Bab 39 - Gairah Setan

553 61 38
                                    

Ketika Lintang tampak keluar dari kamar, tanpa ditemani Fathiya, Rahmi langsung menyeret putra tunggalnya ke kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika Lintang tampak keluar dari kamar, tanpa ditemani Fathiya, Rahmi langsung menyeret putra tunggalnya ke kamar.

"Ada apa, Bu?"

"Fathiya mana?" Rahmi membuka pembicaraan kala mereka sudah masuk ke dalam kamar.

"Masih mandi."

Rahmi tak berkata apa pun dan justru menutup pintu kamar dan menguncinya. Lintang Mengerutkan alis kebingungan.

Setengah berbisik Rahmi berjuar, "Ibu mau ngomong soal Mama Tanti." Lintang merasakan firasat buruk kala melihat ekspresi Rahmi begitu serius. Keduanya kini duduk berhadapan di kasur.

"Jadi, Tanti tadi teleponan sama Raka."

Mendengar kata Raka, Lintang langsung waspada. Tubuhnya menegang dengan tatapan yang berubah dingin penuh rasa cemburu. "Apa Raka yang memulainya?"

Rahmi mengangkat bahu tak mengerti. "Pas ibu sampai, mereka udah saling bicara."

Lintang sebenarnya ingin menanyakan apa yang mereka bicarakan, tapi hatinya yg lain merasa enggan.

"Tanti ingin memisahkanmu dari Fathiya."

Ada embusan napas panjang nan letih. "Lintang bisa merasakan itu. Mama nggak pernah merestui kami. Di hatinya hanya ada Raka yang layak untuk Fathiya."

Rahmi membelai wajah Lintang yang terlihat lesu. Putra tunggalnya terlihat begitu lelah seperti telah melalui perjalanan panjang yang berat. "Apa kamu pernah bertemu dengan Raka selain saat pernikahan?"

Lintang terbeliak. Apa Tanti tadi membicarakannya juga? Lintang tak bisa berbohong pada ibunya. "I-iya. Sama Fathiya. Fathiya memintaku menemaninya untuk bertemu." Pria itu berusaha tenang, tapi kegugupannya terlihat nyata.

Rahmi tampak memahami sesuatu. "Ini dugaan Ibu saja. Raka sebenarnya nggak ingin kalian berpisah. Mama Tanti tadi menyinggung kalau dia kesal pada Raka yang cuma mau minta maaf pada Fathiya tanpa mau merebutnya darimu. Tapi, Tanti berhasil membujuknya. Lalu pertemuan kalian semakin membuatnya yakin untuk merebut Fathiya darimu." Rahmi menghentikan elusannya badan dan menggenggam tangan Lintang lebih erat. "Apa yang sebenarnya terjadi di sana?"

Lintang merasa hatinya mencelus. Sikap cemburu dan kasarnya telah diperlihatkan di depan Raka. Ia seharusnya bisa lebih bersabar dan membuktikan pada Raka bahwa ia suami yang layak bagi Fathiya, bukan sebaliknya. Rasa sakit yang merajah akhirnya membuat Lintang menceritakan segalanya.

Rahmi mengangguk tanda mengerti. "Sedikitnya kamu ikut menyebabkan Raka jadi ngotot merebut Fathiya. Padahal awalnya dia hanya ingin meminta maaf." Tanpa maksud menyalahkan Lintang, Rahmi berusaha menganalisa semua kemungkinan. Rahmi mungkin bukan sarjana, tapi kesehariannya menghadapi aneka pelanggan di kedai, membuatnya belajar banyak hal tentang sifat manusia.

"Kamu dulu nggak kayak gini Lintang. Kamu ceria, kamu sabar. Apa perkelahian demi perkelahian dengan preman-preman pengompas kedai kita dulu membuat hatimu mengeras?"

END Fathiya x Labuhan Hati Antara Kau dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang