Fathiya - 30 - Dua Hati

16K 1.5K 1K
                                    


Semua terasa lebih membahagiakan bagi Lintang maupun Fathiya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua terasa lebih membahagiakan bagi Lintang maupun Fathiya. Keduanya menikmati akhir minggu mereka tanpa gangguan Tanti yang selalu sibuk arisan setiap Sabtu. Raka pun tampak tak berani muncul bahkan lewat pesan sekalipun. Fathiya juga sudah memblokir nomor Raka agar pria itu tak bisa menghubunginya. Ia berpikir untuk membeli nomor baru saja. Namun, akan merepotkan jika teman-teman lamanya menghubungi. Mungkin dia akan minta pertimbangan Lintang tentang hal ini nanti.

"Serius kamu bilang gitu ke Raka?" Suara Davina di seberang saluran tampak penuh semangat. Fathiya baru saja menceritakan kejadian dengan Raka dan Lintang selama beberapa menit ke belakang.

"Tentu saja. Aku kan istri Kak Lintang," ujar Fathiya.

"Kamu sudah sangat-sangat berkembang, Fath!" Suara Davina melembut. "Dulu, kamu bahkan tidak berani menyebut nama Raka sama sekali. Sekarang, kamu bahkan berani menentang dia!" Wanita itu merasa kalau Fathiya telah berjuang sangat keras.

Masih segar diingatan Davina bagaimana kacaunya Fathiya saat SMA. Bagaimana dia begitu tertekan oleh ibunya.

"Makasih. Semua berkat dukunganmu, Dav! Kalau nggak ada kamu yang maksa-maksa aku buangin semua barang-barang Kak Raka, aku mungkin belum akan nekat nerima lamaran Bang Lintang."

Davina merasa suara Fathiya juga lebih ceria dari biasanya.

"Aku pokoknya akan selalu mendukungmu, Fath! Kak Lintang adalah jodoh terbaik bagimu. Jangan biarkan dia lepas. Oke?"

"Insyaallah."

Tak lama, sambungan telepon pun diputus. Davina memandang layar yang menggelap dengan satu tarikan napas. Matanya menatap pergelangan tangannya. Ada bekas luka menyilang di sana. Panjang dan dalam. Masa lalunya saat masih awal kelas 3 SMA. Fathiya yang menolongnya.

Fathiya yang menariknya dari kegelapan. Sahabat yang menunjukkan kalau masalah yang dihadapinya dulu tak semengerikan itu. Fathiya tidak pernah bercerita tentang kehidupannya. Davina ketika itu tidak tahu apa-apa.

Siapa sangka kalau kehidupan Fathiya jauh lebih berat, Jauh lebih terpenjara dibanding dirinya.

Namun, Fathiya masih bisa tersenyum dan merengkuh tangannya di rumah sakit. Menangisi dirinya yang terluka. Mendoakan banyak hal baik baginya. Sesuatu yang tak pernah orang tuanya lakukan. Fathiya terlalu baik pada orang lain hingga kerap melupakan kebahagiaannya sendiri.

Kali ini giliran dirinya yang harus membantu Fathiya meskipun hanya dari jauh.

Kali ini giliran dirinya yang harus membantu Fathiya meskipun hanya dari jauh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
END Fathiya x Labuhan Hati Antara Kau dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang