ke arah danau di depannya. "Mau bahas soal apa Bel?" tanya Dhafin to the point.

"Mau cerita soal hubunganku sama Kavin. Nggak masalah kan Dhaf?"

"Sure. Lo ceritain yang buat perasaan lo nggak nyaman, gue bakal dengerin" jawab Dhafin begitu yakin, walaupun hatinya meragukan itu. Karena pemuda itu mencintai Bella.

"Kayaknya Kavin udah nggak cinta sama aku" kata Bella sebagai pembuka dari sesi curhat nya kepada Dhafin.

"Kok lo bisa mikir begitu? Lo lihat sendiri emangnya?"

Bella menggeleng langsung. "Nggak sih. Cuma perasaan aku nggak enak soal Kavin. Aku rasa juga dia agak berubah."

"Lo udah coba ngomong hal ini sama Kavin?"

Bella mengangguk. "Udah, cuma endingnya kita berdua berdebat. Dan dia pun bilang kalau dia nggak selingkuh di belakang aku. Cuma tetap aja Dhaf, walaupun dia udah ngomong begitu perasaan aku masih tetap ngeraguin dan curiga sama dia"

"Entah kenapa aku ngerasa dia tertarik sama cewek lain. Cuman ya memang belum nemuin buktinya, aku juga lagi cari-cari orang yang menarik perhatian dia" sambung Bella sambil menatap Dhafin yang juga sedang menatapnya.

Dalam hati, Dhafin sudah mengumpati Kavin dengan kasar. Ia tidak akan membiarkan Kavin menyakiti Bella. Dengan susah payah Dhafin mengesampingkan perasaanya pada Bella dan mengikhlaskan gadis itu dengan Kavin tanpa memikirkan bagaimana perasaanya.

"Menurut kamu, aku harus gimana ya Dhaf? Aku berusaha untuk berpikiran positif tapi nggak bisa. Curiga tanpa bukti pun benar-benar nyiksa. Aku sampai nggak tahu harus menyikapi hal ini kayak gimana Dhaf. Aku sayang banget sama dia" ujar Bella membuat hati Dhafin meringis, apalagi mendengar kalimat terakhir yang terucap dari bibir Bella.

"Gue nggak akan biarin hal itu terjadi Bel" sahut Dhafin membuat Bella yang tadinya menatap ke arah danau kini menatap Dhafin.

"Maksudnya?"

"Gue akan cari tahu apakah cowok lo beneran ada main atau nggak. Dan gue pun nggak akan pernah biarin dia buat ngelakuin hal itu sama lo" kata Dhafin serius.

"Gimana caranya Dhaf? Kita aja beda sekolah"

"Tenang aja Bel. Gue bakal dapetin bukti itu walaupun kita nggak satu sekolah. Yang terpenting sekarang tenangin hati lo yang lagi nggak baik-baik aja" ucap Dhafin sambil tersenyum meyakinkan ke arah Bella. "Karena gue nggak suka lihat lo sedih dan sakit" lanjutnya pelan namun masih terdengar oleh Bella.

Gadis itu mengganggap bahwa ucapan Dhafin karena kasih sayang sebagai seorang sahabat bukan sebagai seorang pemuda yang menyukasi seorang gadis. Karena memang nyatanya Bella tidak mengetahui soal perasaan yang dimiliki Dhafin untuknya.

"Thanks Dhaf. Aku beryukur banget punya sahabat seperti kamu yang selalu ada dan ngebantu aku dalam kondisi apapun itu" kata Bella dengan tulus.

Lalu, aku ini siapa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang