Bab 40 - Puncak Rasa Cinta

543 80 64
                                    

Tiba-tiba Fathiya merasakan sengatan listrik seolah menyerang dadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiba-tiba Fathiya merasakan sengatan listrik seolah menyerang dadanya. Kesadarannya pulih. Kali ini dia mendorong Raka sekuatnya. Pria yang tak siap menerima serangan itu mundur ke belakang beberapa depa.

Kesempatan itu tak disia-siakan Fathiya. Ia langsung membuka pintu dan berlari keluar.

Brak!

Fathiya terjatuh bersamaan dengan sosok yang kini terduduk di hadapannya. Tangis Fathiya tak lagi bisa dibendung. Tubuhnya bergetar hebat.

Dia telah melakukan hal bejat! Hal yang tak akan pernah dirinya maafkan!

Sementara itu, sosok di hadapan Fathiya memproses semua kejadian itu dengan cepat. Fathiya menangis keras dengan yang hanya berbaju tidur tipis, sementara sesosok pria asing dengan baju atasan setengah terbuka keluar dari kamar.

Tanpa pikir panjang, Rahmi langsung mendekap Fathiya erat. Jilbab panjangnya menutupi badan Fathiya rapat.

Gergapan Raka berhenti melihat seorang wanita paruh baya yang menatapnya garang. "Fath...?" Lirih Raka berusaha memanggil Fathiya.

"Pergi!" Rahmi mengentak.

"Saya harus bicara deng ..."

"PERGI!" Kali ini Rahmi berteriak lebih keras.

"Ta-tapi ...."

"Pergi! Atau Ibu akan berteriak minta tolong!!" Kali ini Rahmi mengancam lebih keras.

Raka berdecak. Ia menarik dan mengembuskan napas melalui sela-sela giginya. Dia ingin menjelaskan semuanya pada Fathiya. Bahwa ia hanya ingin menguji cinta mereka. Jika memang Fathiya masih menerimanya dan membalas kecupannya, ia akan melamar Fathiya saat itu juga. Dia tidak berpikir bertindak terlalu jauh.

Namun, pada kenyataannya, melihat Fathiya berias seperti tadi, membuat dirinya sempat terseret syahwat dan hendak melakukan yang lebih pada wanita itu. Melaksanakan hal yang sama sekali tak pernah dipikirkan akan terjadi pada mereka.

Bagi Raka, reaksi Fathiya barusan adalah sesuatu yang jujur dari hatinya. Tengkuk Raka meremang. Membayangkan Fathiya terpaksa bercinta dengan Lintang membuatnya marah. Bukankah percuma jika terus berusaha menikahi orang yang tidak kita cintai?

Akan tetapi, saat ini kondisinya tidak memungkinkan. Jangan sampai dia berurusan dengan polisi.

"Kita akan bicara setelah ini, Fath!" Raka pun bergegas menuruni tangga dan menghilang.

Rahmi mengelus-elus kepala Fathiya berusaha menenangkannya. Akan tetapi, keringat dingin membanjir, juga mata yang terlihat tidak fokus meyakinkan Rahmi bahwa Fathiya tidak akan ditenangkan semudah itu.

Pikiran Fathiya berputar tak karuan. Dekapan Rahmi sama sekali tak meringankan semua perasaan yang membaur di tubuhnya. Fathiya mengelap bibirnya berulang berusaha menghapus semua rasa yang tersisa.

END Fathiya x Labuhan Hati Antara Kau dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang