Prolog

589 72 17
                                    

Fajar masih jauh dari menyingsing, dan dunia masih terlelap ketika ia membuka matanya. Tatapannya tak lepas dari wajah pria yang memeluknya erat. Sudah berapa lama ia jatuh dalam pesona pria ini setiap pagi? Bahkan dalam tidur, pria ini seolah mengejeknya, tahu betul ia tak berdaya di hadapannya.

Perlahan, jemarinya menelusuri wajah pria di sampingnya. Kelopak mata yang masih tertutup, hidung yang mancung, bibir yang mengeluarkan dengkuran halus, dan garis rahang yang kokoh. Ia menghirup napas dalam-dalam, menyerap aroma tubuh pria yang kini menjadi favoritnya. Jika diizinkan, ia ingin mengecup pria ini berulang kali hingga terbangun.

Namun, itu hanya angan-angan.

Hati-hati, ia menyingkirkan tangan kekar yang memeluknya dan bangkit dari tempat tidur, memungut pakaian yang bertebaran akibat malam yang penuh gairah. Pandangannya menyapu ruangan, menemukan kemeja kecilnya tergeletak di bawah meja. Setelah mengenakan pakaian dalam keheningan, ia kembali ke sisi kasur yang kini berantakan, menatap pria yang masih terlelap.

Inilah bagian yang paling menyakitkan.

Ia menghela napas panjang. Matanya menelusuri setiap detail wajah pria itu, mengukirnya dalam ingatan sebagai cadangan di saat rindu nanti menyerang. Ayahnya pernah berkata bahwa ia akan jatuh cinta pada pria ini pada pandangan pertama. Nyatanya, ia jatuh cinta lebih dalam setiap kali menatapnya.

Tidak, air mata tak boleh jatuh.

Ia segera memalingkan wajah, menahan air mata yang hampir tumpah. Mengapa kini ia begitu emosional? Segala hal yang berhubungan dengan pria ini selalu membuatnya lemah dan tidak berdaya.

Ia melangkah keluar dari kamar, tahu bahwa ia hanya akan menghancurkan rencananya jika menatap pria itu lebih lama lagi.

Dengan langkah tegas, ia menuju pintu keluar. Menolak untuk melihat sekeliling, di mana setiap sudutnya penuh dengan kenangan mereka bersama. Hanya akan membuat pendiriannya goyah.

Pria itu pasti akan marah, kesal, atau mengamuk saat terbangun nanti. Ia tahu itu. Tak perlu dibayangkan berapa banyak bodyguard yang akan dikerahkan pria itu untuk mencarinya. Namun, ini yang terbaik. Walaupun ia akan menyesal, sangat menyesal, tapi asal pria itu selamat, ia tidak keberatan.

Asal pria itu tetap selamat.

TBC...

Kim Seokjin

Kim Seokjin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim Jisoo

Kim Jisoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Heart Sighs in Love [JINSOO Ft. SURENE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang